Advertorial

Setahun Menjabat, Bupati Dhito Serap Ribuan Keluhan Warga Kediri

Kompas.com - 27/02/2022, 13:54 WIB

KOMPAS.com – Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramono mengaku selalu memegang falsafah bahwa menjadi kepala daerah berarti menjadi pelayan masyarakat.

“Jadi kepala daerah tidak boleh banyak bicara ,etapi harus banyak mendengar,” kata bupati yang akrab disapa Mas Dhito itu dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (26/2/2022).

Dalam perjalanannya sebagai bupati, Mas Dhito kerap dihadapkan berbagai problematika masyarakat yang serius,, terutama masalah reformasi birokrasi sejak awal kemunculannya mengikuti kontestasi pemilihan bupati dan wakil bupati akhir 2020.

Oleh karenanya, dia serius mendalami persoalan-persoalan di masyarakat dengan blusukan ke berbagai desa saat kampanye. Menurutnya, bisikan masyarakat adalah hal yang membuatnya gencar melakukan reformasi birokrasi.

Upaya yang dia lakukan pun mulai menunjukkan hasil seiring banyaknya keluhan yang berdatangan dari masyarakat. Hal ini pun menjadi fenomena baru di Kediri karena masyarakat telah menahan gejolak permasalahan yang ada selama 20 tahun.

Usai menang lawan kotak kosong dengan perolehan suara 76,5 persen , Mas Dhito menepati janji politiknya untuk membuat agenda Ngobrol Persoalan dan Solusi (Jumat Ngopi).

Sesuai namanya, acara tersebut ditujukan untuk membicarakan persoalan dan mencari solusi antara warga dengan bupatinya.

Tak dimungkiri, munculnya program itu menjadi wadah bagi warga untuk menyampaikan berbagai persoalan yang ada di daerah. Program ini juga digadang menjadi terobosan untuk mendekatkan kepala daerah dengan warganya

Mas Dhito mengaku, program program tersebut juga punya tujuan memangkas birokrasi pelaporan aduan dan aspirasi yang terlalu panjang.

"Jumat Ngopi, Kamis Ngopi, atau Rabu Ngopi ini bagaimanacaranya kami yang ada di pemerintahan mendapat potret permasalahan yang ada di masyarakat secara langsung," ujarnya.

Dari 16 kali agenda penyerapan aspirasi setahun belakangan ini, ada kurang lebih 288 aspirasi warga masuk langsung ke telinga Mas Dhito.

Bahkan, ada 96 usulan tertulis dari masyarakat yang belum dapat kesempatan menyampaikan aspirasinya masuk ke dalam catatan Mas Dhito untuk dicarikan solusinya.

Namun demikian, Mas Dhito menilai jumlah tersebut sedikit untuk menjaring keluhan masyarakat. Sebab, Kabupaten Kediri pada kuartal kedua 2021 mengalami lonjakan Covid-19 sehingga membuat kegiatan Jumat Ngopi ditiadakan.

Meski demikian, Mas Dhito tetap menyediakan wadah keluh kesah masyarakat Kediri lewat Aplikasi Halo Masbup dan akun instagram @dhitopramono.

Hingga kini, terdapat 3.296 laporan masuk dalam kanal aduan Halo Masbup. Dari jumlah tersebut, 2.759 laporan atau setara 83,7 persen sudah diselesaikan Bupati berusia 29 tahun itu.

Kemudian, ribuan aduan juga masuk lewat direct massage (DM) Instagram dan komentar akun @dhitopramono.

Dengan gaya blusukannya, suami dari Eriani Annisa itu menyelesaikan berbagai masalah yang diadukan, baik lewat Jumat Ngopi maupun kanal aduan yang disediakan.

Salah satu contohnya adalah ketika dia menanggapi keluhan Ririn Triyani, warga Desa Ngancar, Kecamatan Ngancar yang datang saat Jumat Ngopi pada 24 Desember 2021.

Pada saat itu, Ririn menceritakan keluhannya tentang kondisi aliran air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di desanya yang belum ada pembenahan dalam dua bulan.

Hal tersebut mengakibatkan warga kekurangan pasokan air sehingga warga di enam desa Kecamatan Ngancar terpaksa membeli air seharga Rp 150.000 per tangki untuk satu minggu.

“Setelah ini (Jumat Ngopi) saya akan langsung cek ke lapangan, cek langsung sore ini,” jawab Mas Dhito pada Ririn kala itu.

Tak menunggu keesokan hari, selepas acara tersebut, bupati berkacamata itu langsung meninjau kondisi air di lereng Gunung Kelud itu.

Mas Dhito pun memberikan solusi dengan memperbaiki saluran pipa yang tersumbat oleh longsoran.

Hal yang sama juga terjadi saat menanggapi keluhan salah satu warga Kecamatan Plosoklaten soal adanya sabung ayam di daerahnya. Tak menunggu waktu lama dari agenda Jumat Ngopi yang dilakukan pada Jumat (22/10/2021) itu, pihaknya menginstruksikan camat melalui telepon agar menutup arena sabung ayam tersebut.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com