Advertorial

Cara Jitu Menghindari Kebiasaan Belanja Online yang Buruk

Kompas.com - 30/03/2022, 18:00 WIB

KOMPAS.com – Tidak bisa dimungkiri, belanja online memang memudahkan orang untuk mendapatkan barang yang dibutuhkannya tanpa harus keluar rumah, terutama pada masa pandemi Covid-19.

Selain itu, metode belanja tersebut juga menyediakan cara pembayarannya yang variatif, mulai dari transfer bank, cash on delivery (COD), hingga cicilan kredit online.

Meski begitu, belanja online kerap menggiring masyarakat ke arah kebiasaan belanja yang buruk atau boros. Tak jarang, mereka membeli barang yang bukan kebutuhan. Jika dibiarkan, perilaku ini akan merusak tujuan finansial di masa depan.

Guna menghindari hal tersebut, berikut kiat-kiat belanja hemat.

1. Pastikan membeli kebutuhan, bukan keinginan

Sebelum berbelanja, Anda harus memastikan bahwa barang yang dibeli merupakan kebutuhan, bukan keinginan. Rencana belanja ini sebaiknya dibuat jauh-jauh hari.

Sebab, tak jarang orang membeli suatu barang lantaran kepincut harga “coret” atau diskon, serta iklan yang ada di sosial media.

2. Pastikan keputusan membeli bukan karena fear of missing out (FOMO)

Jangan sampai keputusan Anda membeli suatu barang lantaran FOMO atau takut ketinggalan tren. Apalagi, demi status sosial.

Pasalnya, tak sedikit orang yang terjebak dalam pola konsumsi seperti itu. Mereka membeli ponsel pintar keluaran terbaru hanya karena gengsi. Padahal, perangkat lama masih berfungsi dengan baik. Kemudian, ada pula yang membeli pakaian dari merek ternama hanya karena idolanya memakai barang serupa.

Membeli barang hanya karena FOMO semakin membahayakan kondisi keuangan ketika pembeliannya dilakukan secara kredit.

Meski sah-sah saja selama masih dalam batas kemampuan bayar, tetap saja utang konsumtif bisa mendatangkan masalah finansial di kemudian hari. Terlebih, jika Anda tidak pintar-pintar mengontrolnya.

3. Pakai cicilan hanya untuk barang produktif

Sebelum membahas lebih jauh, Anda patut mengetahui perbedaan utang produktif dan konsumtif. Perbedaanya bukan terpaku pada barang yang dibeli, melainkan tujuan utang.

Coba renungkan, apa tujuan berutang? Apakah barang impian tersebut nantinya bisa menambah kualitas hidup atau sekadar ingin punya?

Contohnya, jika Anda mengajukan kredit online di Kredivo yang memiliki bunga ringan untuk membeli laptop kerja, utang dari pembelian ini bersifat produktif. Pasalnya, perangkat tersebut berguna untuk mengakomodasi pekerjaan sehari-hari dan mendatangkan uang.

Lain cerita, bila mencicil laptop sekadar ingin ganti baru atau ingin mendapatkan pengalaman entertainment yang berbeda, utangnya menjadi konsumtif. Sebab, perangkat lama masih bisa digunakan untuk kebutuhan tersebut.

Selain memastikan cicilan hanya untuk barang produktif, Anda juga perlu bijak dalam memilih layanan kredit.

Pastikan Anda memilih financial technology (fintech) kredit online yang memberikan bunga ringan, seperti Kredivo.

Untuk diketahui, Kredivo memberikan layanan cicilan 0 persen untuk pay later dalam 30 hari dan tenor 3 bulan, serta cicilan bunga ringan hanya 2,6 persen per bulan untuk tenor 6 dan 12 bulan.

Fasilitas kredit tersebut bisa digunakan untuk transaksi di berbagai e-commerce. Contohnya, Tokopedia, Lazada, Bukalapak, JD.ID, BliBli, dan Erafone.

Selain itu, ada pula limit hingga Rp 30 juta bagi pengguna akun Kredivo premium. Karena itu, segera unduh aplikasi Kredivo di Apps Store atau Play Store untuk mendapatkan seluruh keuntungan tersebut dan layanan #Sefleksibelitu.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com