Advertorial

Siap Hadapi Persaingan Ketat di Dunia Kerja, Xi’an Jiaotong-Liverpool University Bekali Mahasiswa dengan Pendidikan Kelas Dunia

Kompas.com - 14/04/2022, 09:29 WIB

KOMPAS.com - “Tuntutlah ilmu hingga ke negeri Cina”. Pepatah tersebut menunjukkan kekayaan China akan ilmu dan sejarah. Faktanya, peradaban China merupakan salah satu peradaban tertua di dunia, dan China memiliki sejarah tercatat yang kurang lebih sepanjang 3,500 tahun.

Empat Reka Cipta Besar, yakni bubuk mesiu, kertas, percetakan, dan kompas, yang berperan besar dalam sejarah kemajuan sains dan teknologi pun berasal dari negara tersebut.

China di masa kini tetap relevan. Dalam dua dekade terakhir, nama China terus melejit dan China memegang posisi penting dalam berbagai urusan dunia, terutama ekonomi dan politik global.

Di samping itu, bahasa Mandarin telah menjadi salah satu bahasa terpenting di dunia yang dipilih sebagai salah satu bahasa resmi di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Berkat peran China yang kian penting, lulusan yang memiliki pemahaman tentang China digemari oleh banyak perusahaan, terutama perusahaan yang memiliki hubungan bisnis dengan negara tersebut.

Maka tidak heran, menempuh pendidikan ke China dan belajar bahasa Mandarin telah menjadi opsi yang semakin populer, termasuk bagi orang Indonesia.

Kementerian Pendidikan China mencatat, di tahun 2018, terdapat hampir 500,000 pelajar internasional yang berkuliah di lebih dari 1,000 universitas di China. Dan total pelajar Indonesia di China menempati peringkat ke–7.

Standar top dengan program studi beragam

Saat ini, terdapat sejumlah universitas bertaraf internasional di China. Salah satunya adalah Xi’an Jiaotong–Liverpool University (XJTLU), universitas ventura bersama antara Xi’an Jiaotong University dan University of Liverpool.

Di universitas tersebut, mahasiswa akan memperoleh banyak wawasan tentang China. Di samping itu, mahasiswa Strata 1 (S1) akan mendapatkan dua ijazah – satu dari Kementerian Pendidikan China dan satu lagi dari University of Liverpool. Sementara itu, untuk mahasiswa pascasarjana, mereka akan mendapatkan ijazah dari University of Liverpool yang juga diakui oleh Kementerian Pendidikan China.

Sebagai universitas bertaraf internasional, XJTLU menggunakan kurikulum UK dan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar.

Alumnus XJTLU asal Indonesia, Audrey Ardianto, mengatakan bahwa daya tarik terbesar XJTLU adalah standar pendidikannya yang tinggi, keberagaman program studi (prodi) yang berjumlah lebih dari 90, fasilitas yang lengkap dan mutakhir, serta prospek karier yang baik di masa depan.

Audrey menekuni prodi BA Accounting di International Business School Suzhou (IBSS) XJTLU yang telah menerima akreditasi “Triple Crown” dari tiga badan akreditasi sekolah bisnis terbesar dan paling berpengaruh di dunia, yakni AACSB, EQUIS, dan AMBA & BGA.

Sekarang, Audrey bekerja sebagai Competitive Intelligence Analyst di salah satu perusahaan e-commerce terbesar di Asia Tenggara.

Audrey dan teman-temannya di XJTLU.Dok. XJTLU Audrey dan teman-temannya di XJTLU.

“Jika dibandingkan universitas internasional lain di China, XJTLU termasuk yang paling beragam jurusannya. Ada banyak pilihan jurusan, termasuk yang spesifik, mulai dari BEng Architectural Engineering hingga BA Digital Media Arts,” ujar Audrey dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (24/02/2022).

Audrey menambahkan bahwa prodi Accounting di XJTLU menggunakan standar akuntansi internasional, salah satunya International Financial Reporting Standards (IFRS). Standar tersebut banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan multinasional, termasuk Kantor Akuntan Publik (KAP) the Big Four.

“Oleh karena itu, saya merasa sangat bersyukur atas kualitas internasional XJTLU dalam menyiapkan diri saya untuk terjun ke dunia profesional,” jelas Audrey.

