Advertorial

Tumbuhkan Lapangan Kerja, Realisasi Investasi Kota Surabaya Terbesar Kedua di Indonesia

Kompas.com - 21/02/2022, 16:41 WIB

KOMPAS.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jawa Timur, meraih penghargaan dari Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) atas keberhasilannya dalam menggenjot sektor perekonomian.

Berdasarkan catatan BKPM, nilai realisasi investasi Pemkot Surabaya menjadi yang terbesar kedua se-kabupaten atau kota di Indonesia.

Penghargaan tersebut diserahkan Menteri Investasi atau BKPM Bahlil Lahadalia kepada Wali Kota (Walkot) Surabaya Eri Cahyadi di Jakarta, Rabu (16/02/2022).

Eri mengatakan, Surabaya menempati peringkat kedua di Indonesia karena menjadi salah satu kota penyumbang realisasi investasi terbesar.

“Realisasi investasi Kota Surabaya secara keseluruhan mencapai Rp 29,22 triliun," ujar Eri dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (21/2/2022).

Eri menjelaskan, realisasi investasi Kota Surabaya didominasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang mencapai 90 persen, yakni senilai Rp 26,37 triliun.

Nilai tersebut menunjukkan bahwa minat investor di Tanah Air masih terbilang tinggi dibandingkan Penanaman Modal Asing (PMA) yang hanya mencapai Rp 2,85 triliun.

"Ada 10 daerah yang mendapatkan penghargaan. Peringkat kedua tertinggi adalah Kota Surabaya. Kesepuluh daerah tersebut dinilai memenuhi target dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk investasi yang masuk di Indonesia," terang Eri.

Untuk diketahui, penghargaan tersebut merupakan program apresiasi pertama yang digelar Kementerian Investasi atau BKPM di masa pandemi Covid-19.

Adapun indikator penilaian penghargaan tersebut didasarkan pada hasil capaian realisasi investasi setiap kabupaten atau kota dan provinsi yang mampu memenuhi target Presiden Jokowi.

Eri menambahkan, target investasi tersebut bertujuan untuk menumbuhkan lapangan kerja di masa pandemi. Selain itu, untuk menghilangkan angka pengangguran seiring penciptaan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja.

Eri menuturkan, nilai realisasi investasi Kota Pahlawan pada 2021 berasal dari sejumlah sektor, mulai dari infrastruktur, transportasi, hotel, restoran, kesehatan, hingga perdagangan.

Dengan besarnya investasi PMDN yang masuk, Eri meyakini dapat memicu pergerakan ekonomi dan menumbuhkan lapangan kerja.

“Nilai realisasi investasi Kota Pahlawan pada 2021 berasal dari sejumlah sektor, mulai dari infrastruktur, transportasi, hotel, restoran, kesehatan, hingga perdagangan,” tutur Eri.

Eri meyakini, besarnya nilai investasi PMDN yang masuk dapat memicu pergerakan ekonomi dan menumbuhkan lapangan kerja.

"Dengan investasi besar ini, saya sampaikan kita harus banyak padat karya dengan melibatkan warga Surabaya. Seharusnya rakyat Surabaya bisa mendapatkan pekerjaan. Dengan begitu, tingkat pengangguran dan kemiskinan ikut berkurang," tuturnya.

Walkot Eri menuturkan, nilai realisasi investasi Kota Pahlawan pada 2021 berasal dari sejumlah sektor, mulai dari infrastruktur, transportasi, hotel, restoran, kesehatan, hingga perdagangan.Dok. Pemkot Surabaya Walkot Eri menuturkan, nilai realisasi investasi Kota Pahlawan pada 2021 berasal dari sejumlah sektor, mulai dari infrastruktur, transportasi, hotel, restoran, kesehatan, hingga perdagangan.

Tumbuhkan ekonomi kerakyatan

Eri optimistis, besarnya investasi yang masuk membuat Surabaya mampu menumbuhkan ekonomi kerakyatan.

“Misalnya, hotel-hotel di Surabaya membutuhkan sandal atau handuk, dapat dipenuhi dari usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) lokal,” kata Eri.

