Advertorial

Jaga Stabilitasi Perekonomian, Pertamina Pastikan Harga Pertalite Tidak Naik

Kompas.com - 09/03/2022, 17:39 WIB

KOMPAS.com - Meski minyak mentah dunia terus melonjak akibat konflik Rusia-Ukraina, pemerintah dan PT Pertamina (Persero) memastikan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite tidak naik. Hal ini dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat yang saat ini banyak menggunakan Pertalite.

Lebih lanjut, Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata mengatakan, risiko global mengalami eskalasi akibat konflik Rusia-Ukraina. Hal ini memengaruhi kenaikan harga yang tinggi atas komoditas energi, baik minyak mentah, batu bara, maupun gas.

“Peningkatan harga minyak mentah dunia tentunya berdampak terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),” kata Isa dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (9/3/2022).

Menurutnya, kenaikan seluruh harga komoditas, termasuk Indonesian Crude Price (ICP), berdampak positif terhadap pendapatan negara, terutama Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Namun demikian, lanjutnya, kenaikan harga komoditas juga berdampak terhadap belanja negara.

“Terutama, subsidi energi yang menjadikan ICP salah satu parameter utama dalam perhitungannya,” ujarnya.

Pemerintah sendiri, kata Isa, akan terus memantau pergerakan harga minyak dunia dan mengukur dampaknya terhadap APBN. Pemerintah akan mengambil kebijakan yang diperlukan secara menyeluruh dengan melihat dari sisi potensi penerimaan negara, beban terhadap belanja negara, serta konsekuensi terhadap pembiayaan anggaran.

“Tentu saja dengan tetap mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang saat ini baru pulih dari dampak pandemi Covid-19,” kata Isa.

Kemudian, Isa menegaskan bahwa pemerintah akan melakukan monitoring perkembangan perekonomian, termasuk volatilitas harga komoditas terkini, dalam rangka antisipasi kebijakan.

“Pemerintah akan memastikan respons kebijakan mengutamakan stabilitas perekonomian nasional dan menjaga supply barang kebutuhan pokok masyarakat, baik pangan maupun energi, serta menjaga keberlanjutan fiskal yang mendukung dunia usaha,” ujarnya.

Demi mendukung upaya stabilitas perekonomian nasional, Vice President Corporate Communication PT Pertamina Fajriyah Usman menjelaskan bahwa Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berperan dalam mengelola energi nasional juga mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dalam penetapan harga produk BBM.

“Kami sepenuhnya mendukung kebijakan pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional. Dengan demikian, meski harga minyak dunia menembus 130 dollar Amerika Serikat (AS) per barrel, Pertamina terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk memutuskan harga jual Pertalite akan tetap Rp 7.650 per liter,” tutur Fajriyah.

Menurutnya, harga tersebut tidak berubah sejak tiga tahun terakhir. Saat ini, porsi konsumsi Pertalite adalah yang terbesar atau sekitar 78 persen dari total konsumsi BBM nasional. Dengan demikian, pemerintah terus melakukan pembahasan untuk skenario kompensasi Pertalite agar stabilisasi harga dapat terjaga.

Untuk mengurangi tekanan lonjakan harga minyak mentah dunia terhadap peningkatan biaya penyediaan BBM, lanjut Fajriyah, Pertamina melakukan berbagai efisiensi di segala lini, termasuk menekan biaya produksi BBM dalam negeri.

Misalnya, dengan memaksimalkan penggunaan minyak mentah domestik dan mengoptimalkan penggunaan gas alam untuk penghematan biaya energi. Pararel, Pertamina juga akan melakukan peningkatan produksi kilang untuk produk yang bernilai tinggi.

Di samping itu, penyesuaian harga produk juga dilakukan secara selektif. Contohnya, pada BBM nonSubsidi tertentu, seperti Pertamax Series dan Dex Series yang porsi konsumsinya sekitar 17 persen dari total konsumsi BBM nasional. Jenis BBM tersebut pun sebagian besar dikonsumsi oleh kalangan konsumen mampu, pemilik kendaraan pribadi jenis menengah ke atas.

Ke depan, harga produk BBM tersebut akan terus disesuaikan secara rutin mengikuti harga pasar sesuai ketentuan pada Peraturan Menteri ESDM No 62 tahun 2017.

“Pertamina sangat berhati-hati dalam menetapkan harga. Namun, kami yakin segmen konsumen ini telah merasakan manfaat BBM berkualitas yang lebih hemat dan lebih baik untuk perawatan mesin kendaraan Dengan demikian, dapat menerima harga yang selama ini tetap sangat kompetitif dibandingkan produk yang sejenis lain,” kata Fajriyah.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com