Fasilitas kelas dunia

Selain menyediakan pendidikan berstandar internasional, XJTLU juga menyediakan fasilitas laboratorium modern agar para mahasiswa dapat merasakan pengalaman belajar dengan optimal.

Kelly Williams, alumnus prodi BSc Applied Chemistry XJTLU, mengatakan bahwa ia merasa senang karena berkesempatan untuk menggunakan fasilitas laboratorium yang cutting-edge di School of Science selama masa studinya.

“Contohnya, ada alat nuclear magnetic resonance (NMR) untuk menganalisis komponen kimia dalam suatu campuran. Fasilitas canggih seperti itu menunjukkan upaya XJTLU dalam mendukung pembelajaran praktikum mahasiswa. Jadi, mahasiswa tidak menguasai teori saja,” kata Kelly.

Staf akademik dan mahasiswa di School of Science XJTLU.Dok. XJTLU Staf akademik dan mahasiswa di School of Science XJTLU.

Tidak hanya di School of Science, fasilitas dengan kualitas terbaik juga tersedia untuk para mahasiswa di IBSS.

Nicolas Keefe Sutanto, alumnus prodi BSc Economics and Finance, menyampaikan kekagumannya akan Financial Lab IBSS yang berkolaborasi dengan Thomson Reuters. Pasalnya, laboratorium ini menggunakan sumber informasi cerdas terkemuka dunia untuk para bisnis dan profesional.

“Laboratorium tersebut membantu pengguna dalam mengumpulkan data finansial sehingga sangat bermanfaat untuk riset dan perkembangan belajar mahasiswa. Kami dapat menggunakannya dengan gratis, dan langganannya sama sekali tidak murah,” tuturnya.

Selain fasilitas yang mutakhir, XJTLU juga membekali mahasiswanya dengan berbagai macam soft dan hard skills melalui proyek dan tugas-tugas yang menantang. “Semua itu sangat berguna untuk karier saya saat ini,” ucap Nicolas.

Sebelumnya, Nicolas pernah bekerja sebagai konsultan di EY dan Deloitte Indonesia. Saat ini, ia menjabat sebagai Digital Strategy Associate di Astra International.

Lulusan kompeten

Selain mendapatkan double degree, latar belakang sebagai lulusan dari salah satu universitas terkemuka di China juga berkontribusi dalam meningkatkan kredibilitas Nicolas saat bersaing di pasar kerja.

“Salah satu perusahaan tempat saya bekerja sebelumnya memiliki banyak klien dan mitra asal China. Perusahaan akan menimbang untuk merekrut alumnus dari kampus-kampus China karena mereka memiliki pemahaman tentang negara tersebut dan dapat berbahasa Mandarin,” terangnya.

Seperti Nicolas, Kelly juga mengaku bahwa kredibilitasnya sebagai lulusan dari universitas China sangat memudahkan dirinya ketika bersaing di dunia kerja.

Saat ini, Kelly bekerja sebagai Research and Development Formulator di sebuah perusahaan kecantikan Indonesia, SYCA Cosmetics.

Keterampilan bahasa Mandarin membuat Kelly lebih menonjol ketimbang kandidat lain saat proses rekrutmen.

“Di antara semua pelamar, saya sendiri yang lulusan universitas China. Perusahaan saya mengimpor packaging dari China. Mereka melihat bahwa sebagai penutur bahasa Mandarin, saya dapat berkontribusi secara positif bagi perusahaan. Saat ini, kemahiran bahasa Mandarin merupakan aset signifikan yang dicari oleh banyak perusahaan,” ujar Kelly.

Menemukan universitas yang tepat untuk menuntut ilmu dan mempersiapkan diri menjadi profesional muda memang tidak mudah. Apalagi, persaingannya semakin ketat dari waktu ke waktu.

Namun, kebutuhan tersebut bisa terjawab oleh universitas kelas dunia seperti XJTLU. Selain kurikulum dan fasilitas yang bagus, XJTLU memiliki banyak program beasiswa bagi mahasiswa Indonesia yang berminat untuk menempuh pendidikan di China.

Alumni dari XJTLU.Dok. XJTLU Alumni dari XJTLU.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai XJTLU, silakan kunjungi tautan berikut.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com