Advertorial

Niat Bantu Koperasi TKI, Camilan Ahmad Fanani Berjejer di Rak Alfamart

Kompas.com - 08/04/2022, 20:03 WIB

KOMPAS.com – Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon terletak sekitar 45 kilometer dari pusat Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Sebagian besar penduduk desa tersebut memiliki mata pencaharian sebagai petani, peternak, pengusaha kelontong, dan pekerja migran Indonesia (PMI) atau tenaga kerja Indonesia (TKI).

Ahmad Fanani (48) adalah salah satu dari penduduk asli desa tersebut yang pernah menjadi TKI di Arab Saudi pada 1998 hingga 2001. Pria ini memiliki latar pendidikan sebagai santri.

Pekerjaan itu sudah tidak dijalaninya kini. Sama seperti Ahmad, ada banyak penduduk desa yang memutuskan untuk tidak kembali menjadi TKI sehingga tidak mempunyai mata pencaharian tetap. Melihat hal ini, Ahmad pun resah.

Ia berpikir untuk mendapatkan cara agar penduduk di desanya dapat mandiri secara ekonomi. Ahmad pun memulai usaha kecil-kecilan.

“Sesekali saya memberikan pengetahuan kepada ke penduduk desa yang mantan TKI tentang pembuatan makanan kecil untuk dijual kembali. Ternyata, makin lama, makin banyak yang ikut,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (8/4/2022).

Berawal dari kelompok kecil, Ahmad mendirikan Koperasi TKI Sahabat Bersama pada 2016. Koperasi ini didirikan untuk mewadahi berbagai macam para mantan TKI di Desa Pasirjaya.  Dengan demikian, usaha yang dimiliki kebih terkoordinasi dan dapat memberikan hasil merata ke semua anggota.

Dalam koperasi itu, para anggota membuat macam-macam makanan basah dan makanan kering (snack) untuk dijual di toko-toko yang ada di sekitar Desa Pasirjaya.

Adapun produk unggulan koperasi tersebut adalah rengginang dan keripik sukun. Namun, waktu itu Ahmad merasa kurang maksimal bila produknya hanya diedarkan di toko-toko sekitar.

“Saya pun mencari cara agar produk ibu-ibu tersebut bisa makin laris. Atas dasar itu, saya beranikan untuk membawa contoh produk ke Alfamart cabang Karawang,” kata Ahmad.

Upaya tersebut membuahkan hasil. Pada 2018, Alfamart  menerima produk rengginang dan keripik sukun produksinya untuk dijual di toko-toko Alfamart. Ahmad menilai hal ini menjadi pintu untuk bisa memajukan koperasi dan kesejahteraan anggotanya.

“Alhamdulillah, dari 20 toko, lalu ke 50 toko, hingga kini kami pasok ke 77 toko Alfamart di sekitar Kabupaten Karawang. Insyaallah paling cepat April 2022 kami dipercaya Alfamart untuk pasok ke 720 toko di 4 Kabupaten, yakni Karawang, Purwakarta, Indramayu, dan Subang,” ujarnya.

Kini, semakin banyak produk anggota Koperasi TKI Sahabat Bersama yang dipasarkan di Alfamart. Tak hanya rengginang dan keripik sukun, tetapi juga opak ketan. Produk tersebut dibuat oleh kelompok-kelompok anggota koperasi yang berjumlah 200 orang.

Meski demikian, kesempatan besar tentu memiliki tantangan. Koperasi TKI Sahabat Bersama sedang mencari tempat produksi yang lebih besar untukkebutuhan produksi dan penampungan produk agar dapat mencukupi permintaan.

Selain itu, koperasi tersebut juga membutuhkan alat transportasi yang memadai untuk mengirim produk.

Proses pembuatan snack di Koperasi TKI Sahabat Bersama.Dok. Alfamart Proses pembuatan snack di Koperasi TKI Sahabat Bersama.

“Namun, kami (tetap) bekerja keras agar semua bisa lancar dan semua sesuai harapan,” kata Ahmad.

Manfaat menjadi anggota koperasi pun dirasakan para mantan TKI Desa Pasirjaya. Salah satunya, Armalah.

“Ya senang, saya enggak perlu kerja jauh dari keluarga sekarang. Ikut bantu bikin keripik ternyata bisa bantu-bantu kebutuhan rumah,” ujarnya.

Corporate Communication GM Alfamart Nur Rachman menjelaskan bahwa Alfamart sangat terbuka bagi produk-produk lokal khas daerah untuk bisa masuk Alfamart. Seluruh produk berkesempatan masuk dalam etalase Alfamart selama produk tersebut memenuhi syarat dan legalitas yang ditetapkan.

“Bahkan, kalau respons konsumen cukup baik, kami dengan senang ikut mengembangkan potensinya, seperti Pak Ahmad,” kata Nur.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com