Advertorial

Techbros: Teknologi TechbrosFI dan Elang AI Bisa Atasi Kesenjangan Akses Internet dan Berdayakan Ekonomi Masyarakat Rural di Indonesia

Kompas.com - 05/02/2022, 09:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com –Jumlah pengguna internet di Indonesia terus mengalami peningkatan secara tahunan. Melansir data yang ditampilkan di laman Statista.com, Sabtu (29/1/2022), rerata peningkatannya mencapai 10 juta orang per tahun. Per Maret 2021, pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 212,35 juta orang.

Meski demikian, penetrasi internet tidak merata di seluruh wilayah Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2019 mengungkap bahwa hanya 10 dari 34 provinsi yang memiliki proporsi pengguna internet lebih tinggi ketimbang rerata nasional. Padahal, akses internet merupakan infrastruktur penting untuk mendorong digitalisasi dan pertumbuhan ekonomi digital.

Seperti diketahui, Indonesia dinilai memiliki potensi ekonomi digital yang cukup besar. Total nilai penjualan atau gross merchandise value (GMV) Indonesia pada 2021 mencapai 70 miliar dollar Amerika Serikat (AS). Pada 2025, GMV diproyeksikan meningkat menjadi 146 miliar dollar AS.

Masalah disparitas akses internet disebabkan oleh kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari belasan ribu pulau. Hal ini pun menjadi tantangan bagi pemerintah dan sektor swasta dalam mendorong ekonomi digital. Terlebih, pandemi Covid-19 mengakselerasi penetrasi internet di berbagai sektor.

Bila disparitas akses internet tak segera diatasi, kesenjangan ekonomi antardaerah bisa makin melebar. Padahal, akses internet dan ekonomi digital merupakan salah satu pendorong pemerataan kesejahteraan di Tanah Air.

Chief Executive Officer (CEO) Techbros Yudhi Rahadian mengatakan, sama seperti di kota, masyarakat di daerah rural juga memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk menikmati akses internet.

Karena itulah, Yudhi melalui startup Techbros yang didirikan pada 2017 mengembangkan private network TechbrosFI guna memeratakan akses internet. Inovasi ini disokong teknologi Magma Core dan Open Radio Access Network (Open RAN) dengan mengusung prinsip open source.

“Dengan private network, kini siapa pun bisa memiliki jaringan internet sendiri. Termasuk masyarakat di daerah yang belum terjangkau infrastruktur telekomunikasi, seperti fiber optic ataupun base transceiver station (BTS),” ujar Yudhi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (25/1/2022).

Internet untuk berdayakan ekonomi masyarakat rural

Yudhi menilai, keberadaan teknologi internet tak serta-merta hanya memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi, menggunakan media sosial (medsos), dan memanfaatkan platform e-commerce.

Lebih dari itu, internet hadir untuk mendorong masyarakat semakin berdaya dengan mengoptimalkan potensi yang ada. Dengan begitu, internet dapat berdampak positif, baik secara sosial maupun ekonomi.

Yudhi menjelaskan, Techbros bekerja sama dengan solution integrator dalam mengimplementasikan private network berbasis 4G dan 5G menggunakan teknologi Open RAN.

Teknologi Open RAN sendiri berbasis teknologi open source (terbuka) yang merupakan kolaborasi di bawah naungan komunitas Telecom Infra Project (TIP). Saat ini, Open RAN berada di Telkom University yang dinamakan sebagai TIP Community Lab.

 “Dengan TechbrosFI, kami tak sekadar menawarkan teknologi, tetapi juga solusi dalam satu bundling sekaligus, mulai dari Open Mobile Core, Open RAN, hingga Elang AI,” paparnya.

Adapun teknologi private network milik Techbros sudah diimplementasikan untuk memberdayakan perekonomian masyarakat di daerah rural.

Salah satunya adalah pengembangan potensi ekonomi Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, menggunakan teknologi private network dan Elang AI.

Techbros dan IYKRA bekerja sama dengan TIP dan Telkom University yang disponsori oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Kemaritiman) untuk mengoptimalkan potensi sumber daya di kawasan tersebut, yakni di sektor pertanian, Techbros mengusung misi internet of farming.

