Advertorial

Menko Perekonomian: Program Kartu Prakerja Berhasil Beri Dampak Positif kepada Angkatan Kerja Indonesia

Kompas.com - 10/02/2022, 16:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Program Kartu Prakerja berhasil memberikan dampak positif bagi masyarakat. Sejak 2020, program ini menjadi salah satu katalisator dalam menekan angka pengangguran di Tanah Air.

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di Indonesia pada 2020 mencapai 9,77 juta orang atau sekitar 7,07 persen dari total angkatan kerja yang mencapai 131,06 juta orang.

Pada 2021, tingkat pengangguran terbuka (TPK) menjadi 6,49 persen dari total angkatan kerja sebesar 140,15 juta orang. Angka itu setara dengan 9,10 juta orang.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengatakan, keberhasilan program Kartu Prakerja ditunjukkan dalam hasil penelitian Presisi Indonesia bersama Pemerintah Jepang, United Nations Development Programme (UNDP), serta Melinda and Bill Gates Foundation.

Berdasarkan penelitian itu, kompetensi kewirausahaan, industri keuangan, ketahanan finansial, dan pengelolaan pangan mengalami perbaikan.

Airlangga menceritakan, Kartu Prakerja merupakan salah satu program kerja yang dijanjikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat mencalonkan dirinya kembali di Pemilihan Umum 2019. Program tersebut kemudian dijalankan oleh Kementerian Perekonomian.

Semula, program tersebut dirancang untuk meningkatkan keterampilan angkatan kerja melalui pelatihan, sesuai keinginan Presiden. Program tersebut juga menjadi persiapan Indonesia menghadapi industri 4.0.

“Akan tetapi, akibat pandemi Covid-19 yang terjadi pada awal 2020, pemerintah merancang ulang program tersebut agar masyarakat tak hanya mendapatkan pelatihan, tetapi juga bisa memberikan bantuan sosial,” tutur Airlangga dalam webinar “Impact Evaluation of Kartu Prakerja as Covid-19 Recovery Program”, Rabu (9/2/2022).

Airlangga pun menganggap bahwa program Kartu Prakerja merupakan salah satu inovasi terhadap layanan publik, terutama dalam penyaluran bantuan kepada masyarakat.

“Kami melakukan dengan inovasi yang menerapkan sistem end-to-end digital berbasis cloud. Lewat sistem tersebut, Kementerian Keuangan langsung mengirimkan bantuan lewat dompet digital yang dimiliki peserta,” jelas Airlangga.

Airlangga menambahkan, program Kartu Prakerja juga dirancang untuk menciptakan ekosistem kemitraan yang bersifat digital. Pencapaiannya bahkan melebihi ekspektasi pemerintah. Program ini berhasil menciptakan pasar baru, yakni ekosistem pendidikan berbasis digital.

“Pada ekosistem Kartu Prakerja terdapat 180 lembaga pelatihan yang menyediakan 700 pelatihan, enam platform digital atau marketplace, dan lima mitra pembayaran. Selain itu, terdapat empat job platform, lima lembaga asesor, dan tiga lembaga pemantau,” tutur Airlangga.

Demi kemajuan Kartu Prakerja pada masa mendatang, Airlangga berharap, pelaku usaha dan masyarakat mau terlibat dalam pengembangan program tersebut.

“Kami sebagai pihak pemerintah akan fokus pada regulasi, prosedur, dan pelaksanaan program. Kami juga akan terus melakukan inovasi agar layanannya dapat ditingkatkan dan dinikmati masyarakat luas,” kata Airlangga.

Didukung tenaga kompeten

Pada kesempatan sama, Executive Director Project Management Office (PMO) of Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari mengatakan, program Kartu Prakerja dapat menorehkan keberhasilan berkat dukungan tim yang kompeten serta arahan dan kebijakan yang diberikan oleh Menko Perekonomian.

“Kami memutuskan untuk tidak menggunakan vendor saat pandemi Covid-19 terjadi. Beruntung, tim PMO Kartu Prakerja dipenuhi dengan talenta digital. Jadi, kami melakukan digitalisasi dengan membuat sistem digital end-to-end. Kami juga membuat produk yang menyesuaikan dengan empati dan kebutuhan masyarakat agar dapat diterima,” ujar Denni.

Sistem digital tersebut dibuat dalam bentuk situs web dengan desain user experience (UX) yang simpel dan mudah dimengerti. Dengan demikian, masyarakat mudah mengakses program Kartu Prakerja.

 “Teknologi digital juga mampu memberi keuntungan karena jangkauannya sangat luas. Kami bisa menjangkau seluruh masyarakat hanya dalam beberapa bulan,” kata Denni.

Program Kartu Prakerja pun berhasil meningkatkan keterampilan peserta, sebagaimana temuan riset Presisi Indonesia bersama sejumlah pihak. Program Kartu Prakerja juga membantu mendapatkan pekerjaan baru atau membuka usaha, dan membuat kenaikan upah hingga 36 persen.

“Kesimpulannya berarti Kartu Prakerja ini efektif. Meski begitu, dampaknya ternyata masih belum merata. Oleh karena itu, kami akan terus berbenah dan melakukan peningkatan layanan,” tuturnya, menanggapi temuan Presisi Indonesia.

Pada kesempatan sama, Direktur Ketenagakerjaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Mahatmi Parwitasari Saronto mengatakan, program Kartu Prakerja memiliki keunikan dalam hal implementasi.

Pertama, program itu melibatkan banyak pelaku swasta. Kedua, Kartu Prakerja memanfaatkan teknologi digital.

“Hal itu menambah warna dari program ini. Apalagi, kalau dilihat penetrasi internet di Indonesia ini belum merata. Di sisi lain, kami juga dituntut untuk memenuhi akuntabilitas barang dan jasa pemerintah. Itu yang membedakannya dengan program pemerintah lainnya,” jelas Atmi.

Atmi menambahkan, program Kartu Prakerja juga berhasil menyasar masyarakat dengan kriteria penerima manfaat perlindungan sosial. Oleh karena itu, program pemerintah lain dapat mengadopsi dan mencontoh program Kartu Prakerja.

“Ada beberapa pelajaran yang bisa diambil oleh program bantuan lainnya, seperti sinkronisasi data untuk menetapkan target, penggunaan teknologi digital, program yang responsif terhadap bencana, dan kolaborasi dengan pihak swasta,” ucap Atmi.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com