Advertorial

Perkuat Bisnis dan Ekosistem, Bank BJB Jalin Kerja Sama dengan Bank Bengkulu

Kompas.com - 13/01/2022, 12:16 WIB

KOMPAS.com – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk atau Bank BJB menjalin kerja sama dengan Bank Bengkulu untuk memperkuat bisnis dan ekosistem antar-perbankan.

Kerja sama tersebut diresmikan melalui penandatanganan nota kesepahaman oleh Direktur Utama (Dirut) Bank BJB Yuddy Renaldi, Pelaksana Tugas (Plt) Dirut Bank Bengkulu Ikhwanul Okti, dan Komisaris Utama Independen Bank Bengkulu Ridwan Nurazi, yang dilakukan pada Selasa (11/1/2022).

Sinergi kedua belah pihak mencakup penggunaan infrastruktur bersama, khususnya teknologi informasi, pengembangan sumber daya manusia (SDM), likuiditas, pembiayaan, dan permodalan.

Sinergi Bank BJB dan Bank Bengkulu juga merupakan salah satu upaya dalam menanggapi perubahan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Untuk diketahui, OJK mengubah pengelompokan perusahaan perbankan dari Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) menjadi Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI).

Pengelompokan itu berlaku untuk seluruh bank umum, Kantor Cabang Bank Luar Negeri (KCBLN), serta bank umum syariah, termasuk Bank Bengkulu. Atas dasar perubahan ini, Bank Bengkulu berada pada kelompok KBMI 1 dengan modal inti sebesar Rp 1 triliun per September 2021.

Perubahan kategorisasi tersebut diatur dalam Peraturan OJK (POJK) Nomor 12 /POJK.03/2021 atau POJK 12 tentang Bank Umum yang disahkan pada 30 Juli 2021 dan dirilis pada Agustus 2021.

Meski berubah, OJK menjamin bahwa kategorisasi yang baru tidak akan membebani perbankan dalam menjalankan usahanya. Bahkan, kategorisasi ini membuka peluang bagi perbankan untuk saling berbagi infrastruktur.

“Kehadiran POJK 12 mempermudah perbankan dalam mengembangkan bisnis, baik melalui transformasi dan akselerasi digitalisasi maupun sinergi perbankan yang dapat meningkatkan efisiensi bagi operasional perbankan,” kata Yuddy dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (13/1/2022).

Riwayat kinerja Bank BJB dan Bank Bengkulu

Keputusan sinergi Bank BJB dan Bank Bengkulu dilakukan karena kedua pihak memiliki riwayat kinerja yang baik.

Seperti diketahui, Bank BJB memiliki total aset hampir Rp 160 triliun, laba bersih Rp 1,4 triliun, dan tingkat non-performing loan (NPL) 1,3 persen pada September 2021.

Sementara, Bank Bengkulu memiliki total aset Rp 8,6 triliun, laba bersih Rp 73 miliar, dan NPL 0,88 persen. Dengan begitu, sinergi Bank BJB dan Bank Bengkulu akan memberikan manfaat yang positif.

Yuddy juga menyatakan bahwa Bank BJB sangat terbuka untuk berkolaborasi. Artinya, kolaborasi ke depan tidak terbatas hanya dengan Bank Bengkulu.

“(Kami) tidak menutup kemungkinan akan bersinergi dengan bank pembangunan daerah (BPD) lain dalam waktu dekat. Tentunya, sinergi yang dilakukan harus memberikan manfaat yang positif bagi kedua belah pihak. Jadi, dalam kerangka pengembangan bisnis bersama,” tuturnya.

Sebagai informasi, Bank BJB merupakan BPD terbesar di Indonesia dengan infrastruktur yang mumpuni. Fasilitas ini dapat dimanfaatkan oleh BPD lainnya secara bersamaan.

Contohnya, untuk infrastruktur teknologi informasi (TI), saat ini, Bank BJB sudah memiliki berbagai produk digital, seperti DIGI dan DigiCash Bank BJB, Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), BJB e-Tax, social fund transfer untuk penyaluran dana bantuan, cash management system, dan loan onboarding untuk pengajuan kredit melalui aplikasi.

Bank BJB juga meluncurkan BJB University yang merupakan corporate university. Kehadiran universitas ini bertujuan untuk pengembangan SDM secara bersama, baik di internal Bank BJB maupun BPD lain.

BPD yang bersinergi dengan Bank BJB dapat memanfaatkan berbagai infrastruktur tersebut secara bersama-sama untuk efisiensi operasional.

Dengan bekerja sama, sisi kemampuan pembiayaan Bank BJB pun akan meningkat mengingat modal yang diperlukan akan jauh lebih besar.

Bank BJB juga meyakini bahwa pihaknya mampu menyerap kebutuhan kredit dengan nilai yang lebih besar melalui sinergi tersebut.

Misalnya, untuk pembangunan infrastruktur daerah ataupun proyek strategis yang ada di wilayah Bengkulu.

Guna membiayai keperluan tersebut, Bank Bengkulu dan Bank BJB dapat melakukannya secara bersama sehingga pembangunan tidak perlu pembiayaan dari perbankan lain. Hal ini sejalan dengan penguatan peran BPD sebagai agen pembangunan daerah.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com