Advertorial

BNI Optimistis Cetak Pertumbuhan Kredit 7 Persen pada Kuartal I-2022

Kompas.com - 14/04/2022, 12:02 WIB

KOMPAS.com – Keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan kasus Covid-19 telah memulihkan sejumlah sektor, termasuk di bidang ekonomi. Berbagai aspek kehidupan secara umum pun telah berangsur-angsur pulih.

Oleh karena itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI optimistis dapat mencatatkan kinerja yang baik pada kuartal I-2022. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan kredit yang mencapai kisaran 6–7 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

Pertumbuhan tersebut mampu terlampaui seiring dengan berjalannya aktivitas ekonomi di sejumlah segmen.

Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan, pertumbuhan kredit pada kuartal I-2022 diyakini dapat lebih tinggi ketimbang kredit akhir 2021 yang hanya meningkat 5,4 persen yoy. Sebab, terdapat tren perbaikan pada permintaan dan penyaluran kredit di BNI.

“Peningkatan tersebut didukung oleh berbagai sektor industri, antara lain sektor manufaktur, sektor konstruksi, serta pemulihan sektor perdagangan dan sektor transportasi atas kelonggaran kebijakan pemerintah terhadap pandemi Covid-19,” jelas Novita dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (14/3/2022).

Berdasarkan laporan keuangan bulanan BNI, kredit yang disalurkan per Februari 2022 sebesar Rp 575,49 triliun. Angka ini meningkat 5,43 persen jika dibandingkan kredit per Februari 2021, yakni senilai Rp 545,86 triliun.

Dengan demikian, terjadi akselerasi pertumbuhan kredit yang lebih tinggi per Maret 2022.

Perbaikan juga tecermin dari restrukturisasi kredit BNI yang semakin melandai. Per Maret 2022, kredit yang diberikan stimulus tersisa senilai Rp 69,63 triliun. Nilai tersebut turun Rp 2,5 triliun dari posisi akhir 2021, yakni Rp 72,13 triliun.

Corporate Secretary BNI Mucharom menambahkan, BNI tidak hanya mampu mencatatkan pertumbuhan kredit positif, tetapi juga meningkatkan kualitas kredit. Hal ini terlihat dari baki restrukturisasi kredit yang semakin rendah.

“Pelaku usaha terdampak mulai semakin percaya diri (dalam) prospek kinerja bisnisnya sehingga (mereka) sudah dapat melakukan cicilan seperti sebelum pandemi,” tuturnya.

Adapun ekspansi yang dilakukan BNI pada masa pemulihan ekonomi semakin berkualitas. Hal ini tampak dari tingkat rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) yang semakin menurun.

Pada 2021, BNI melaporkan terdapat penurunan NPL 60 basis poin (bps) menjadi 3,7 persen daripada posisi 2020 yang mencapai 4,3 persen.

Meski demikian, NPL per Maret 2022 terpantau kembali menunjukkan peningkatan, yakni ke level 3,46 persen.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com