Advertorial

Punya Peran Strategis, UMKM Indonesia Berpeluang Besar untuk Bersaing di Pasar Global

Kompas.com - 20/05/2022, 12:48 WIB

KOMPAS.com – Sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) memiliki peran strategis sebagai sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia. Maka dari itu, sinergi dari seluruh elemen masyarakat, baik swasta, perbankan, maupun pemerintah, diperlukan untuk mendorong daya saing UMKM Indonesia agar dapat melebarkan sayap ke pasar global.

Salah satu fokus pemerintah dalam menciptakan UMKM yang berdaya saing adalah membentuk ekosistem digital. Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga pun memproyeksikan sebanyak 30 juta UMKM bisa onboarding ke ekosistem digital pada 2030.

Hal tersebut disampaikan Jerry dalam Webinar Tribun Series bertajuk “Dengan Bangga Buatan Indonesia, UMKM Bangka Belitung dan Ekonomi Indonesia Bangkit” yang diselenggarakan Tribunnews bersama Kementerian Perdagangan (Kemendag), Rabu (18/5/2022).

"Oleh karena itu, saya pikir kegiatan yang kita lakukan ini juga menjadi momen dukungan terhadap Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI)," ujar Jerry dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (20/5/2022).

Sebagai informasi, Gernas BBI 2022 berfokus pada peningkatan UMKM, industri kecil menengah (IKM), dan artisan ke ekosistem digital, peningkatan transaksi penjualan, serta pendampingan dalam memulai dan mengembangkan jiwa kewirausahaan.

Dalam mencapai hal tersebut, pemerintah pun mendorong para pelaku UMKM untuk terus berinovasi serta mendorong masyarakat Indonesia untuk membeli produk dalam negeri.

“Sesuai dengan namanya Bangga Buatan Indonesia, kita tidak hanya bangga tetapi juga harus menggunakan dan konsumsi. Apa pun bisa kita lakukan untuk mendukung, seperti jam tangan yang saya pakai ini (merupakan) produk UMKM siap ekspor dari Jawa Barat,” kata Jerry.

Pada kesempatan webinar tersebut, Deputi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Odo RM Manuhutu menjelaskan bahwa terdapat kunci utama dari Gernas BBI.

Pertama, yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat, pemerintah, badan usaha milik negara (BUMN) serta perusahaan swasta bahwa harus mengutamakan produk dalam negeri. Kedua, membeli produksi hasil anak bangsa. Ketiga adalah mempromosikan.

Ia menjelaskan bahwa Kemenko Marves juga turut berupaya dalam mendorong keberhasilan Gernas BBI 2022 yang akan diselenggarakan di Bangka Belitung. Salah satunya adalah penggunaan aplikasi virtual expo yang di dalamnya terdapat 25 produk lokal Bangka Belitung.

“Nantinya, dari setiap daerah juga akan ada (virtual expo). Rencananya, pada akhir tahun hasil dari kurasi dari berbagai daerah, termasuk dari Bangka Belitung, akan kami kumpulkan untuk pertama, (lalu) dipamerkan saat G20 di Bali. Keduanya akan kami sampaikan ke seluruh perwakilan Indonesia, termasuk dari Kemendag dan Bank Indonesia (BI),” jelasnya.

Bangkitkan UMKM Belitung

Pada tahun ini, penyelenggaraan Gernas BBI juga diselaraskan dengan Gerakan Nasional Bangga Berwisata di Indonesia Aja (Gernas BWI). Sebagai tuan rumah, Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung antusias dan menyambut baik kegiatan yang akan dilaksanakan di kawasan pantai Tanjung Kelayang pada 20-22 Mei 2022.

Pada webinar tersebut, Wakil Bupati Belitung Isyak Meirobie menyebut bahwa Gernas BBI menjadi pintu gerbang kebangkitan UMKM dan ekonomi kreatif di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

“Selama kurang lebih 2,5 tahun pandemi, banyak UMKM yang terpuruk penjualannya. Maka dari itu, melalui momentum ini, kami berkolaborasi untuk menyukseskannya. Dengan demikian, UMKM yang terpuruk sekarang bisa diperbaiki kualitasnya, standardisasinya, dan segala macam," ujar Isyak.

Saat launching Gernas BBI nanti, sambungnya, berbagai produk dapat dibanggakan seluruh Indonesia dan bisa dinikmati masyarakat dunia.

Isyak menjelaskan, Belitung memiliki berbagai produk unggulan yang semuanya berbasis pada kearifan lokal dan sedang dikurasi untuk dapat memenuhi standardisasi internasional. Selain itu, produk yang diunggulkan juga ramah lingkungan, seperti topi dan batik yang menggunakan teknik ecoprint. Kemudian, ada juga produk sabun hingga parfum juga berbahan dasar ramah lingkungan, yakni lada.

"Saya ambil contoh produk dari Belitung, seperti sabun-sabun dan losion terbuat dari lada. Kemudian, ada parfum dari lada. Kemasannya bagus dan sudah ditampilkan di hotel agar wisatawan bisa menikmati sensasi sabun berbahan dasar lada," kata Isyak.

Sebagai informasi, webinar tersebut juga turut dihadiri Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen BI Yunita Resmi Sari, Diaspora Korea Selatan Hartono Susanto, UMKM Cual Destiani Nina Sarjulianto, serta UMKM Billiton Purun Eco Hartati.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com