Advertorial

Deretan Kinerja Unggul Pertamina di Tahun Kedua Pandemi

Kompas.com - 03/01/2022, 17:26 WIB

KOMPAS.com – PT Pertamina (Perseroan) menunjukkan kinerja positif dan unggul di berbagai sektor, meskipun suasana masih dirundung pandemi Covid-19.

Dengan semangat tagline Energizing You, perusahaan pelat merah itu pun senantiasa mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi nasional, serta keberlanjutan masa depan yang lebih sejahtera.

Upaya itu dilakukan melalui kampanye Go Sustainable, Go Green, Go Collaborative, Go Digital, Go Productive and Efficient, serta Go Global. Seluruh gerakan tersebut menjadi pelengkap perjalanan Pertamina selama 64 tahun.

Go Sustainable 

Go Sustainable merupakan komitmen penuh Pertamina untuk menerapkan prinsip environmental, social, and governance (ESG) dalam menjalankan bisnis dan mendukung Sustainable Development Goals (SDGs).

Komitmen keberlanjutan itu ditunjukkan perseroan lewat peningkatan portofolio energi bersih sebesar 17 persen dan pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) dari 27 persen menjadi 30 persen pada 2030.

Pada 2021, Pertamina berhasil menaikkan peringkat ESG secara signifikan menjadi medium risk dengan nilai 28,1. Selain itu, perusahaan ini juga menempati posisi ke-15 dari 251 perusahaan dunia dan secara persentil berada di peringkat ke-7 di antara perusahaan minyak dan gas (migas) global. 

Pada periode tersebut Pertamina pun berhasil menyelesaikan mandat dari pemerintah terkait penyeragaman harga bahan bakar minyak (BBM) melalui program BBM 1 Harga di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) Indonesia. Program ini telah dilakukan perseroan sejak 2017.

Bukan itu saja, Pertamina juga terus menyalurkan energi ramah lingkungan ke wilayah perdesaan melalui Pertashop. Adapun jumlah fasilitas ini mencapai 3.218 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia.

Di sisi lingkungan hidup, Pertamina berkomitmen mewujudkan keberlanjutan kehidupan flora dan fauna langka. Perusahaan melestarikan 87 spesies hewan dan mengonservasi 52 jenis tumbuhan endemik, termasuk bakau, di 28 wilayah operasional.

Tak hanya itu, beberapa standardisasi dunia juga diimplementasikan Pertamina dalam pelaksanaan operasionalnya. Sebut saja, International Organization for Standardization (ISO) 14001:2015 terkait Environmental Management, ISO 45001:2018 terkait sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja, dan ISO 50001:2018 terkait tanggung jawab sosial.

Kemudian, ISO 37001:2016 mengenai manajemen energi, ISO 27001:2013 Anti-Bribery Management System, ISO 27001:2013 Information Security Management Systems, dan ISO 26000:2010 Social Responsibility pun diterapkan Pertamina.

Go Green

Go Green merupakan komitmen Pertamina dalam menjalankan program strategis transisi energi. Program ini bertujuan untuk mewujudkan energi ramah lingkungan berbasis energi baru terbarukan (EBT).

Untuk mencapai target besar tersebut, Pertamina telah melakukan delapan inisiatif EBT. Pertama, meningkatkan kapasitas pembangkit geothermal dari 672 megawatt (MW) pada 2020 menjadi 1.128 MW pada 2026.

Kedua, perusahaan memulai inisiatif pemanfaatan green hydrogen di Indonesia. Untuk diketahui, Pertamina memiliki lapangan panas bumi dengan total potensi 8.600 kilogram hidrogen per hari.

Ketiga, Pertamina berpartisipasi dalam joint venture (JV) Indonesian Battery Company dengan memproduksi baterai berkapasitas 140 gigawatt jam (GWh) pada 2029. Lewat inisiatif ini, perusahaan juga mengembangkan ekosistem baterai electric vehicle (EV), termasuk swapping dan charging business.

