Advertorial

Task Force ESC B20 Dukung Transisi Energi pada G20 Melalui Aksi Bisnis

Kompas.com - 27/03/2022, 19:42 WIB

KOMPAS.com - Task Force Energy, Sustainability, and Climate (ESC) Business Group 20 (B20) menegaskan komitmennya dalam mendukung tiga isu utama transisi energi, yakni masalah akses, teknologi, dan pendanaan.

Komitmen tersebut disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif pada forum Energy Transition Working Group (ETWG) Group of Twenty (G20) di Yogyakarta, Jumat (25/3/2022).

Deputy Chair Task Force ESC B20 Agung Wicaksono menyampaikan bahwa tiga isu utama transisi energi sangat penting bagi komunitas bisnis yang tergabung dalam Task Force ESC B20.

Gugus tugas energi, berkelanjutan, dan iklim tersebut bekerja serta berkolaborasi dengan komunitas bisnis untuk mendukung agenda transisi energi dan rencana aksi yang diusulkan. Dengan demikian, tujuan dan target transisi energi dapat tercapai.

“Kami juga memahami bahwa peran bisnis dalam agenda transisi energi selaras dengan isu prioritas ETWG,” ujar Agung dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (27/3/2022).

Menurut Agung, tiga isu utama transisi energi tersebut juga selaras dengan isu dan kepentingan Task Force ESC B20.

Pertama, terkait akses. Komunitas bisnis akan mengamankan aksesibilitas energi untuk mewujudkan energi yang terjangkau, tepercaya, berkelanjutan, dan modern, termasuk akses dan transisi energi. Hal ini juga terkait elektrifikasi di daerah pedesaan.

Kedua, peningkatan teknologi energi cerdas dan bersih. Komunitas bisnis akan mengejar peningkatan teknologi dengan pesat, terutama untuk mengantisipasi tantangan transisi energi di masa depan. Isu ini termasuk integrasi energi terbarukan, efisiensi energi, dan bahan bakar alternatif rendah emisi.

Ketiga, mengenai pembiayaan energi berkelanjutan. Komunitas bisnis juga akan mendorong ekosistem pembiayaan hijau melalui kolaborasi dengan semua komunitas pembiayaan. Kerja sama juga mempertimbangkan praktik dan metode bisnis terbaik.

“Dari ketiga pilar tersebut, kami di Task Force ESC B20 sedang menjabarkan vektor tindakan yang diterjemahkan ke dalam rekomendasi dan policy action,” tutur Agung.

Untuk diketahui, Task Force ESC B20 memiliki tiga vektor utama, yaitu mempercepat transisi ke penggunaan energi yang berkelanjutan, memastikan transisi yang adil dan terjangkau, serta peningkatan kerja sama global untuk menjamin ketahanan energi.

Melalui tiga vektor tersebut, Task Force ESC B20 tengah mengembangkan 14 policy action.

“Komunitas bisnis berperan mewujudkan transisi energi, terutama melalui business action dengan menghasilkan solusi berupa tindakan nyata. Selain kerja sama yang telah dilakukan Pertamina dengan mitra bisnis nasional ataupun internasional untuk dekarbonisasi, perlu lebih banyak lagi aksi bisnis dihasilkan oleh pelaku bisnis melalui B20 sebagai partner dialog dari G20," ujar Agung.

Agung melanjutkan, aksi bisnis transisi energi telah diwujudkan Pertamina sebagai bagian dari Task Force ESC B20. Pertamina telah menjalin kerja sama dengan mitra untuk mendorong kemitraan global dalam penyaluran keuangan, teknologi, dan peningkatan kapasitas.

Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan kesepakatan pada Stakeholder Consultation ke-2, Selasa (18 /1/2022).

Kerja sama meliputi pengembangan kendaraan listrik antara Pertamina Power Indonesia, Pertamina Patra Niaga, dan Grab Indonesia, pengembangan produksi liquefied natural gas (LNG) bersih antara PT Pertamina (Persero) dan INPEX Corporation, studi penerapan teknologi CCSU antara PT Pertamina (Persero) dan Chiyoda, serta identifikasi dan evaluasi pengembangan Green Industry antara PT Pertamina (Persero) dan Jababeka.

Selain kemitraan global, ujarnya, Task Force ESC B20 juga mendukung Side Events untuk menunjukkan dan mengomunikasikan inisiatif dekarbonisasi yang dapat menjadi warisan dan proyek percontohan ke negara berkembang lain.

“Salah satu proyek untuk menunjukkan desentralisasi ketahanan energi adalah Desa Energi Berdikari yang bertujuan meningkatkan akses masyarakat terhadap energi yang ramah lingkungan, terjangkau, berkelanjutan, dan meningkatkan perekonomian masyarakat, sekaligus berpotensi menurunkan emisi karbon dioksida sebesar 261.595 MT/tahun,” papar Agung.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com