Advertorial

Minat Berkunjung Tinggi, Jepang Terapkan Strategi Sambut Pelancong di Masa Pandemi

Kompas.com - 17/03/2022, 15:45 WIB

KOMPAS.com – Jepang dengan segala pesonanya selalu sukses memikat hati wisatawan mancanegara. Tak sedikit dari mereka berangan bisa menjejakkan kaki di negara yang terkenal dengan julukan Negeri Sakura ini.

Minat mengunjungi Jepang semakin tinggi ketika Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 rampung. Hal ini terungkap dalam hasil riset Japan National Tourism Organization (JNTO) yang melibatkan 8.034 orang dari 13 negara sebagai responden.

Hasilnya, sebanyak 44,2 persen responden mengaku lebih tertarik kepada Jepang setelah menonton ajang olahraga bergengsi itu. Kemudian, sebanyak 73,2 persen ingin mengunjungi Jepang setelah pandemi Covid-19 berakhir.

Merespons temuan itu, Jepang kini aktif mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan pelancong dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Salah satu persiapannya adalah mengembangkan banyak atraksi wisata.

Contohnya, Aso Track Adventure. Sesuai namanya, atraksi wisata ini menawarkan keseruan trekking di lereng gunung api Aso yang berada di Prefektur Kumamoto, Pulau Kyushu. Medan yang akan ditempuh menuju destinasi tersebut terbilang menantang karena tekstur jalan yang tidak rata.

Selain itu, ada juga paket atraksi wisata Pengalaman Berjalan dengan Kostum Heian. Lewat paket ini, wisatawan bakal diajak napak tilas ke Tiga Kuil Agung Kumano melewati jalur peziarahaan Kumano Kodo. Seperti namanya, kegiatan ini dilakukan dengan mengenakan kostum bangsawan kuno.

Guna memudahkan wisatawan, Jepang menyediakan halaman web khusus berisi panduan wisata berdasarkan destinasi, musim, dan minat. dok. JNTO Guna memudahkan wisatawan, Jepang menyediakan halaman web khusus berisi panduan wisata berdasarkan destinasi, musim, dan minat.

Jepang Baru, Pengalaman Baru

Seluruh persiapan yang Jepang lakukan saat ini terangkum dalam kampanye bertajuk “Jepang Baru, Pengalaman Baru”. Informasi selengkapnya terkait kampanye ini bisa diperoleh dengan mengunjungi laman ini.

Dalam situs web itu, Jepang juga telah menyiapkan rekomendasi wisata berdasarkan tiga kategori. Pertama, destinasi. Ada delapan daerah yang disarankan untuk dikunjungi, yaitu Kansai, Setouchi, Kyushu, Chubu, Tohoku, Kanto, Hokkaido, dan Okinawa. Masing-masing daerah sudah dibuatkan video dokumentasinya.

Selain itu, tersedia pula informasi transportasi, mulai dari jam keberangkatan dan moda yang digunakan.

Rekomendasi kedua ditentukan berdasarkan musim. Seperti diketahui, Jepang memiliki empat musim, yakni semi, panas, gugur, dan dingin. Masing-masing musim punya aktivitas liburan tersendiri.

Dengan merekomendasikan itinerari liburan berdasarkan musim, wisatawan diharapkan bisa lebih mudah membayangkan pemandangan yang akan disaksikan.

Saat musim semi, misalnya, aktivitas yang disarankan oleh laman web itu, antara lain berkano di Sungai Kozagawa, Kansai, atau melakukan paragliding di Kumamoto, Kyushu.

Rekomendasi terakhir yang disediakan Jepang adalah berdasarkan minat. Bagi penyuka seni, misalnya, kamu akan disarankan berkunjung ke Masahiro Tantojou, Kansai, untuk menjajal seni pembuatan belati. Opsi lainnya, mencoba membuat jins sendiri di Kojima, Setouchi.

Sementara, bagi pencinta kuliner, destinasi yang disarankan, antara lain membuat soba otentik di Izushi Soba, mencicipi sake di Nada, atau menyantap steak daging sapi Kobe di Kansai.

Laman baru ini tak ubahnya seperti buku panduan liburan. Akan tetapi, informasi yang disajikan lebih lengkap dan padat. Selain itu kalian bisa merasakan pengalaman-pengalaman tersebut secara lebih nyata dengan melihat akun resmi YouTube JNTO.

Jepang juga menyediakan panduan liburan aman dalam berbagai bahasa selama pandemi Covid-19. dok. JNTO Jepang juga menyediakan panduan liburan aman dalam berbagai bahasa selama pandemi Covid-19.

Siapkan panduan wisata aman selama pandemi Covid-19

Agar wisatawan dapat menikmati liburan dengan nyaman dan tenang, Jepang telah membuat panduan berlibur aman dalam bentuk piktogram yang tersedia dalam 15 bahasa dengan penjelasan yang mudah dipahami. 

Adapun 15 bahasa tersebut terdiri dari bahasa Indonesia, Inggris, Korea, Mandarin (sederhana), Mandarin (tradisional dan kanton), Thailand, Vietnam, Jerman, Italia, Prancis, Spanyol, Meksiko, Arab, dan Rusia.

Selain itu, Jepang juga menyediakan situs web khusus yang berisikan informasi lokasi karantina dan hal lain terkait keimigrasian. Laman tersebut dapat dicek melalui www.japan.travel/en/practical-coronavirus-information.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com