Advertorial

Metode NGS CITO Ampuh Diagnosis Kanker Payudara dan Ovarium

Kompas.com - 23/03/2022, 08:21 WIB

KOMPAS.com – Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) berjudul “Global Cancer Observatory 2020”, jumlah penderita kanker payudara mengalami peningkatan tertinggi di antara kanker yang lain, yakni sebesar 24,5 persen atau 2,2 juta orang.

Hal serupa juga terjadi di Indonesia. Jumlah penderita kanker payudara di Tanah Air tercatat meningkat sebesar 16,5 persen atau 65.858 kasus baru.

Angka kematian yang disebabkan kanker tersebut juga cukup tinggi, yakni sebesar 9,6 persen atau sebanyak 22.430 kasus.

Dengan jumlah tersebut, kanker payudara menempati posisi kedua untuk angka kematian di antara kanker lainnya.

Guna menekan angka tersebut, Chief Executive Officer (CEO) Laboratorium Klinik CITO Dyah Anggraeni menyarankan, khususnya kepada perempuan, untuk melakukan deteksi dini kanker payudara.

“Biasanya (kanker payudara) diawali dengan (kemunculan) benjolan pada payudara,” ujar Dyah dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (22/3/2022).

Untuk mengecek benjolan, lanjut Dyah, perlu dilakukan pemeriksaan menggunakan ultrasonografi (USG). Tindakan ini memastikan bentuk benjolan yang terdapat pada payudara mengandung cairan atau padat.

Benjolan yang sudah di-USG pun perlu diperiksa lebih lanjut untuk memastikan adanya mutasi gen breast cancer genre (BRCA) atau gen kanker payudara.

Chief Executive Officer (CEO) Laboratorium Klinik CITO Dyah Anggraeni Dok. Laboratorium Klinik CITO Chief Executive Officer (CEO) Laboratorium Klinik CITO Dyah Anggraeni

Deteksi gen BRCA dengan NGS

Untuk diketahui, gen BRCA berfungsi membantu memperbaiki kerusakan deoxyribonucleic acid (DNA) yang menyebabkan kanker dan tumor. Apabila terjadi mutasi gen BRCA, kemampuan tubuh untuk menekan pertumbuhan sel kanker payudara dan kanker ovarium menurun.

Oleh karena itu, orang yang mempunyai mutasi gen BRCA lebih berisiko terkena kanker payudara dan kanker ovarium di usia yang lebih muda ketimbang individu lain.

Gen BRCA sendiri dapat bermutasi menjadi gen BRCA1 dan BRCA2. Dua mutasi gen ini juga dapat menyebabkan kanker prostat dan kanker pankreas.

Untuk mengetahui mutasi gen BRCA1 dan BRCA2 pada sel tubuh, pasien perlu melakukan pemeriksaan laboratorium dengan metode next generation sequencing (NGS).

“Secara sederhana, NGS merupakan metode pengujian yang dilakukan dengan mengurutkan komponen genetik (basa protein) untuk mengetahui perubahan yang terjadi,” jelas Dyah.

Ketika sel tidak bekerja sesuai dengan tugasnya, imbuhnya, informasi yang diterima oleh sel tersebut pun keliru atau salah. Hal ini menimbulkan mutasi gen.

Adapun metode NGS memiliki tingkat sensitivitas lebih dari 99,9 persen dan spesifitas lebih dari 99 persen.

Cek kanker payudara dengan NGS

Gejala kanker payudara meliputi kemunculan benjolan di payudara, penebalan kulit payudara, serta puting mengeluarkan cairan yang disertai darah. Selain itu, penderita juga dapat mengalami gatal, ruam, serta muncul benjolan atau pembengkakan pada ketiak.

Meski demikian, kanker bisa pula timbul walau belum ada gejala. Di Asia, sekitar 10 persen atau lebih dari 22.000 kasus kanker disebabkan oleh faktor keturunan. Persentase kanker yang disebabkan oleh faktor keturunan atau hereditary cancer diderita oleh generasi berikutnya mencapai 50 persen.

Sebagai tindakan preventif, orang yang tidak bergejala dan bukan merupakan keturunan penderita kanker juga dapat melakukan pemeriksaan NGS. Namun, orang dengan kriteria berikut sangat direkomendasikan untuk mengikuti pemeriksaan.

  1. Riwayat keluarga dengan kanker payudara, ovarium, prostat, atau pankreas.
  2. Anggota keluarga laki-laki yang mendapati kanker payudara.
  3. Anggota keluarga yang telah diketahui terdapat sel BRCA1 atau BRCA2.
  4. Memiliki dua atau lebih kerabat yang menderita kanker ovarium.

Adapun pemeriksaan metode NGS dilakukan dengan cek sampel darah. Pemeriksaan ini dapat dilakukan Laboratorium Klinik CITO.

Dyah menjelaskan, Laboratorium Klinik CITO sudah memiliki banyak cabang di seluruh Indonesia. Hasil pemeriksaan di Laboratorium Klinik CITO dapat diperoleh dalam waktu 10-14 hari kerja. Dengan demikian, seseorang bisa mendapatkan deteksi dan tindakan medis lebih dini.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com