Advertorial

Sukseskan G20 Bali, Task Force ESC B20 Gelar Diskusi Konsultatif

Kompas.com - 06/02/2022, 18:11 WIB

KOMPAS.com - Dalam rangka memperkuat peran Indonesia dalam Presidensi Group of Twenty (G20), The Business 20 (B20) membentuk Task Force Energy, Sustainability, and Climate (ESC).

Gugus tugas bidang energi ini bergerak cepat untuk mewujudkan program yang dapat berkontribusi bagi kesuksesan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 November 2022 mendatang.

Langkah tersebut diwujudkan dalam berbagai kegiatan, salah satunya diskusi Stakeholder Consultation Task Force Energy, Sustainability, and Climate Business Entities, Associations, and Think-Tank, Selasa (18/1/2022).

Diskusi konsultatif itu diselenggarakan dalam bentuk focus group discussion (FGD) yang diikuti oleh 24 entitas bisnis dan asosiasi yang bertujuan untuk menggali informasi dan menyerap aspirasi pemangku kepentingan di sektor energi.

Sebelumnya, kegiatan serupa juga telah diselenggarakan pada 28 Desember 2021 lalu dengan peserta dari pemerintahan.

Terdapat tiga topik yang diangkat pada kegiatan kali ini, yakni Accelerate The Transition to Sustainable Energy Use (Percepatan Transisi untuk Energi Berkelanjutan), Ensure a Just and Orderly Transition (Memastikan Transisi yang Tepat dan Berkeadilan), dan Addressing Energy Poverty (Penanganan Keterjangkauan Energi).

Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, B20 terbentuk untuk mendukung seluruh kebijakan yang akan dihasilkan dari G20. Peran B20 menjadi penting karena membahas tentang isu energi yang terjadi saat ini dan menjadi salah satu fokus dari G20.

Hal tersebut, kata dia, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai tiga hal yang akan menjadi fokus G20 dan B20.

"Pertama, penanganan kesehatan yang inklusif. Kedua, transformasi berbasis digital. Ketiga, transisi menuju energi berkelanjutan. Task Force ini menjadi salah satu strategi untuk bersama-sama menghasilkan policy recommendation," ujar Nicke dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Minggu (6/2/2022).

Nicke yang juga menjabat sebagai Chair B20 Task Force ESC menuturkan, isu kritis dalam peningkatan energi baru terbarukan (EBT) erat kaitannya dengan teknologi untuk mengelola sumber daya energi di Indonesia yang melimpah.

"(Adanya teknologi) diperlukan untuk memproses sumber daya energi menjadi energi ramah lingkungan," tuturnya.

Selain itu, Nicke melanjutkan, isu kritis turut menyangkut pendanaan yang saat ini sudah tersedia dalam bentuk green funding untuk pengembangan EBT.

Untuk itu, kata dia, fokus saat ini adalah membuat program yang bisa menyeimbangkan hal-hal tersebut, agar target pemerintah untuk net-zero emissions pada 2060 bisa tercapai. 

"Ini tugas kita bersama untuk merumuskannya. Karena selain inovasi, kolaborasi dengan negara-negara maju yang mereka sendiri mengalokasikan sebagian dana untuk pengembangan renewable energy dan mendorong transisi energi di negara berkembang, ini pun harus kita bahas," jelas Nicke.

Sementara itu, Deputy Chair Task Force ESC Agung Wicaksono berharap kegiatan stakeholder consultation itu dapat memperkaya input policy recommendation dari pelaku usaha atau lembaga sektor energi serta industri.

"Diharapkan isu-isu prioritas yang dibawa oleh Task Force Force Energy, Sustainability, and Climate B20 telah mewakili aspirasi dari pelaku usaha atau lembaga sektor energi dan industri di Indonesia,” tutur Agung.

Ia juga mengatakan, hasil diskusi tersebut dapat memberikan rekomendasi yang konkret, representatif, dapat ditindaklanjuti, serta bisa langsung diadopsi oleh pelaku usaha di negara-negara anggota G20.

Sebagai informasi, dari kegiatan itu didapatkan pula sejumlah masukan yang akan menjadi poin penting dalam memastikan energi transisi yang berkelanjutan bagi pelaku usaha.

Masukan-masukan tersebut, antara lain kesiapan infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM), dukungan pendanaan, konsistensi kebijakan, hingga regulasi untuk menyediakan energi yang dapat diakses secara luas dengan harga yang kompetitif.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com