Advertorial

Ekonomi Digital Tumbuh Pesat, Ini yang Harus Disiapkan Talenta Indonesia

Kompas.com - 31/03/2022, 21:35 WIB

KOMPAS.com – Kebijakan pembatasan sosial yang diterapkan selama pandemi Covid-19 menjadi pemicu ekonomi digital tumbuh pesat di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Oleh karena itu, transformasi digital harus segera diadaptasi oleh masyarakat, khususnya talenta dalam ekosistem ekonomi digital agar bisa bertahan dan tetap bertumbuh. Upaya ini juga perlu dilakukan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia.

Staf Khusus Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Fiki Satari mengatakan, jumlah UMKM di Indonesia meningkat secara signifikan selama pandemi Covid-19.

Hal itu ia sampaikan pada talk show Duduk Bareng Rosi bertajuk “Masa Depan Ekosistem Ekonomi Digital Indonesia” yang disiarkan secara daring di kanal YouTube Kompas TV, Selasa (24/3/2022).

Pada awal pandemi, kata Fiki, data dari Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) menunjukkan bahwa terdapat sekitar 8 juta UMKM di Indonesia. Kemudian, berdasarkan data Indonesia E-commerce Association (idEA), angka tersebut melonjak menjadi 17,5 juta pada 2022.

“Artinya, ada akselerasi (pertumbuhan jumlah UMKM) yang luar biasa, (yakni) sekitar 130 persen. Fenomena ini disebabkan oleh (perubahan) perilaku masyarakat dalam berbelanja,” imbuhnya.

Hal menarik lain, lanjut Fiki, sebanyak 37 persen transaksi di e-commerce selama pandemi dilakukan oleh konsumen baru. Dari angka tersebut, sebanyak 56 persen transaksi berasal dari kawasan rural atau suburban.

Dari sisi pengembangan sumber daya manusia, Direktur Riset Teknologi, Pengembangan, dan Pengabdian Masyarakat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Teuku Faisal Fathani mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah program pemerataan akses teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di berbagai tingkatan pendidikan, terutama di wilayah terdepan, terpencil, tertinggal (3T).

Selain itu, Teuku menambahkan, Kemendikbud Ristek juga membuka program magang Kampus Merdeka untuk mahasiswa di Tanah Air.

Ia menjelaskan, program magang tersebut dilaksanakan lewat kolaborasi dengan pihak swasta, seperti Lazada, untuk memberikan pengalaman langsung bagi mahasiswa.

“Program-program tersebut diharapkan dapat menghasilkan talenta digital,” ujar Teuku.

Seiring dengan pengembangan talenta ekonomi digital, pertumbuhan bisnis UMKM pun turut menjadi perhatian.

Executive Director Lazada Indonesia Ferry Kusnowo mengatakan bahwa tantangan digital selanjutnya adalah pengembangan pelaku UMKM.

Berdasarkan Studi Lazada 2021, terdapat tiga kategori keterampilan utama yang harus dikuasai talenta ekonomi digital untuk berkembang. Keterampilan tersebut adalah keterampilan sosial, keterampilan berpikir digital, dan keterampilan penggerak bisnis.

Kunci utama untuk mengembangkan keterampilan tersebut, kata Ferry, adalah pola pikir.

“(Pelaku) UMKM yang berhasil memiliki mindset ‘saya mau dan saya mampu’. Seller seperti itulah yang dapat berkembang pesat,” ujarnya.

Selain pola pikir, tambah Ferry, kesiapan pelaku UMKM untuk masuk ke ekosistem ekonomi digital juga menjadi faktor pendukung utama untuk melewati tantangan tersebut.

Memahami tren pasar

-Dok. Lazada -

Sementara itu, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Muhammad Neil El Himam menjelaskan, selain memproduksi dan memasarkan produk di platform digital, pelaku UMKM juga harus mampu mempertahankan bisnisnya.

Untuk mewujudkan hal tersebut, lanjutnya, para pelaku UMKM juga harus memperhatikan tren-tren yang terdapat di pasar bisnis digital.

“Data pasar juga harus dipelajari agar produk yang dijual dapat tepat sasaran,” ujarnya.

Hal senada disampaikan oleh Ferry. Ia mengatakan, para pelaku UMKM digital yang sukses dapat berkembang karena mengikuti tren yang ada.

Di platform Lazada, lanjut Ferry, pelaku UMKM bisa mendapat data dan insights, tren pasar, serta kinerja toko online-nya. Hal tersebut dapat digunakan pelaku UMKM untuk menetapkan strategi bisnis.

Selain itu, pelaku UMKM juga dapat mengombinasikan teknik pemasaran offline dan online secara bersamaan untuk tumbuh dalam ekosistem ekonomi digital.

“Promosikan produk secara offline, lalu gunakan sistem pembayaran online. (Misalnya), dengan metode pembayaran Quick Response Indonesian Standard (QRIS),” ujar Neil.

Langkah awal memasuki ekosistem digital

-Dok. Lazada -

Sebelum memulai bisnis digital, Fiki menjelaskan, terdapat sejumlah jenjang yang perlu ditempuh pelaku UMKM.

“Pertama, masuk ke media sosial. Untuk usaha kecil, dorong masuk ke e-commerce lokal atau komunitas yang homogen,” kata Fiki.

Apabila belum memiliki cukup pengetahuan terkait ekosistem digital, lanjut Fiki, pelaku UMKM dapat mengikuti pelatihan terkait subjek tersebut. Saat ini, banyak platform pelatihan bisnis digital yang digelar oleh pemerintah ataupun pihak swasta. Salah satunya, program Lazada University dari perusahaan e-commerce Lazada.

Lazada University menawarkan berbagai topik pelatihan yang relevan dan bisa dipilih pelaku UMKM yang bergabung di Lazada.

Sementara itu, ada juga komunitas Lazada Club yang bisa menjadi pilihan bagi pelaku UMKM untuk saling berdiskusi serta bertukar pengalaman dan pengetahuan dengan sesama pelaku UMKM lainnya.

Seluruh upaya pengembangan talenta ekonomi digital di Lazada tergabung dalam Gerakan Akselerasi Karya Rakyat (AKAR) Digital Indonesia. Gerakan ini juga menjadi payung inisiatif pemberdayaan pelaku UMKM yang terlibat di dalam ekosistem ekonomi digital di Lazada.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com