Advertorial

Mudah Lelah? 5 Kondisi Berikut Bisa Jadi Penyebabnya

Kompas.com - 17/02/2022, 14:37 WIB

KOMPAS.com – Kelelahan merupakan kondisi yang jamak dialami seseorang. Kondisi ini umumnya terjadi akibat tingginya aktivitas atau kurang tidur.

Masalah tersebut dapat diatasi dengan beristirahat yang cukup dan mengonsumsi makanan bergizi.

Namun, Anda harus berhati-hati ketika mudah kelelahan karena melakukan aktivitas ringan. Selain itu, Anda juga patut mewaspadai jika kondisi tersebut berulang, padahal sudah cukup tidur.

Pasalnya, mudah lelah dapat disebabkan kondisi medis yang lebih serius. Hal ini sering kali tidak disadari.

Berikut 5 penyebab seseorang mudah kelelahan.

  1. Anemia

Anemia bisa terjadi karena tubuh kekurangan sel darah merah atau sel darah merah tidak berfungsi dengan baik.

Untuk diketahui, sel darah merah bertugas membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan dan sel di seluruh tubuh. Ketika sel darah merah kurang atau tidak berfungsi dengan baik, pasokan oksigen berkurang sehingga tubuh akan mudah kelelahan.

Anemia disebabkan oleh sejumlah hal. Sebagai contoh, kekurangan zat besi atau vitamin, kehilangan darah, pendarahan internal, atau penyakit kronis, seperti rheumatoid arthritis, kanker, dan gagal ginjal.

  1. Intoleransi makanan

Kelelahan juga dapat terjadi pada seseorang yang sensitif terhadap makanan tertentu. Jenis makanan yang bisa memicu intoleransi adalah gluten, susu, telur, kedelai, dan jagung.

Selain kelelahan, intoleransi makanan juga bisa mengakibatkan ruam, masalah pencernaan, pilek, dan sakit kepala.

  1. Kurang protein

Asupan protein yang tidak memadai dapat memicu kelelahan. Pasalnya, saat kekurangan protein, metabolisme tubuh akan terhambat.

Untuk mencegah kondisi itu, Anda bisa mengonsumsi makanan yang mengandung asam amino, salah satu bahan penyusun protein.

  1. Gangguan tiroid

Kelenjar tiroid berfungsi menghasilkan hormon yang mengontrol metabolisme. Terlalu banyak hormon tiroid atau hipertiroid dapat membuat metabolisme terlalu cepat.

Sebaliknya, kekurangan hormon tiroid atau hipotiroid bisa menghambat metabolisme. Kondisi ini bisa menyebabkan kelelahan, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, dan nyeri otot.

  1. Penurunan massa otot

Otot merupakan salah satu jaringan penting dalam tubuh manusia. Jaringan ini berfungsi untuk menggerakkan berbagai organ sekaligus menjaga stabilitas tubuh.

Gejala penurunan massa otot Dok. Ensure Gejala penurunan massa otot

Tak hanya itu, otot juga memiliki fungsi penting dalam metabolisme tubuh, seperti mengatur gula darah, menyimpan glutamin yang diperlukan sistem imun tubuh, dan sebagai cadangan energi. Oleh karena itu, penurunan massa otot dapat menyebabkan seseorang mudah lelah.

Kehilangan terlalu banyak massa otot juga bisa menyebabkan lemas, serta penurunan kekuatan dan berat badan. Kondisi ini dapat mengganggu fungsi organ, kesehatan kulit, dan sistem kekebalan tubuh.

Sebagai informasi, massa otot akan mengalami penurunan signifikan seiring pertambahan usia. Kondisi ini dikenal dengan istilah sarcopenia. Adapun sarcopenia memengaruhi satu dari tiga orang yang berusia di atas 50 tahun.

Saat memasuki usia di atas 40 tahun, seseorang dapat kehilangan hingga 8 persen massa otot setiap dekade. Tingkat penurunan tersebut dapat berlipat ganda ketika memasuki usia 70 tahun.

Sayangnya, kebanyakan orang lanjut usia (lansia) tidak menyadari penurunan massa otot dalam tubuhnya.

Peneliti yang mengkhususkan diri dalam kesehatan otot di Abbott, Suzette Pereira, mengatakan bahwa penurunan massa otot akibat penuaan jarang disadari dan dibicarakan orang.

“Hal tersebut sering dianggap sebelah mata karena merupakan bagian alami dari penuaan,” ujar Pereira.

Penurunan massa otot berpengaruh signifikan bagi kelompok lanjut usia. Dok. Ensure Penurunan massa otot berpengaruh signifikan bagi kelompok lanjut usia.

Dia menilai, meskipun merupakan proses alami manusia, penurunan massa otot tidak sekadar menyebabkan kelelahan.

Pada kelompok lansia, penurunan massa otot juga dapat meningkatkan risiko jatuh dan komplikasi ketika mendapatkan perawatan di rumah sakit (RS), menurunkan tingkat mobilitas dan harapan hidup, mengganggu kesehatan jantung, serta menyebabkan resistansi insulin dan masalah pernapasan.

Guna mengurangi kondisi fatal akibat penurunan massa otot, Pereira menyarankan kelompok lansia untuk tetap aktif secara fisik dan menjaga asupan nutrisi yang seimbang, terutama protein.

Untuk diketahui, protein dapat ditemukan di berbagai makanan, seperti daging merah, ikan, kacang-kacangan, dan telur.

Jika dibutuhkan, Anda juga bisa mengonsumsi suplemen makanan yang kaya akan protein, seperti Ensure.

Sebagai informasi, Ensure merupakan nutrisi susu dewasa lengkap dan seimbang dengan kandungan Triple Protein. Kandungan ini terdiri atas whey, kasein, serta soya yang mudah dicerna dan bertahan lama di dalam tubuh. Dengan demikian, sintesis protein dapat ditingkatkan.

Selain itu, Ensure juga mengandung omega-3, omega-6, serta 14 vitamin dan mineral, termasuk vitamin D, vitamin C, zink, selenium, dan kalsium.

Kandungan tersebut terbukti secara klinis dapat membantu meningkatkan daya tahan dan kekuatan tubuh untuk aktif sepanjang hari. Seperti diketahui, penuaan turut memicu penurunan kinerja sistem imunitas.

Oleh sebab itu, kelompok lansia membutuhkan asupan makanan sehat dan seimbang serta olahraga ringan secara teratur guna menjaga daya tahan tubuh.

Guna mendapat manfaat tersebut secara maksimal, Anda bisa mengonsumsi Ensure sebanyak dua kali sehari. Dalam setiap gelas penyajian, campurkan enam scoop Ensure dengan 200 mililiter (ml) air.

Untuk mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai Ensure, Anda dapat mengunjungi laman berikut.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com