Di kawasan tersebut, Kementerian Kemaritiman mengembangkan ekosistem smart agriculture dan smart farming menggunakan Elang AI dari Techbros. Sayangnya, jaringan internet di Kecamatan Pollung tak memadai.

Karena itu, Techbros membawa solusi teknologi private network ke kecamatan tersebut. Teknologi ini berfungsi untuk menyokong jaringan internet.

“Teknologi seperti AI (Artificial Intteligence), big data, ataupun data science tidak akan bisa berfungsi optimal bila suatu kawasan tak didukung internet memadai. Oleh karena itu, kami ‘kawinkan’ antara TechbrosFI, private network, dan Elang AI dalam pilot project di Kecamatan Pollung,” terang Yudhi.

Melalui proyek percontohan tersebut, Yudhi berharap, TechbrosFI dan Elang AI dapat membantu petani Humbang Hasundutan dalam menentukan masa tanam dan panen, jenis tanaman potensial, serta jumlah pupuk yang digunakan.

Selain di Sumut, Techbros juga menjangkau kawasan rural lainnya di timur Indonesia, yaitu di Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Yudhi menilai, Pulau Alor merupakan kawasan dengan potensi wisata bahari yang belum terjangkau oleh infrastruktur digital. Guna memaksimalkan potensi ekonomi masyarakat setempat, Techbros menggandeng Pemerintah Daerah (Pemda) Alor dan komunitas lokal.

“Untuk Alor, kami tengah membangun awareness (kepada masyarakat setempat). Dengan membangun jaringan internet yang kuat melalui private network, para digital nomad bisa bekerja secara hybrid dari sana. Keberadaan mereka secara otomatis ikut menggeliatkan perekonomian masyarakat Alor,” terang Yudhi.

Tidak hanya di Alor, imbuh Yudhi, private network juga diimplementasikan di daerah rural yang masih belum terjangkau akses internet. Techbros berencana menyebar jaringan private network di ribuan titik di desa-desa untuk mendukung internet desa.

Dengan teknologi Magma Core dan Open RAN, setiap desa di wilayah rural dapat memiliki private network secara mandiri. Private network juga dapat digunakan industri manufaktur ataupun institusi yang berlokasi di remote area dengan layanan internet terbatas. 

Yudhi berharap, dengan keberadaan internet, masyarakat Indonesia semakin berdaya sehingga perekonomian dan kondisi sosial makin berkembang.

“Itu harapan kami membawa internet ke desa,” tuturnya.

Lebih efisien

Yudhi mengatakan, pengimplementasian private network lebih efisien ketimbang jaringan lain karena tidak memerlukan biaya investasi tinggi untuk membangun tower BTS. Dari segi komponen dan perangkat pendukung, jaringan private network juga lebih terjangkau dengan prinsip open source.

Teknologi Open RAN yang diusung pun mengadopsi konsep open interface. Masyarakat dapat menggunakan kombinasi perangkat radio, seperti radio unit dan base band, tanpa terikat pada salah satu merek yang spesifik.

Open RAN juga menawarkan teknologi terbuka yang sudah terstandardisasi serta struktur biaya yang lebih bersaing. Hal ini memberi kesempatan bagi para operator untuk mengembangkan jaringan secara lebih luas.

“Dengan begitu, pengguna private network memiliki lebih banyak opsi dalam memilih vendor yang dapat memberikan business case terbaik. (Bagi operator) bisa mengefisienkan biaya capital expenditure (capex) dan operational expenditure (opex),” jelas Yudhi.

Dari sisi keamanan pun, private network lebih terjamin ketimbang jaringan wireless fidelity (Wi-Fi) dengan berbagai tahapan security berlapis.

Sebagai informasi, Techbros bekerja sama dengan Telkom University (Tel-U) dan Telecom Infra Project (TIP) dalam pengembangan TechbrosFI.

Adapun TIP adalah organisasi internasional dengan anggota utama perusahaan teknologi besar, seperti Facebook, Intel, Rakuten, Vodafone, serta Hawlett Packard Enterprise, termasuk Techbros. Komunitas perusahaan global ini bekerja sama mempercepat pengembangan solusi teknologi open source.

Sementara, Tel-U merupakan laboratorium Open RAN pertama di Indonesia yang mendukung Techbros dalam mengembangkan setiap use case.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com