Advertorial

Mendagri Dorong Kepala Daerah Prioritaskan Program Pengendalian Covid-19

Kompas.com - 06/01/2022, 17:18 WIB

KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meminta kepala daerah untuk mengutamakan program pengendalian pandemi Covid-19 pada 2022.

Hal tersebut diutarakan Tito saat memberikan arahan kepada Gubernur Lampung Didik Suprayitno serta bupati dan wali kota se-Provinsi Lampung dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Monitoring, Evaluasi Program, dan Kegiatan Strategis Provinsi Lampung di Mahan Agung, Bandar Lampung, Rabu (5/1/2022).

Tito mengatakan, pengendalian pandemi Covid-19 menjadi fokus utama pemerintah pada 2022 karena merupakan kunci untuk bisa mencapai target pendapatan.

“(Di samping itu, daerah diharapkan) membuat dan mengeksekusi program sesuai dengan rencana belanja," ujar Tito dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (6/1/2021).

Tito menjelaskan bahwa bila pandemi Covid-19 tidak terkendali, pemerintah daerah (pemda) akan sulit mencapai target pendapatan dan target belanja.

Menurutnya, baik pemerintah pusat maupun pemda memiliki tujuan yang sama, yakni mengupayakan pendapatan lebih besar daripada belanja.

“Pendapatan yang lebih banyak dari belanja, meski (jumlahnya) di bawah sedikit, itu namanya surplus. Jangan sampai target pendapatan tidak sampai (target) karena belanjanya tinggi. Itu namanya defisit. Jangan sampai hal ini menyebabkan program pemerintah tidak bisa dieksekusi,” tuturnya.

Pada kesempatan tersebut, Tito turut mengapresiasi Gubernur Lampung atas penanganan pandemi di Lampung.


Pasalnya, semua indikator penanganan pandemi, seperti kasus positif (positive rate) dan tingkat keterisian rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR), di Provinsi Lampung relatif bagus. Selain itu, tingkat vaksinasi di Provinsi Lampung sudah mencapai lebih dari 70 persen.

Tito mengingatkan, meski pandemi Covid-19 relatif terkendali, pemda tidak boleh lengah. Menurutnya, masa krusial untuk mengamati angka perkembangan pandemi Covid-19 adalah setelah Natal dan Tahun Baru (Nataru).

“Kita harus terus memantau sampai dua minggu ke depan. Mudah-mudahan tidak terjadi lonjakan (kasus Covid-19) yang signifikan secara nasional, termasuk Lampung juga tetap bisa landai," ujar tito

Dua minggu setelah puncak libur Nataru, lanjut Tito, merupakan tes penting untuk melihat keberhasilan program vaksinasi.

Menurutnya, dengan capaian persentase vaksin nasional yang tinggi, kekebalan tubuh yang sudah terbentuk di masyarakat dapat menjadi modal menghadapi pandemi Covid-19, termasuk varian Omicron.

Tito juga meminta kepala daerah supaya tetap mengampanyekan protokol kesehatan (prokes) kepada masyarakat, terutama memakai masker. Pasalnya, apa pun varian virus corona, penyebarannya tetap melalui organ pernafasan.

"Selanjutnya, mempercepat vaksinasi bagi (masyarakat) yang belum (mendapatkan vaksin), terutama kalangan lanjut usia (lansia). Pemda bisa menyisir dan melakukan door to door supaya orang tua yang paling rentan (bisa) mendapatkan vaksinasi. Dengan demikian, tingkat kematian bisa diturunkan," imbuh Mendagri.

Selain itu, Tito juga mengimbau agar kepala daerah mempersiapkan skenario terburuk ketika terjadi lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Omicron.

Pemda bisa melakukan berbagai upaya mitigasi peningkatan kasus Covid-19 di rumah sakit. Misalnya, mempersiapkan sarana prasarana fasilitas kesehatan, pengobatan, oksigen, serta tenaga kesehatan.


Hal tersebut dilakukan agar upaya perawatan bisa berjalan maksimal bila terjadi lonjakan kasus. Terlebih, saat ini karakteristik varian Omicron belum bisa dipahami sepenuhnya.

Tito berharap, pelaksanaan vaksinasi yang telah dilakukan secara nasional juga mampu menangkal varian Omicron.

“Kalau pandemi terkendali dengan baik, pemda bisa menjalankan berbagai program strategis yang dibutuhkan di Provinsi Lampung, terutama program pemulihan ekonomi,” tutur Tito.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com