Advertorial

Bermanfaat bagi Perlindungan KI, Komunitas Medan Harapkan Banyak Dialog dengan Menkumham Yasonna

Kompas.com - 13/04/2022, 10:00 WIB

KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Federasi Musisi Indonesia (Fesmi) Medan Muhammad Irsan berharap, pemerintah lebih sering menggelar pertemuan dengan masyarakat.

Pasalnya, pertemuan dan dialog secara langsung dibutuhkan masyarakat yang mengalami kendala, khususnya dalam pelindungan kekayaan intelektual (KI).

"Pertemuan dengan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly dengan komunitas sangat bagus. Namun, kalau bisa jangan cuma sekali saja. Sebaiknya, buat secara berkala, seperti tiga hingga enam bulan sekali," ujar Irsan, terkait kegiatan Yasonna Mendengar di Grand Andaliman, Medan, Sumatera Utara, Selasa (12/4/2022) seperti dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (13/4/2022).

Pada kegiatan tersebut, Fesmi menyampaikan kegelisahan musisi Medan. Mereka sering mendapatkan penghasilan atau kontrak kerja yang tidak terstandardisasi dari pihak yang membutuhkan jasa dan karya mereka.

Contoh masalah yang kerap dihadapi adalah musisi tidak memiliki pendapatan yang pasti serta kontrak kerja yang sering diputus secara sepihak oleh pihak kafe dan restoran.

"Kami berharap Pak Yasonna mendengar masukan kami terkait pembuatan peraturan tentang standar tarif untuk para musisi. Selama ini kan praktiknya di Medan berbeda-beda. Kami juga ingin pihak yang memberikan kontrak dan yang diberi kontrak sama-sama untung," jelas Irsan.

Senada dengan Irsan, pendiri Blogger Sumatera Utara Desy Zulfiani menilai kegiatan Yasonna Mendengar sangat bermanfaat bagi dirinya dan komunitas.

Desy mengatakan, ia menjadi lebih terpacu untuk membuahkan karya karena kegiatan tersebut.

"Dulu, kami tidak tau cara melindungi karya kami. Sekarang, kami jadi lebih termotivasi untuk membuat karya secara bersama-sama karena acara ini," kata Desy.

Pada acara tersebut, komunitas yang hadir juga diberikan kesempatan untuk melihat demo Persetujuan Otomatis Pencatatan Hak Cipta (POP HC). Selain itu, komunitas juga diberikan fasilitas pencatatan gratis.

Desy menganggap, fasilitas dan demo tersebut sangat dibutuhkan. Dengan begitu, musisi jadi mengetahui bahwa prosedur untuk pencatatan hak cipta tidaklah sulit.

"Menurut saya, mudah dan cepat. Di bawah sepuluh menit asalkan kita sudah mempersiapkan semua dokumennya itu," lanjut Desy.

Sebagai informasi, kegiatan Yasonna Mendengar digelar pertama kali di Medan, Sumatera Utara.

Acara tersebut dihadiri oleh 100 komunitas secara langsung dan 1.000 komunitas secara dalam jaringan (daring).

Kegiatan tersebut merupakan rangkaian kegiatan Roving Seminar Kekayaan Intelektual yang akan digelar di enam kota di Indonesia. 

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com