Dalam menyukseskan inisiatif tersebut, Pertamina telah melakukan pilot project pembangunan enam stasiun pengisian kendaraan listrik umum di enam wilayah di DKI Jakarta dan Tangerang.

Keempat, meningkatkan kapasitas terpasang pembangkit EBT dari 1,9 MW pada 2021 menjadi 10 GW pada 2026.

Kelima, melakukan gasifikasi 1.000 kilotonnes per annum (KTPA) melalui pembangunan pabrik metanol yang rencana on stream pada 2025, serta pengembangan Dimetil eter (DME) dengan kapasitas 5.200 KTPA.

Keenam, membangun green refinery atau kilang ramah lingkungan yang menghasilkan produk energi hijau berbasis kelapa sawit. Kapasitas produksi Green Diesel D100 ditingkatkan menjadi 3.000 barrel per hari pada 2022 dan 26.000 barrel pada 2024.

Ketujuh, terus mengembangkan bioenergi hingga 2026. Pengembangan ini terdiri dari biomassa atau biogas sebesar 153 MW, bio blending gasoil and gasoline, serta minyak mentah nabati dari alga dan etanol sebanyak 1.000 KTPA dengan target on stream pada 2025.

Kedelapan, menerapkan circular carbon economy di beberapa daerah. Rencana ini diikuti dengan penerapan recycle, reduce, dan reuse.

Recycle dilakukan untuk biomassa dan biogas. Sementara, reduce lewat solar Photovoltaic (PV), EV, dan liquefied natural gas (LNG) bunkering. Kemudian, reuse melalui karbon dioksida (CO2) untuk enhanced oil recovery (EOR) dan metanol yang telah berhasil menurunkan emisi karbon 6 juta ton pada 2020.

Sejak pertengahan 2020, Pertamina juga menjalankan Program Langit Biru (PLB) yang berhasil menurunkan emisi karbon sebanyak 12 juta ton. Sementara, untuk sektor rumah tangga, Pertamina berhasil menyelesaikan 107.000 sambungan gas rumah tangga di 21 kabupaten dan kota pada 2021.

Saat ini, pelanggan gas rumah tangga mencapai 590.000 pelanggan yang tersebar di 67 kabupaten dan kota di 17 provinsi.

Go Collaborative

Go Collaborative merupakan upaya dan komitmen Pertamina untuk terus berinovasi serta berkolaborasi sebagai lokomotif perekonomian dan industri nasional.

Kolaborasi penyediaan energi dilakukan Pertamina dengan berbagai perusahaan migas global, seperti ExxonMobil untuk carbon capture utilization and storage (CCUS). Pertamina juga menjalin kerja sama dengan Masdar dan ACWA Power untuk pengembangan renewable energy power plant di wilayah kerja hulu dan kilang. 

Selanjutnya, Pertamina melakukan sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dalam menyediakan pasokan dan pembangunan infrastruktur LNG di 56 lokasi.

Kemudian, Pertamina bersama PLN dan Pupuk Kujang juga terus meningkatkan penyaluran pasokan gas sebesar 200 billion british thermal unit per day (BBTUD) untuk sektor listrik dan 25 BBTUD untuk sektor pupuk. 

Kolaborasi dengan badan usaha milik daerah (BUMD) turut dilakukan Pertamina untuk meningkatkan pemanfaatan gas bumi dengan potensi 80.000 sambungan untuk DKI Jakarta, serta 31.800 sambungan di Jawa Barat dan Jawa Tengah. 

Sepanjang 2021, Pertamina telah menjalankan 255 kontrak dan proyek dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) mencapai 69,6 persen. Langkah ini merupakan bentuk dukungan pada pertumbuhan industri dalam negeri.

Selama pandemi Covid-19, Pertamina juga berkolaborasi dengan masyarakat dalam menyelenggarakan Pertamina SMEXPO 2021. Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung 250 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) agar go digital dan go global.

