Advertorial

Pertamina Sepakati 4 Peluang Kemitraan Strategis untuk Keberlanjutan Energi dan Dekarbonisasi

Kompas.com - 18/01/2022, 19:28 WIB

KOMPAS.com - Pertamina bergerak cepat merealisasikan langkah-langkah strategis dalam rangka program keberlanjutan energi dan dekarbonisasi dengan menyepakati empat nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU), Selasa (18/1/2022).

Hal itu sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo dalam persiapan Presidensi G20 pada 2022, dan sebagai bagian dari The Business 20 (B20), Taks Force Energy, Sustainability and Climate yang dipimpin oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati.

Lewat MoU tersebut, Pertamina akan melakukan kajian dan penjajakan kerja sama dengan para mitra terkemuka, baik berskala nasional maupun internasional.

Adapun kerja sama tersebut bertujuan untuk mengembangkan upaya menuju net-zero emissions, mulai dari aspek teknologi, energi ramah lingkungan, offset emisi, hingga potensi kolaborasi lainnya.

Pada nota kesepahaman pertama, Pertamina dan PT Jababeka Tbk sepakat untuk melakukan kerja sama dalam identifikasi dan evaluasi pengembangan Green Industrial Estate.

Kerja sama tersebut mencakup pasokan gas, penyediaan pasokan listrik dari energi baru dan terbarukan, riset, serta inovasi.

Selanjutnya, Pertamina juga menjalin kerja sama dengan Inpex Corporation (Inpex) dan berencana menjajaki peluang pengembangan pasokan clean-liquefied natural gas (LNG) dan Clean-Gas dari Terminal LNG Bontang, Kalimantan Timur.

Kerja sama tersebut dimaksudkan agar kedua belah pihak dapat mengembangkan usaha untuk memproduksi LNG yang bersih secara fisik dan bebas karbon di Terminal Bontang, termasuk offset, melalui kredit karbon oleh LNG yang bersih secara fisik serta diproduksi di Indonesia.

Pertamina juga berkolaborasi dengan Chiyoda Corporation (Chiyoda) untuk melakukan kerja sama studi aplikasi teknologi carbon capture, utilization and storage (CCUS), dan produksi hidrogen.

Adapun kerja sama tersebut dilakukan untuk mencapai target net-zero emissions melalui pengembangan energi baru dan terbarukan sekaligus mempromosikan climate goals.

Tidak hanya itu, melalui Subholding Pertamina New and Renewable Energy (PNRE) dan Subholding Commercial and Trading (C&T), Pertamina juga bekerja sama dengan PT Grab Teknologi Indonesia serta PT Sepeda Untuk Indonesia.

Pihak-pihak tersebut akan melakukan penjajakan kerja sama dalam hal pengembangan ekosistem electronic vehicle (EV), khususnya terkait bisnis baterai dan sistem penukaran baterai (battery swap), termasuk peningkatan desain kendaraan EV.

Nicke mengatakan, nota kesepahaman tersebut merupakan bentuk realisasi untuk rekomendasi kebijakan pemerintah dan menunjukkan bagaimana G20 bisa mendorong realisasi dari apa yang telah dicanangkan.

"Oleh karena itu, ada empat kerja sama yang kami tanda tangani. Ini semua untuk mendukung program pemerintah dalam mencapai net-zero emissions pada 2060. Sementara, (tujuan) medium term-nya adalah menurunkan emisi karbon hingga 29-41 persen pada 2030," ujar Nicke dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa.

Terkait B20, tambah Nicke, ada tiga tema yang diangkat, yaitu innovation, inclusivity, dan collaboration.

Menurutnya, tiga hal tersebut harus diwujudkan untuk merealisasikan target net-zero emission yang dicanangkan oleh pemerintah. Adapun penandatanganan kerja sama akan membuka kesempatan untuk mewujudkan target tersebut.

Mewujudkan hal itu, terang Nicke, sejalan dengan delapan langkah strategis transisi energi yang selama ini menjadi komitmen Pertamina. 

Pertama, peningkatan kapasitas pembangkit geothermal, lalu pemanfaatan green hydrogen. pengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik (EV), dan meningkatkan kapasitas terpasang pembangkit energi baru terbarukan (EBT).

Selanjutnya, gasification melalui pembangunan pabrik metanol serta pengembangan dimethyl ether (DME), membangun green refinery atau kilang ramah lingkungan, pengembangan bioenergi, dan penerapan circular carbon economy pada beberapa lapangan eksisting.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati saat menandatangani nota kesepahaman. Dok. Pertamina Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati saat menandatangani nota kesepahaman.

"Ini adalah bagian dari komitmen Pertamina untuk menjadi perusahaan energi nasional berkelas dunia yang berkontribusi langsung mendukung upaya pemerintah dalam pengurangan emisi karbon dan peningkatan pemanfaatan potensi energi terbarukan," lanjut Nicke.

Dalam paparannya, Nicke menyebut bahwa Pertamina konsisten menjalankan transisi energi dan bertransformasi menjadi perusahaan yang ramah terhadap lingkungan, bertanggung jawab sosial dan mengedepankan good governance.

Sebagai informasi, acara penandatanganan kerja sama tersebut dihadiri oleh Deputy Chair Task Force Energy, Sustainability, and Climate B20 Agung Wicaksono, Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha PT Pertamina Iman Rachman, dan Direktur Utama PT Jababeka Tbk Budianto Liman.

Hadir pula Director Senior Managing Executive Officer of Global Energy Marketing Division Inpex Shigeharu Yajima, Senior Vice President (SVP) - Division Director - Business Development Division Chiyoda Corporation Mr Hideo Matsui, Direktur Utama PT Grab Teknologi Indonesia Ridzki D Kramadibrata, dan Direktur PT Sepeda Untuk Indonesia Ika Sari Dewi.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com