KOMPAS.com – Indonesia mematangkan persiapan untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Nusa Dua, Provinsi Bali.
Adapun Indonesia merupakan tuan rumah GPDRR pertama di kawasan Asia Pasifik dan negara kedua di luar Jenewa, Swiss.
Sebagai informasi, acara dua tahunan itu merupakan forum yang diinisiasi Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk penanggulangan risiko bencana (PRB) atau United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR).
Lewat forum itu, para pemangku kepentingan dapat meninjau kemajuan, berbagi pengetahuan, dan mendiskusikan perkembangan terkait PRB.
Bagi Indonesia, panduan pelaksanaan terhadap pengurangan risiko bencana merupakan hal penting. Terlebih, Indonesia berada pada kawasan cincin api atau ring of fire. Kondisi ini menyebabkan Indonesia lebih rentan terhadap bencana alam, seperti gunung meletus dan gempa bumi.
Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Infokom PMK), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Wiryanta mengatakan, kepercayaan yang diberikan kepada Indonesia sebagai tuan rumah forum internasional itu menjadi momentum untuk memperkuat mitigasi, praktik dan pengurangan risiko bencana, serta penanggulangan bencana secara global dan nasional.
“Forum GPDRR menjadi ajang kolaborasi untuk mencapai ketangguhan bencana dan pembangunan berkelanjutan,” kata Wiryanta dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (19/4/2022).
Di tengah situasi pandemi Covid-19, pemerintah berkomitmen untuk menyelenggarakan pertemuan tersebut dengan aman dan nyaman melalui penerapan protokol kesehatan (prokes) secara ketat.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengatakan, pelaksanaan kegiatan GPDRR akan menerapkan sistem bubble. Artinya, para delegasi hanya diperbolehkan beraktivitas di kawasan Nusa Dua.
Selain itu, para delegasi juga wajib mendapatkan vaksinasi dosis penuh dan menunjukkan hasil negatif Covid-19 berdasarkan tes PCR.
Untuk diketahui, GPDRR akan dihadiri oleh para delegasi dan peserta dari 193 negara yang berpengalaman dalam penanganan bencana.
Mereka akan merumuskan panduan strategis untuk pelaksanaan kerangka global pengurangan risiko bencana atau Sendai Framework of Disaster Risk Reduction 2015-2030.
Selain itu, forum GPDRR juga diharapkan dapat menjadi kesempatan untuk mencari solusi bersama dalam penanganan bencana nonalam dalam pengendalian pandemi Covid-19.
Adapun pembahasan dalam forum GPDRR akan dibagi dalam empat klaster. Pertama, mengenai ancaman bencana alam klaster geologi serta vulkanologi, seperti gempa bumi dan gunung meletus.
Kedua, mengenai ancaman hidrometeorologi kering, seperti kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan.
Ketiga, mengenai ancaman hidrometeorologi basah, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin puting beliung, dan abrasi pantai. Keempat, mengenai ancaman bencana nonalam, seperti pandemi Covid-19.
Koordinator Komunikasi Kesehatan Direktorat Infokom PMK Maroli J Indarto menegaskan bahwa pembahasan bencana nonalam, khususnya pandemi Covid-19, merupakan hal penting. Pasalnya, bencana ini berdampak luas dalam jangka panjang.
“Forum GPDRR harus bisa dimanfaatkan untuk membuat kolaborasi global guna memitigasi potensi bencana nonalam. Kita harus benar-benar belajar dari pandemi Covid-19 yang berdampak luas dan lama,” jelas Maroli.
Berkaca pada kondisi demografis dan geografis, Maroli menilai bahwa Indonesia harus mengambil peran terdepan dalam pembahasan bencana nonalam.
“Indonesia harus mengambil inisiatif dalam pembahasan tersebut. Manfaat kolaborasi global yang berjalan baik akan dirasakan Indonesia dalam menghadapi bencana nonalam di kemudian hari,” tegas Maroli.
Untuk diketahui, pemerintah Indonesia telah berperan aktif dalam konferensi kebencanaan yang diselenggarakan UNDRR sejak 2009.
Berbagai pertemuan internasional pun telah dihadiri pemerintah Indonesia. Pada 2012, misalnya, BNPB bersama UNDRR menjadi Tuan Rumah 5th Asian Ministerial Meeting on Disaster Risk Reduction (AMCDRR) di Yogyakarta.
Kemudian, melalui BNPB, pemerintah Indonesia juga berperan aktif dalam perumusan Sendai Framework for Disaster Risk Reduction (SFDRR) di Sendai, Jepang pada 2015.
Sebagai informasi, GPDRR 2022 akan digelar secara luring dan daring. Prepday Conference akan diselenggarakan pada 23-24 Mei 2022 di Bali International Conference Center. Sementara itu, Conference akan digelar pada 25-27 Mei 2022 di Bali Nusa Dua Convention Centre.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) direncanakan hadir dalam gelaran tersebut bersama Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, serta sekitar 4.000 partisipan.