Advertorial

Wujudkan Kemandirian Energi Indonesia, Pertamina Mulai Proyek Hilirisasi Batu Bara Menjadi DME

Kompas.com - 25/01/2022, 13:42 WIB

KOMPAS.com – PT Pertamina (Persero) memulai pelaksanaan proyek hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, Senin (24/1/2022). Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menjelaskan, Pertamina mendukung penuh upaya pemerintah dalam meningkatkan penggunaan sumber energi dalam negeri sekaligus pengembangan energi baru guna mewujudkan kemandirian energi nasional.

"Setelah sukses menjalankan program Biodiesel B30 yang menggunakan sumber energi kelapa sawit, Pertamina akan menyerap DME dari batu bara dalam negeri. Batu bara ini dihasilkan oleh fasilitas pengolahan DME di Tanjung Enim,” ujar Nicke dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (25/1/2022).

Menurut Nicke, proyek hilirisasi tersebut dapat mengurangi impor liquefied petroleum gas (LPG) hingga Rp 7 triliun per tahun.

Menurut Jokowi, proyek hilirisasi batu bara menjadi DME dapat meningkatkan kemandirian energi Indonesia melalui penggunaan sumber daya alam dalam negeri. Dok. Pertamina Menurut Jokowi, proyek hilirisasi batu bara menjadi DME dapat meningkatkan kemandirian energi Indonesia melalui penggunaan sumber daya alam dalam negeri.

Pada groundbreaking proyek hilirisasi batu bara, Presiden Jokowi mengatakan bahwa proyek ini dijalankan guna meningkatkan kemandirian energi Indonesia melalui penggunaan sumber daya alam dalam negeri. Dengan demikian, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor LPG.

Kini, Indonesia mengimpor 80 persen dari total konsumsi LPG nasional atau sekitar 6,4 juta ton dari 7,95 juta ton LPG. 

Adapun dalam Grand Energi Strategi Nasional tahun 2015-2050, DME diproyeksikan menjadi salah satu energi baru pengganti LPG.

Sebagai proyek strategis nasional (PSN), hilirisasi batu bara akan memanfaatkan batu bara kalori rendah yang selama ini belum terkomersialisasi secara optimal. Sumber daya alam ini nantinya diolah menjadi produk akhir bernilai tinggi. 

Nicke menjelaskan, guna mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari proses coal gasification pada proyek tersebut, Pertamina akan menerapkan teknologi carbon capture, utilization, and storage (CCUS).

Dengan teknologi itu, karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan akan diinjeksikan kembali ke dalam reservoir sumur-sumur minyak dan gas (migas) yang dikelola Pertamina Group di wilayah Sumatera Selatan.

DME diproyeksikan menjadi salah satu energi baru pengganti LPG. Dok. LPG DME diproyeksikan menjadi salah satu energi baru pengganti LPG.

Untuk diketahui, proyek tersebut merupakan kerja sama strategis antara PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Pertamina (Persero), dan Air Product Chemicals, Inc (APCI).

Adapun DME dari Tanjung Enim akan didistribusikan kepada 6,3 juta kepala keluarga (KK) di enam wilayah, yaitu Riau, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Lampung.

Dalam menjalankan penugasan tersebut, Pertamina akan mengoptimalkan penggunaan infrastruktur LPG eksisting. Dengan begitu, harga jual DME dapat dijangkau masyarakat.

“Selain mengurangi impor LPG, proyek DME Tanjung Enim juga diharapkan dapat membuka lapangan kerja bagi 12.000 tenaga kerja dan membangun ekonomi di wilayah Sumatera Selatan,” tambah Nicke.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com