Advertorial

Dukung Agenda Presidensi G20 Indonesia, Pertamina Fokus pada Transisi Energi Hijau

Kompas.com - 24/03/2022, 16:58 WIB

KOMPAS.com - Presidensi Group of Twenty (G20) Indonesia 2022 memprioritaskan transisi energi berkelanjutan sebagai salah satu isu utama yang harus ditindaklanjuti secara global dan kolektif.

Dalam rangka mendukung upaya tersebut, PT Pertamina (Persero) fokus menjalankan delapan inisiatif strategis demi meningkatkan ketersediaan energi baru terbarukan (EBT). 

Chief Executive Officer (CEO) Pertamina New and Renewable Energy (PNRE) Dannif Danusaputro mengatakan, Pertamina saat ini memberikan peran besar kepada Subholding PNRE untuk mengimplementasikan agenda strategis percepatan capaian portofolio energi hijau sebesar 17 persen pada 2030.

Hal itu dikatakan Dannif dalam rangkaian kegiatan Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working (EDM-CSWG) G20 pada site visit delegasi di Balai Ekonomi Desa (Balkondes) CSR Pertamina Karangrejo, Magelang, Kamis (24/3/2022).

“Langkah tersebut semakin kuat seiring dukungan global yang disuarakan dalam Task Force Energy, Sustainable and Climate B20. Dukungan tersebut disampaikan dalam serangkaian pertemuan dan aksi untuk menyuarakan aspirasi berbagai segmen, termasuk pelaku industri,” ujar Dannif dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis.

Oleh karena itu, lanjut Dannif, Pertamina bertekad mempercepat seluruh program green energy transition, khususnya delapan inisiatif yang sudah dijalankan dari hulu hingga hilir.

Dannif menambahkan, salah satu inisiatif strategis yang diupayakan Pertamina adalah merealisasikan target pengembangan energi bersih sebesar 10 gigawatt (GW) hingga 2026.

Selain itu, Pertamina juga mengembangkan proyek carbon capture utilization and storage (CCUS) di Lapangan Sukowati, Kabupaten Tuban, dan Gundih, Kabupaten Blora.

“Pertamina juga melanjutkan mekanisme pembangunan energi bersih di operasi panas bumi serta mengembangkan konsep green energy station (GES),” terang Dannif.

Dannif menjelaskan, konsep GES yang diusung Pertamina terdiri dari stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dengan konsep hijau dan menggunakan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sebagai sumber energi listrik dan bahan bakar ramah lingkungan.

Tak hanya itu, imbuh Dannif, Pertamina juga memasang panel surya dengan kapasitas total 500 megawatt (MW) hingga 2030. Panel surya ini menjadi sumber energi untuk internal perusahaan di seluruh wilayah operasi Pertamina Group.

“Pertamina memastikan akan menjadi yang terdepan dalam mendukung kebijakan pemerintah dalam menurunkan emisi karbon sebesar 29 persen pada 2030,” kata Dannif.

Di sektor energi, lanjut Dannif, pemerintah menargetkan pengurangan emisi karbon sebanyak 314 juta ton setara karbon dioksida (tCO2e) pada 2030.

Dannif menjelaskan, dengan pola bisnis seperti saat ini, sektor minyak dan gas (migas) secara global harus mengurangi emisi setidaknya 3,5 gigaton atau setara karbon dioksida (GtCO2e) per tahun pada 2050. Dengan begitu, upaya mitigasi perubahan iklim dapat memberikan hasil yang maksimal.

“Langkah tersebut sejalan dengan tema Presidensi G20 2022, yakni ‘Recover Together Recover Stronger’ dengan isu prioritas utama yang memerlukan tindakan kolektif secara global terkait arsitektur kesehatan global, transisi energi berkelanjutan, serta transformasi digital dan ekonomi,” papar Dannif. 

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com