Demikian pula dengan kehadiran rumah makan dan restoran. Kebutuhan sayuran dapat disuplai dari tanaman hidroponik yang dibudidayakan oleh warga Surabaya.

Pun demikian bagi rumah sakit. Tenaga kerja atau kebutuhan laundry bisa dipenuhi dari warga Kota Surabaya.

Oleh karena itu, Eri mewajibkan setiap penanam modal di Kota Surabaya untuk turut mendukung ekonomi kerakyatan. Artinya, setiap investasi baru yang masuk harus dapat menumbuhkan lapangan kerja bagi warga Surabaya.

"Investasi silakan masuk sebesar-besarnya ke Surabaya, tetapi harus bisa menggerakkan ekonomi kerakyatan warga Surabaya," jelasnya.

Selain itu, Eri juga mengimbau para investor PMDN maupun PMA agar mendukung ekonomi kerakyatan.

"Harus menjadi kewajiban dan kepastian. Upaya ini harus terwujud pada 2022," ujarnya.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Kota Surabaya Dewi Soeriyawati menyebutkan lima sektor unggulan di Kota Surabaya dengan realisasi investasi tertinggi pada 2021.

Pada investasi PMA, nilai realisasi tertinggi tercatat pada sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi dengan nilai Rp 2,23 triliun atau 78,16 persen.

"Pada urutan kedua, realisasi investasi dipegang oleh sektor perdagangan dan reparasi dengan nilai Rp 0,32 triliun atau 11,29 persen," kata Dewi.

Sementara, pada urutan ketiga, realisasi investasi tertinggi adalah sektor hotel dan restoran dengan nilai realisasi investasi Rp 140 miliar atau 4,83 persen. Kemudian, urutan keempat adalah sektor perumahan, kawasan, industri, dan perkantoran dengan nilai realisasi investasi Rp 50 miliar atau 1,62 persen.

"Urutan kelima adalah sektor industri kimia dan farmasi dengan realisasi investasi Rp 30 miliar atau 1,18 persen," paparnya.

Meski dalam situasi pandemi, geliat investasi pada sektor tersebut tumbuh dengan angka positif. Hal ini didukung infrastruktur serta kemudahan perizinan dan pelayanan terpadu yang terintegrasi. Alhasil, investor PMA dan PMDN tertarik untuk menanamkan modalnya di Kota Pahlawan.

Realisasi investasi PMDN

Dewi menambahkan, pada investasi PMDN, realisasi investasi tertinggi terdapat pada sektor perumahan, kawasan, industri, dan perkantoran dengan nilai Rp 14,16 triliun atau 52,14 persen.

Pada urutan kedua, lanjut Dewi, adalah sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi dengan nilai realisasi investasi sebesar Rp 3,91 triliun atau 14,41 persen.

Sementara, urutan ketiga ditempati oleh sektor hotel dan restoran dengan realisasi investasi mencapai Rp 2,13 triliun atau 7,86 persen.

“Pada urutan keempat, realisasi investasi ada pada sektor kesehatan dengan nilai Rp 1,40 triliun atau 5,17 persen. Kemudian, urutan kelima yakni sektor perdagangan dan reparasi dengan nilai investasi Rp 1,36 triliun atau 5 persen," jelasnya.

Dewi memastikan Pemkot Surabaya berupaya meningkatkan nilai realisasi investasi di atas capaian tahun 2021 sebesar Rp 29,22 triliun pada 2022.

“Target investasi pada 2022 harus dapat melebihi capaian realisasi pada tahun sebelumnya," tegasnya.

Untuk mencapai target tersebut, pihaknya telah melakukan penelaahan dan menyiapkan sejumlah strategi. Salah satunya, dengan memberikan kemudahan perizinan kepada para investor melalui sistem Online Single Submission (OSS) dan Surabaya Single Window (SSW) ALFA.

 “Tahapan investasi secara online memudahkan investor untuk memenuhi izin atas usaha yang dilakukan. Pemkot Surabaya menggencarkan sosialisasi sistem tersebut kepada investor dan pelaku usaha," kata Dewi.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com