Pertamina pun turun tangan menangani pandemi lewat pendirian 7 rumah sakit darurat penanganan Covid-19 (RSCD) dengan kapasitas 1.200 tempat tidur, serta menyalurkan berbagai bantuan dengan total Rp 2,1 triliun.

Go Digital

Go Digital merupakan upaya digitalisasi di aspek bisnis Pertamina untuk meningkatkan kecepatan pengambilan keputusan. 

Pada 2021, Pertamina telah berhasil membangun dan mengoperasikan Pertamina Integrated Command Center (PICC). Pusat integrasi big data Pertamina dari hulu ke hilir ini dioperasikan pada 1 September 2021. Fasilitas ini berperan penting dalam memonitor produksi dan pelayanan kepada masyarakat.

Tak hanya itu, Pertamina pun sukses melakukan digitalisasi mulai dari hulu, pengolahan, hingga hilir. Pembangunan Integrated Optimization Decision Support Center (IODSC) di hulu, misalnya, mampu menurunkan potensi kehilangan produksi di Blok Rokan secara signifikan dengan nilai manfaat lebih dari 200 juta dollar Amerika Serikat (AS). 

Pertamina juga menjadi perusahaan energi pertama di Asia yang menggunakan teknologi Enhanced Full Tensor Gradiometry (eFTG). Dengan teknologi digital ini, perusahaan berhasil melakukan survei migas di Cekungan Bintuni dan Salawati, Papua Barat, dengan luas area 45.000 kilometer (km) persegi. 

Digitalisasi di kilang dilakukan melalui program Predictive Maintenance Online (PMO). Sementara, di hilir, digitalisasi diterapkan di seluruh stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) Pertamina sehingga bisa dimonitor secara real time.

Pertamina juga telah berhasil melakukan digitalisasi dalam pengelolaan perkapalan sehingga bisa dimonitor secara langsung. 

Go Productive and Efficient

Go Productive and Efficient merupakan upaya Pertamina secara konsisten menjalankan tugas yang diberikan pemerintah dalam mewujudkan ketahanan energi nasional. 

Pada 2021, Pertamina mendapat amanah untuk mengelola Blok Rokan. Pengelolaan fasilitas ini dijalankan perseroan dengan meningkatkan produksi dan efisiensi pengeboran di 118 sumur sehingga produksi meningkatkan hingga 162.000 barrel per hari.

Capaian tersebut menyumbang penerimaan negara sebesar Rp 2,7 triliun. Pertamina juga telah berhasil menyelesaikan pembangunan dua kapal tanker raksasa, yakni very large crude carrier (VLCC) Pertamina Pride dan Pertamina Prime dengan kapasitas 2 juta barrel. 

Pertamina juga terus menuntaskan refinery development master plan (RDMP) dan gross reproduction rate (GRR), serta pengembangan petrokimia sebagai salah satu bisnis masa depan Pertamina. 

Go Global

Go Global merupakan upaya Pertamina guna memperluas bisnis ke mancanegara dan mendorong anak usaha untuk meningkatkan daya saing di pasar global. 

Pada 2021, Pertamina menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk Fortune Global 500 dengan urutan ke-287. Selain itu, perusahaan juga telah menyabet 250 penghargaan dalam skala global maupun nasional. 

Di sisi hulu, Pertamina telah melebarkan sayap di 13 negara, mulai dari Aljazair hingga Venezuela. Lapangan migas di mancanegara tersebut berkontribusi 49,9 juta barrel dengan nilai 2,8 miliar dollar AS yang dikirimkan ke Indonesia.

Di hilir, Pertamina berhasil melakukan ekspor produk unggulan avtur dan pelumas. Layanan avtur sendiri telah tersedia di 128 lokasi di 47 negara. Sementara, produk pelumas diekspor ke 14 negara dengan pasar terbesar di Asia, Afrika, dan Australia. 

Terbaru, Pertamina juga telah berhasil melakukan global branding melalui pembangunan Pertamina Mandalika International Street Circuit sebagai dukungan Pertamina untuk Indonesia.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com