Advertorial

Konsisten Terapkan ESG, BRI Catatkan Pertumbuhan Berkelanjutan

Kompas.com - 07/01/2022, 21:08 WIB

KOMPAS.com – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI senantiasa menerapkan prinsip environmental, social, dan governance (ESG) untuk meneruskan pertumbuhan bisnis berkelanjutan atau sustainable finance.

Pasalnya, saat ini, keberlanjutan bisnis berdasarkan ESG menjadi salah satu perhatian utama investor untuk berinvestasi di korporasi besar, termasuk di BRI.

Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan, ESG menjadi wujud komitmen perseroan dalam strategi transformasi BRI yang tengah dilakukan. Komitmen ini sesuai dengan cetak biru atau blueprint BRIVolution 2 yang menjadi landasan pengimplementasian ESG.

Selain itu, pihaknya juga melakukan penyesuaian organisasi untuk menunjukkan komitmen dan concern terhadap ESG.

“Untuk itu, BRI akan membentuk unit kerja khusus yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan ESG. Ini merupakan bagian dari proses transformasi yang kami lakukan,” kata Sunarso dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (7/1/2022).

Sunarso menambahkan bahwa komitmen penerapan ESG dalam operasional bisnis tecermin pada komposisi aset yang dimiliki BRI.

Hingga kuartal III 2021, BRI memiliki aset dengan penerapan prinsip ESG sebanyak 64,6 persen atau setara Rp 588,6 triliun.

Selain itu, kata Sunarso, transformasi tersebut juga terus diupayakan sampai ke anak perusahaan BRI. Transformasi ini bertujuan untuk meningkatkan fungsi dalam rangka value creation terhadap BRI Group.

Sejauh ini, BRI telah melakukan transformasi pada sembilan anak perusahaan. Transformasi ini dilakukan guna mendorong pemetaan risiko atau spreading risk yang lebih optimal.

“Dengan begitu, BRI bisa tetap meneruskan pertumbuhan bisnis berkelanjutan untuk mencapai visi ‘The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia & Champion of Financial Inclusion’ pada 2025,” tuturnya.

Menurut Sunarso, transformasi yang dijalankan BRI sejak 2016 telah berimplikasi positif bagi perseroan dan seluruh stakeholder.

Dari segi profitabilitas, misalnya, BRI mencatatkan pertumbuhan laba bersih 45 persen secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 20,4 triliun per kuartal III 2021.

Tidak hanya itu, transformasi tersebut juga sukses memitigasi risiko selama pandemi Covid-19, yakni melalui digitalisasi penyaluran kredit yang fokus di segmen mikro.

BRI juga melakukan digitalisasi sistem loan approval system (LAS) melalui sistem BRIspot. Perubahan itu berhasil mengurangi kontak langsung antara insan BRILian—sebutan pekerja BRI—dengan nasabah. Dengan demikian, proses approval dapat berjalan secara efektif, cepat, dan aman.

“Bayangkan kalau selama pandemi Covid-19, BRI tidak sempat melakukan transformasi bisnis, terutama di segmen mikro. Mungkin kami tidak akan mengalami pertumbuhan pesat seperti sekarang. Oleh karena itu, kami patut bersyukur telah mendigitalkan proses kredit pada segmen mikro,” ujar Sunarso.

Ia menambahkan, pandemi Covid-19 membuat seluruh pertumbuhan kredit di industri perbankan melemah. Meski demikian, kredit BRI pada segmen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mampu mencatatkan pertumbuhan sebesar 12,5 persen.

“Hal itu dapat terealisasi berkat kegigihan para insan BRILian, digitalisasi proses bisnis, serta penerapan prinsip good corporate governance (GCG) dalam setiap operasional bisnis BRI,” tuturnya.

 

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com