Advertorial

Pembiayaandari BRI Dukung Ernawati Jadi Pengusaha Sukses dan Berdayakan Kaum Perempuan

Kompas.com - 04/01/2022, 20:15 WIB

KOMPAS.com – Salah satu pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) asal Kalimantan Tengah (Kalteng), Ernawati, tak menyangka sebelumnya bahwa kredit modal kerja dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI dapat menunjang kesejahteraan hidupnya hingga kini.

Bahkan, berkat kredit modal kerja tersebut, Ernawati ikut memberdayakan sejumlah perempuan di sekitar lingkungannya. Dengan demikian, mereka bisa mandiri serta dapat menambah pemasukan untuk keluarga.

“BRI sangat membantu. Mereka sudah percaya sama saya. Ketika saya butuh bantuan modal, BRI memproses dengan cepat,” tutur Ernawati dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (4/1/2022).

Untuk diketahui, Ernawati adalah entrepreneur wanita berusia 40 tahun. Ia sukses mengembangkan usaha kain dan perlengkapan jahit. Usaha yang diberi nama Cahaya Sablon itu beralamat di Jalan Seth Adjie Nomor 10B, Palangkaraya, Kalteng.

Ia mengatakan, perkenalan dengan BRI dimulai sejak orangtuanya merintis usaha. Saat itu, ia kerap menemani sang ayah untuk mencairkan kredit modal usaha di BRI. Hal ini membuat Ernawati belajar banyak hal terkait pengajuan kredit modal usaha.

Pada 2012, Ernawati mulai mengajukan pembiayaan usaha ke BRI. Ia pun mendapat fasilitas pinjaman senilai Rp 400 juta.

Modal kredit sebesar Rp 125 juta dibelanjakan untuk membuka usaha payet. Sementara, sisanya sebesar Rp 275 juta digunakan untuk membeli kebutuhan kain dan perlengkapan jahit, serta kebutuhan toko lainnya.

Berkat usaha payet tersebut, ia mampu merekrut serta mempekerjakan kaum perempuan di lingkungannya untuk terlibat dalam usaha yang digeluti. Kini, usahanya memberdayakan 6.000 orang ibu rumah tangga di sekitar lingkungannya.

Setiap pekerja diberi upah senilai Rp 150.000 hingga Rp 250.000 per hari. Besaran upah disesuaikan dengan payet yang dihasilkan.

Ernawati pun menjadi sosok motivator bagi kaum perempuan di sekitarnya agar bisa mandiri dan menambah pendapatan rumah tangga mereka.

Seiring perkembangan usahanya, Ernawati kini telah memiliki cabang dengan aset tiga unit toko.

Perluasan usaha tersebut bisa dicapai berkat pembiayaan dari BRI. Dari ketiga toko itu, Ernawati telah melunasi cicilan satu toko. Sementara, cicilan dua toko lainnya masih berjalan di BRI Palangkaraya.

Ia menyampaikan, usahanya kini mencetak omzet hingga Rp 12,5 juta per hari dari setiap toko. Bahkan, dalam keadaan sepi pun, Cahaya Sablon masih mampu menghasilkan omzet Rp 7-8 juta per hari.

Tekun dan adaptif

Lebih lanjut, Ernawati mengatakan bahwa seorang pengusaha harus punya jiwa pantang menyerah.

Terlebih, pada masa sulit di tengah pandemi, usaha yang dijalankannya juga ikut terdampak. Omzet usahanya sempat anjlok hingga 74 persen akibat pandemi.

Meski demikian, ia masih berupaya untuk memperbaiki kondisi usahanya. Bahkan, ia mengupayakan kondisi terbaik bagi para pekerja yang tidak mendapat penghasilan lagi.

Ernawati mengatakan, seorang pengusaha juga harus adaptif terhadap kondisi tersulit. Ia mencontohkan Cahaya Sablon miliknya.

Selama pandemi, Cahaya Sablon beralih berjualan masker dan berbagai jenis herbal untuk menambah penghasilan.

“Alhamdulillah, (masker dibuat) dari bahan-bahan di toko dan dipayet sendiri. Jadi, saya memanfaatkan bahan-bahan brukat payet milik sendiri agar mereka tetap memperoleh pendapatan,” kata Ernawati.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com