Advertorial

Pertamina Gandeng Osaka Gas, JGC Holdings, dan Inpex Garap Proyek Gas Bersih Bio-Metana

Kompas.com - 12/05/2022, 19:27 WIB

KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) yang diwakili oleh Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Iman Rachman menyepakati kerja sama proyek gas bersih bio-metana bersama tiga perusahaan gas dari Jepang, yakni Osaka Gas Co, Ltd (Osaka Gas), JGC Holdings Corporation (JGC), dan Inpex Corporation (Inpex).

Kesepakatan tersebut diresmikan melalui penandatangan memorandum of understanding (MoU) secara virtual pada acara Asia Green Growth Partnership Ministerial Meeting (AGGPM 2022), Senin (25/4/2022).

Peresmian kesepakatan kerja sama itu disaksikan oleh Menteri Ekonomi Perdagangan dan Industri Jepang, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, Deputy Perdana Menteri Energy Thailand, Menteri Industri dan “Advance Technology” Uni Emirate Arab, serta Menteri Industri dan Perdagangan Vietnam.

Adapun kerja sama antara empat perusahaan meliputi studi kelayakan produksi bio-metana dari limbah pabrik kelapa sawit (POME) sebagai gas alam bersih dan potensinya menjadi gas alam cair (LNG) di Indonesia.

Proyek tersebut merupakan bagian dari perwujudan Asia Energy Transition Initiative2 (AETI) yang diluncurkan pemerintah Jepang pada 2021. Tujuannya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan sekaligus mendukung pencapaian net-zero emission di kawasan Asia melalui transisi menuju energi bersih.

Indonesia sendiri merupakan produsen dan pengekspor minyak sawit terbesar di dunia. Sektor ini mampu menyerap 3 juta tenaga kerja dan menyumbang 4,5 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.

Meski punya andil besar terhadap perekonomian, sektor kelapa sawit juga berdampak terhadap keberlangsungan lingkungan. Limbah dari pabrik kelapa sawit mengandung bahan organik yang menghasilkan emisi metana. Emisi ini memiliki dampak pemanasan global 25 kali lebih besar ketimbang karbon dioksida (CO2).

Karena hal tersebut, proyek gas bersih bio-metana dibuat. Proyek ini dimaksudkan sebagai usaha mengurangi emisi gas rumah kaca dari limbah sawit dengan mengubahnya menjadi biofuel. Dengan demikian, hal ini akan berkontribusi pada pasokan energi bersih secara berkelanjutan.

Melalui kerja sama itu, Pertamina dan mitra akan bersama-sama melakukan studi kelayakan proyek, termasuk kerja sama dalam penelitian dan pengembangan teknologi serta solusi yang berkaitan dengan produksi bio-metana dari sumber POME yang berlokasi di Sumatera dan Kalimantan.

Nantinya, produksi bio-metana akan disalurkan melalui jaringan gas yang dimiliki Pertamina. Dengan begitu, produksinya bisa memenuhi permintaan gas alam yang terus meningkat dan sekaligus berkontribusi pada pengurangan emisi.

Kerja sama antara empat perusahaan juga akan mengkaji peluang memanfaatkan mekanisme kredit karbon dan skema sertifikasi bio-metana untuk mengamankan netralitas karbon. Selain itu, kerja sama ini juga akan mengkaji peluang pemasaran bio-metana atau bio-LNG dan bahan bakar bunker, termasuk ekspor bio-LNG ke Jepang serta negara lain.

Pjs Vice President Corporate Communication Pertamina Heppy Wulansari mengatakan, Pertamina memosisikan kerja sama tersebut sebagai kelanjutan dari beberapa proyek pengembangan energi hijau yang telah berjalan. Kerja sama ini juga bagian dari upaya mendukung upaya pemerintah mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 30 persen sebelum 2030.

“Selain mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT), kerja sama ini akan membantu mengatasi tantangan lingkungan, terutama dengan mengubah limbah kelapa sawit menjadi energi ramah lingkungan,” ujar Heppy seperti dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (12/5/2022).

Dalam kerja sama tersebut, imbuh Heppy, Pertamina akan menyediakan beberapa fasilitas serta lokasi studi di Kalimantan dan Sumatera.

Kerja sama itu diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan gas bumi di sektor industri dan rumah tangga, serta memperluas pengembangan jaringan gas bumi yang dimiliki perusahaan.

Pada kesempatan itu, pihak Osaka Gas menegaskan bahwa kerja sama ini sejalan dengan Daigas Group Carbon Neutral Vision (CNV) yang diluncurkan pada Januari 2021 yang bertujuan untuk mencapai carbon-netral pada 2050.

Di bawah CNV, Osaka Gas akan terus mengembangkan teknologi dan layanan yang berkontribusi pada pemecahan masalah sosial seperti perubahan iklim.

Daigas Group akan berkontribusi dalam kerja sama tersebut melalui teknologi produksi bio-metana dari biogas, injeksi pipa bio-metana, dan pengetahuan tentang pemasaran gas bumi. Tujuannya untuk memperluas penggunaan bio-metana di Indonesia dan sekaligus mengurangi emisi CO2, baik di Indonesia maupun Jepang.

Sementara itu, pihak Grup JGC mengatakan bahwa program tersebut adalah strategi penting untuk membuka transisi energi bersih di kawasan Asia sehingga rencana pengelolaan jangka menengah “Membangun Infrastruktur Planet Berkelanjutan 2025” dapat tercapai.

Pada kerja sama tersebut, JGC akan berkontribusi dengan memberikan kompetensi intinya dalam manajemen program. Perusahaan juga akan memberikan kemampuan teknik kelas dunia yang diperoleh melalui rekam jejak yang kaya dalam membangun fasilitas pemrosesan gas di Indonesia.

Pihak Inpex mengatakan bahwa melalui kerja sama tersebut, Inpex akan berupaya untuk secara proaktif terlibat dalam reformasi struktur energi menuju realisasi masyarakat net-zero carbon pada 2050.

Hal tersebut sejalan dengan Strategi Jangka Panjang dan Rencana Bisnis Jangka Menengah (Visi Inpex @2022) yang diluncurkan pada Februari 2022.

Inpex akan bekerja sama membangun kerangka kerja bisnis yang berkontribusi terhadap respons perubahan iklim dan menjajaki peluang untuk menyediakan solusi bunkering LNG bersih di Terminal LNG Bontang.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau