Advertorial

Kabupaten Pati Tutup Rangkaian Program Pemberdayaan UMKM BukuWarung di Jawa Tengah

Kompas.com - 22/03/2022, 11:40 WIB

KOMPAS.com – Aplikasi pembukuan keuangan untuk usaha mikro kecil menengah (UMKM), BukuWarung, ikut terlibat dalam rangkaian program pemberdayaan UMKM yang digagas oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Dinkop dan UKM) Provinsi Jawa Tengah (Jateng).

Acara tersebut berakhir pada Kamis (17/3/2022) di Kabupaten Pati. Kegiatan ini sekaligus menjadi penutup rangkaian acara yang berlangsung sejak Januari 2022 hingga Maret 2022 di 14 kota atau kabupaten se-Jateng.

Kepala Dinkop dan UKM Jateng Ema Rachmawati mengatakan, pihaknya mengapresiasi keterlibatan BukuWarung dalam rangkaian pemberdayaan UMKM tersebut.

Sebagai salah satu perusahaan startup yang fokus pada UMKM, BukuWarung memiliki peran yang signifikan untuk mendorong digitalisasi pelaku usaha agar mereka lebih adaptif dan tangguh dalam menghadapi perubahan yang terjadi di masa depan.

“Terlebih, dari 4,1 juta UMKM di Jateng, baru 1,6 juta yang memanfaatkan pasar digital,” kata Erna dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (21/3/2022).

Pada kesempatan yang sama, Head of Product Marketing BukuWarung Irwansyah Fansury mengatakan bahwa layanannya memfasilitasi pelaku UMKM dengan berbagai fitur, seperti pembayaran, layanan keuangan, dan commerce.

Dalam rangkaian acara yang diikuti oleh lebih kurang 500 pelaku UMKM asal Jateng tersebut, pihaknya turut memberikan pelatihan mengenai digitalisasi. 

“Salah satunya melalui materi ‘Pengenalan Aplikasi Digital Pengelolaan Usaha bagi UMKM’,” kata Irwansyah.

BukuWarung, lanjut Irwansyah, merasa berkewajiban untuk berperan aktif dalam kegiatan pengembangan literasi digital pelaku UMKM. Pasalnya, sektor UMKM merupakan tulang punggung pemulihan ekonomi nasional pada masa pascapandemi.

“Oleh karena itu, dibutuhkan upaya nyata untuk mengakselerasi bisnis UMKM, terutama melalui pemanfaatan teknologi digital,” ujarnya.

Tantangan digitalisasi UMKM

Irwansyah melanjutkan, selama rangkaian program pemberdayaan UMKM di Jateng, BukuWarung menemukan fakta bahwa hampir seluruh peserta belum pernah mendengar, apalagi menggunakan aplikasi pembukuan.

Hal tersebut berbanding terbalik dengan pelaku UMKM di kota besar. Menurut studi yang dilakukan oleh perusahaan konsultasi merek dan analisis data, Kantar, pada 2021, sebanyak 72 persen pelaku UMKM di kota besar sudah mengetahui soal aplikasi pembukuan BukuWarung.

“Sementara itu, mayoritas pedagang di daerah belum familier dengan aplikasi tersebut,” kata Irwansyah.

Irwansyah mengakui bahwa upaya digitalisasi UMKM memiliki banyak tantangan. Meski Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi digital paling cepat di Asia Tenggara, hal ini tidak otomatis membuat penduduk Indonesia menjadi melek teknologi dan digital.

Menurut laporan World Bank bertajuk “Beyond Unicorns: Harnessing Digital Technologies for Inclusion in Indonesia” pada Juli 2021, sebanyak 49 persen penduduk dewasa di Indonesia belum memiliki akses internet. Selain itu, Indonesia juga memiliki kesenjangan akses internet yang lebar antara masyarakat perkotaan dan perdesaan.

“Tak heran, belum semua masyarakat menikmati manfaat dari pertumbuhan ekonomi digital, termasuk UMKM,” tuturnya.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) mencatat, jumlah pelaku UMKM yang sudah onboarding dalam ekosistem digital baru mencapai 19 persen atau sekitar 12 juta pada 2021. Jumlah ini relatif lebih besar ketimbang 2020 yang masih di kisaran 13 persen atau sekitar 8 juta UMKM.

Padahal, pemanfaatan teknologi digital membuka peluang bagi diversifikasi pendapatan. Hal ini mengingat aktivitas jual beli secara online mengalami peningkatan, terutama selama pandemi Covid-19 yang telah berlangsung sejak 2020.

Berdasarkan data yang sama, jumlah transaksi secara online meningkat sebesar 26 persen menjadi 3,1 juta transaksi per hari. Pengiriman barang juga mengalami lonjakan hingga 35 persen selama pandemi.

Irwansyah menegaskan, BukuWarung akan terus berkomitmen mengembangkan digitalisasi UKMM. Untuk itu, pihaknya terbuka untuk bekerja sama dengan stakeholder lain.

“BukuWarung merupakan mitra strategis untuk menjadikan digitalisasi UMKM sebagai pilar utama ekonomi dan pembangunan,” kata Irwansyah.

Sebagai informasi, selain membantu Dinkop dan UKM Jateng, BukuWarung juga ikut serta dalam program pemberdayaan yang dilakukan oleh Dinkop dan UKM Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Program itu dilaksanakan pada 22, 28, dan 29 Maret 2022. Pada kegiatan tersebut, BukuWarung akan memberikan pelatihan literasi keuangan digital kepada 200 pelaku UMKM.

Melalui aplikasinya, BukuWarung yang telah berdiri pada 2019 menawarkan pencatatan keuangan digital yang mudah diakses dan digunakan oleh pelaku UMKM.

BukaWarung juga akan memperbarui fitur aplikasinya secara berkala. Dengan demikian, pelaku UMKM dapat bertransaksi secara digital serta membantu mereka melakukan peralihan bisnis dari offline ke online.

Untuk diketahui, hingga saat ini, BukuWarung telah digunakan oleh lebih dari 7 juta pelaku usaha. Startup tersebut memiliki visi untuk memberdayakan lebih dari 65 juta pelaku UMKM di Indonesia agar sadar finansial.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com