Advertorial

Di Era Digital, Pelaku Bisnis Butuh Perlindungan Cybersecurity

Kompas.com - 29/04/2022, 21:16 WIB

KOMPAS.com – Inovasi dan keamanan produk menjadi salah satu faktor penting dalam pengembangan bisnis terkini.

Pasalnya, dengan perlindungan teknologi informasi terkini, aset serta data pelanggan dan perusahaan dapat terlindungi dengan baik. Oleh karena itu, perlindungan keamanan siber atau cybersecurity menjadi faktor penting bagi setiap perusahaan.

Selama ini, keamanan data kerap diidentikkan dengan industri teknologi. Karena hal ini, selain perusahaan yang bergerak di industri teknologi, keamanan data tidak terlalu dianggap penting.

Padahal, pada era digital, operasional bisnis di setiap sektor industri sudah memanfaatkan jaringan internet untuk menyimpan data dan informasi yang dimiliki.

Setiap data yang tersimpan dapat berisi informasi sensitif terkait bisnis, termasuk data pelanggan atau klien yang ditangani. Jika data sampai bocor, operasional bisnis pun dapat terancam.

Ketua Umum Perhimpunan Riset Pemasaran Indonesia (Perpi) Rhesa Yogaswara menjelaskan bahwa berdasarkan data Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), sepanjang Januari sampai Agustus 2020, terdapat 190 juta upaya serangan siber di Indonesia.

Angka tersebut melonjak naik lebih dari empat kali lipat ketimbang periode sama pada 2019 yang berjumlah sekitar 39 juta.

Selanjutnya, pada 2021, terdapat lebih dari 1,6 miliar serangan siber. Adapun serangan tersebut meliputi malware, trojan activity (aktivitas trojan), dan information gathering (pengumpulan informasi untuk mencari celah keamanan).

"Selama pandemi, serangan siber seperti penipuan digital menjadi jenis kejahatan yang sering terjadi ketimbang penipuan secara fisik," kata Rhesa dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (28/4/2022).

Dari fakta tersebut, lanjut Rhesa, keamanan siber menjadi salah satu cara untuk melindungi jaringan, informasi, komputer, program dan data dari serangan siber (cyber attack). Pelaku bisnis harus mengutamakan keamanan data yang merupakan harta digital.

Ia pun menyarankan pelaku bisnis atau pemilik perusahaan untuk mulai melindungi konsumen dengan cyber security.Hal ini bertujuan agar bisnis dapat berkelanjutan dan terlindungi, khususnya dari ancaman serangan cyber. Terlebih, saat ini konsumen semakin familier dengan digitalisasi aktivitas online.

Sebagai informasi, jasa makanan merupakan sektor bisnis yang paling banyak menggunakan sistem digital, yaitu 78 persen. Selanjutnya, jasa transportasi 77 persen dan perbankan 68 persen.

“Idealnya, cybersecurity menyertakan perlindungan di antaranya firewall, antivirus, antispam, wireless security, dan penyaringan konten online,” ujarnya.

Salah satu penyedia produk dan layanan perlindungan cybersecurity adalah SNC (baca: Esensi). SNC menyediakan jasa dan layann untuk keamanan data perusahaan dengan spesialisasi managed services dan security service.

SNC memberikan perlindungan berupa layanan security assessment untuk melakukan penilaian terhadap keamanan jaringan dan informasi yang berjalan. Layanan ini berupa security scorecard, vulnerability assessment, penetration test, serta configuration review.

Seperti diketahui, serangan cybersecurity dapat mengancam reputasi bisnis atau perusahaan karena dapat mencuri intellectual property (IP) serta membajak situs web. Selain itu, modus serangan cybersecurity, seperti phishing, juga semakin canggih.

Dengan menjaga cybersecurity, perusahaan dan pelaku usaha akan mendapatkan berbagai keuntungan.

Sebut saja, mencegah malware yang dapat merusak hardware dan software, mendukung kredibilitas usaha, menjaga keamanan data konsumen, data penjualan akan ter-backup, serta menjaga situs agar selalu bisa diakses.

Jadi, tunggu apa lagi? Tingkatkan kualitas keamanan siber perusahaan atau usaha Anda dengan perlindungan dari SNC mulai sekarang. Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa mengunjungi laman https://esensi.com/ dan Instagram @esensi.indonesia.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com