Advertorial

Komitmen Kembangkan Teknologi Ramah Lingkungan, Pemerintah Gunakan Mobil Listrik pada KTT G20

Kompas.com - 21/04/2022, 18:05 WIB

KOMPAS.com - Agenda utama Presidensi Group of Twenty (G20) Indonesia mengerucut pada tiga bidang, yaitu arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi. Hal tersebut sesuai dengan arahan Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi).

Selain bertujuan untuk mewujudkan vaksinasi yang merata, ketiga agenda tersebut juga diharapkan dapat mempercepat digitalisasi dan mengarahkan koordinasi kesepakatan global terkait pembiayaan perubahan iklim.

Oleh karena itu, penggunaan teknologi yang ramah lingkungan perlu dipertimbangkan. Selain itu, keseimbangan antara pasokan (supply) dan permintaan (demand) energi juga harus dipikirkan secara baik.

Namun, jika pasokan energi yang tersedia belum mampu memenuhi kebutuhan nasional, pemerintah akan berupaya mencukupi defisit tersebut dengan energi yang lebih ramah lingkungan.

Dilansir dari laman G20pedia, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan beberapa prinsip dan strategi net zero emission yang akan diusung pada pertemuan G20.

Pertama, pengurangan energi fosil melalui carbon tax and tradingco-firing pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan energi baru terbarukan (EBT), serta retirement PLTU.

Kedua, peningkatan pemanfaatan listrik pada rumah tangga dan industri. Ketiga, pemanfaatan carbon capture and storage (CCS). Keempat, peningkatan pemanfaatan EBT. Kelima, pemanfaatan kendaraan listrik di sektor transportasi.

Kementerian ESDM akan memaparkan fokus isu transisi energi, mulai dari keamanan energi hingga teknologi tersebut dalam forum pembahasan dan kerja sama di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

Selain itu, sama halnya pada sidang Energy Transitions Working Group (ETWG), Kementerian ESDM akan menitikberatkan fokus bahasan pada keamanan energi, akses dan efisiensi energi, serta transisi energi.

Hal tersebut bertujuan untuk mendukung sistem energi yang rendah karbon, termasuk pada investasi serta inovasi teknologi yang lebih bersih dan efisien.

Adapun melalui forum besar G20, Indonesia juga berkesempatan mendorong upaya kolektif dunia dalam mewujudkan kebijakan untuk mempercepat pemulihan ekonomi global secara inklusif.

Indonesia pun memiliki kesempatan untuk menunjukkan kepada dunia tentang dukungan penuhnya terhadap transisi energi global.

Untuk diketahui, negara-negara anggota G20 menyumbang sekitar 75 persen dari permintaan energi global.

Maka dari itu, negara-negara G20 memegang tanggung jawab besar dan punya peran strategis dalam mendorong pemanfaatan energi bersih.

Penggunaan mobil listrik di KTT G20

Pada akhir Maret 2022, Presiden Jokowi meresmikan dua stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) ultrafast charging di Bali yang merupakan tuan rumah KTT G20 2022.

Presiden Jokowi menilai, Indonesia memiliki kesempatan bagus untuk menunjukkan komitmen dalam mengurangi emisi karbon kepada dunia, salah satunya memperkenalkan SPKLU ultrafast charging.

“Presidensi G20 adalah kesempatan yang sangat baik bagi kita untuk menunjukkan berbagai komitmen terhadap pengurangan emisi karbon. Ini juga jadi kesempatan untuk menunjukkan bahwa Indonesia juga terdepan dalam pengembangan kendaraan listrik,” ujar Jokowi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (21/4/2022).

Selain SPKLU, Direktur Jenderal (Dirjen) Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Usman Kansong mengatakan, mobil listrik juga akan digunakan sebagai alat transportasi para kepala negara selama perhelatan G20 di Bali.

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Dok. Kemenkominfo Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

“KTT G20 menjadi ajang bagi Indonesia untuk menunjukkan komitmen dalam mendorong penurunan emisi. Kita tunjukkan dengan penggunaan teknologi ramah lingkungan seperti mobil listrik,” ujar Usman.

Usman menambahkan, komitmen tersebut sudah pemerintah tunjukkan dengan beberapa penggunaan mobil listrik berlogo G20 yang dihadirkan di Ibu Kota. Adapun penggunaan mobil listrik oleh panitia KTT G20 diperkirakan mencapai 500 unit.

Selain itu, Perusahaan Listrik Negara (PLN) juga akan membangun puluhan unit SPKLU di beberapa lokasi strategis di Bali sebagai bentuk komitmen transisi energi.

Usman berharap, institusi lainnya, seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan pemerintah daerah (pemda) ikut beralih menggunakan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) untuk menyambut KTT G20.

“Keberadaan mobil listrik di KTT G20 menunjukkan Indonesia telah siap menyambut dan memulai transisi energi. Indonesia akan dikenal menjadi salah satu negara yang berani untuk menjadi piloting country dalam transisi energi,” terang Usman.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com