Advertorial

Gandeng Komunitas Utan Kayu, Salihara Gelar Art Camp dengan Mengusung Karya Goenawan Mohamad

Kompas.com - 29/03/2022, 10:54 WIB

KOMPAS.com - Minimnya kajian pemikiran intelektual di Indonesia mendorong Komunitas Salihara dan Komunitas Utan Kayu untuk menggelar program Art Camp.

Sebagai informasi, Art Camp ditujukan untuk memperdalam pemahaman masyarakat dengan membaca karya dari tokoh-tokoh yang menginspirasi dalam memberikan gagasan di Indonesia.

Pada tahun ini, Art Camp mengangkat karya-karya Goenawan Mohamad yang pada 2021 genap berusia 80 tahun. Ia dipilih karena karyanya punya kontribusi terhadap dunia seni, sastra, jurnalistik, filsafat, dan demokrasi. 

Karya Goenawan dianggap meiliki relevansi dengan kondisi yang harus dibangun pada zaman sekarang, yakni sikap kritis dan kekebasan dalam berekspresi. Melalui karya Goenawan Mohamad, masyarakat dapat mempelajari sejarah pemikirannya di Indonesia, serta pandangan dan sikap mengenai kemanusiaan, seni, filsafat, politik, dan agama.

Penulis dan salah seorang pemateri Art Camp, Ni Made Purnama Sari, mengatakan bahwa sosok Goenawan Mohamad merupakan tokoh yang mengedepankan kritik elaboratif sebagai upaya dialog dengan pemikiran-pemikiran seni budaya yang berbeda.

“Goenawan Mohamad adalah sosok yang memiliki dimensi luas dalam berkarya. Ia menulis puisi, prosa, naskah drama, dan esai budaya,” ujar Purnama dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (28/3/2022).

Purnama menambahkan bahwa tradisi membangun intelektual semakin memudar akibat perkembangan teknologi, media sosial, dan perilaku masyarakat di dunia maya. Kritik elaboratif tidak hadir sebagai upaya membangun pertukaran pendapat yang mampu membangkitkan pengetahuan dan kesadaran.

Baginya, hadirnya Art Camp dapat menjadi jawaban kerinduan para peminat sastra dan filsafat yang tidak dapat berdiskusi secara langsung karena pandemi Covid-19.

Sebagai informasi, Art Camp diadakan saat akhir pekan mulai Jumat (25/3/2022) hingga Minggu (27/3/2022) secara hybrid dan terdiri dari 7 sesi dengan narasumber berbeda-beda. Pada pelaksanaan luring, para peserta dapat mengikuti acara secara langsung di Salihara dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan dapat berinteraksi langsung dengan pembicara. Sedangkan untuk kegiatan daring, peserta mengikuti materi pembicara dari rumah melalui aplikasi Zoom.

Direktur Program Komunitas Utan Kayu dan Perumus Art Camp Ayu Utami mengatakan bahwa pemilihan tema dan pembicara dalam acara ini memiliki dua tema utama, yaitu filsafat dan pemikiran tentang seni.

Pihak penyelenggara berharap, peserta bisa mengenal garis besar sejarah pemikiran Indonesia dan dunia melalui kacamata Goenawan Mohamad. Setelah acara usai, peserta bisa memetakan isu pemikiran, politik, dan seni dari konteks sejarah nasional maupun dunia.

Diskusi tersebut juga bisa menjadi momen perkenalan sosok Goenawan Mohamad kepada para pembaca yang berminat terhadap perkembangan intelektual di Indonesia. Bagi para pembaca yang ingin mengenal Goenawan Mohamad bisa merujuk pada rekomendasi bacaan Ayu Utami, yaitu sajak-sajak karya Goenawan Mohamad atau novel yang berjudul Surti dan Tiga Sawunggaling.

“Untuk pembaca yang ingin mengetahui garis besar pemikiran Goenawan Mohamad tentang tokoh-tokoh sejarah Indonesia bisa membaca Pembentuk Sejarah: Pilihan Tulisan Goenawan Mohamad terbitan KPG, Freedom Institute, dan Komunitas Salihara,” ujar Ayu. 

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com