Advertorial

Hindari Dehidrasi Saat Cuaca Ekstrem, Berapa Takaran Konsumsi Air Minum yang Diperlukan Tubuh?

Kompas.com - 15/03/2022, 15:50 WIB

KOMPAS.com – Beberapa waktu belakangan, cuaca di sejumlah wilayah Indonesia, khususnya Jakarta, kerap mengalami perubahan secara ekstrem.

Pada pagi hingga siang hari, cuaca terhitung cerah dengan suhu yang tinggi. Namun, cuaca dapat berubah menjadi berangin dan hujan dalam sekejap pada sore atau malam hari.

Kondisi tersebut membuat tubuh perlu menyesuaikan kadar air atau hidrasi dengan lingkungan sekitar. Terlebih, jika Anda memiliki aktivitas yang padat.

Bila tubuh terhidrasi dengan baik, suhu tubuh juga dapat terjaga pada kondisi normal, meski cuaca cepat berubah. Hal ini dapat mencegah paparan penyakit akibat perubahan cuaca.

Selain itu, cairan tubuh juga berfungsi membantu mengeluarkan kotoran atau zat sisa dari dalam tubuh, melembapkan jaringan di telinga, hidung, tenggorokan, melumasi sendi, serta menjaga kulit tetap sehat.

Sebaliknya, jika asupan cairan tubuh berkurang, Anda berisiko mengalami dehidrasi. Sebagai informasi, dehidrasi merupakan kondisi saat tubuh menggunakan atau kehilangan cairan lebih banyak dari cairan yang diminum.

Ketika hal itu terjadi, tubuh akan mengirimkan sinyal berupa rasa haus. Sementara itu, pada bayi dan anak-anak, dehidrasi ditandai dengan mulut dan lidah kering, tidak ada air mata ketika menangis, popok kering selama lebih dari tiga jam, serta mata terlihat cekung.

Gejala dehidrasi pun berbeda pada orang dewasa. Saat dehidrasi, kelompok usia ini biasanya merasa haus luar biasa, jarang buang air kecil, urine berwarna gelap, lelah, pusing, dan kebingungan.

Jika dibiarkan, gejala tersebut bisa berakibat fatal. Kekurangan cairan pada tubuh dapat mengganggu proses metabolisme, pengantaran nutrisi ke seluruh tubuh, dan kinerja organ.

Dalam kasus serius, dehidrasi juga bisa menyebabkan kejang akibat ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh.

Komplikasi paling parah dan mengancam jiwa adalah syok hipovolemik. Kondisi ini terjadi ketika tekanan darah menjadi sangat rendah dan kadar oksigen dalam tubuh menurun drastis.

Takaran konsumsi air minum

Demi menghindari berbagai kondisi tersebut, Anda harus mengonsumsi air minum sesuai takaran yang dibutuhkan. Pasalnya, setiap orang membutuhkan asupan air minum yang berbeda.

Berdasarkan panduan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak-anak berusia 1-3 tahun membutuhkan 1.300 mililiter (ml) air per hari. Sementara itu, anak-anak 4-8 tahun membutuhkan 1.700 ml air per hari.

Kemudian, kebutuhan air anak-anak di atas usia tersebut bergantung pada jenis kelamin. Anak perempuan membutuhkan cairan 2.100-2.300 ml per hari, sedangkan anak laki-laki membutuhkan cairan 2.400-3.300 ml per hari.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menganjurkan orang dewasa untuk mengonsumsi air putih sekitar 2 liter per hari. Volume ini setara dengan 8 gelas berukuran 230 ml.

Meski demikian, konsumsi air putih pada orang dewasa juga bergantung pada kondisi masing-masing orang. Dikutip dari laman Mayo Clinic, salah satu hal yang memengaruhi kebutuhan air minum adalah aktivitas.

Jika melakukan aktivitas yang membuat berkeringat, Anda perlu minum lebih banyak air untuk mengganti cairan yang hilang. Selain itu, penting untuk minum air sebelum, selama, dan setelah beraktivitas.

Kemudian, tempat tinggal juga memengaruhi kebutuhan air minum seseorang. Cuaca panas atau lembap membuat tubuh lebih mudah berkeringat sehingga dibutuhkan cairan tambahan.

Hal lain yang juga memengaruhi kebutuhan air minum adalah kondisi kesehatan. Umumnya, tubuh akan lebih cepat kehilangan cairan saat mengalami demam, muntah, atau diare. Pada kondisi ini, Anda sebaiknya mengonsumsi lebih banyak cairan.

Kondisi lain yang mungkin memerlukan peningkatan asupan cairan adalah infeksi kandung kemih dan batu saluran kemih.

Tak hanya saat sakit, seseorang juga membutuhkan asupan air minum lebih banyak saat hamil dan menyusui. 

Adapun wanita hamil dianjurkan minum sekitar 10 gelas atau 2,4 liter cairan setiap hari. Sementara itu, ibu menyusui dianjurkan mengonsumsi sekitar 13 gelas atau 3,1 liter cairan sehari.

Agar manfaat air putih maksimal, ada baiknya memilih air mineral yang memiliki kandungan kalsium, magnesium, selenium, seng, natrium, dan kalium yang baik bagi kesehatan tubuh. Air mineral dengan kandungan ini dapat ditemukan di Le Minerale.

Demi menjaga kandungan mineral alami, air mineral pada Le Minerale dikemas dengan menggunakan teknologi Mineral Protection System sehingga tidak tersentuh tangan. Berkat itu, Anda juga akan sedikit merasakan rasa manis saat mengonsumsi air Le Minerale.

Selain mengusung teknologi Mineral Protection System, Le Mineral juga selalu menggunakan galon baru untuk menjaga kebersihan dan higienitas air mineralnya.

Meski terbilang berat, galon Le Minerale tetap mudah diangkat. Pasalnya, galon Le Minerale dilengkapi dengan handle grip yang mempermudah seseorang, terutama perempuan, saat mengangkat galon tersebut.

Kemudian, galon Le Minerale juga memiliki seal cap atau tutup ulir antirembes. Dengan begitu, air di dalamnya tetap bersih karena tidak terkontaminasi udara luar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com