Advertorial

Cari Solusi Penyebaran PMK, Bupati Kediri Ajak Pedagang Sapi Berdialog

Kompas.com - 23/05/2022, 19:00 WIB

KOMPAS.com – Merespons kecurigaan terhadap munculnya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mendatangi Pasar Hewan Pare untuk berdialog dengan pedagang sapi.

Bupati yang akrab disapa Mas Dhito tersebut mengatakan bahwa sejauh ini, ada enam kecamatan dengan jumlah 76 kasus suspect PMK di Kabupaten Kediri.

“Lonjakan kasus tersebut terjadi secara signifikan dalam empat hari sehingga patut menjadi kewaspadaan bersama. Masalah ini menjadi bahan pertimbangan kami yang ada di Forkopimda. Kami akan mulai menutup pasar-pasar hewan," ujar Mas Dhito dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (23/5/2022).

Sebelum kebijakan tersebut diberlakukan, tambah Mas Dhito, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri sudah terlebih dahulu mengajak para pedagang sapi untuk berdialog.

Namun, harus diakui bila para pedagang merasa keberatan dengan rencana tersebut. Sebab, kebijakan ini berkaitan dengan hajat hidup mereka.

"Di satu sisi, banyak pertimbangannya dan pada Juli 2022 akan ada Idul Adha. Saat itu, perputaran sapi pasti tinggi. Jadi, jangan sampai ketika momentum tersebut hadir, kasus (PMK) sedang tinggi-tingginya," ungkap Mas Dhito.

Meski bakal diterapkan, Mas Dhito menegaskan bahwa kebijakan penutupan pasar hewan tidak serta merta dilakukan tanpa sosialisasi terlebih dahulu. Ia berjanji, sosialisasi bakal dilakukan 1-2 hari sebelum keputusan dikeluarkan.

Adapun upaya pencegahan terhadap penambahan kasus PMK telah dilakukan sejak awal.

Salah satu upaya yang dilakukan Pemkab Kediri adalah dengan melakukan pengetatan di setiap check point yang menjadi pintu lalu lintas ternak dari kabupaten atau kota.

Meski begitu, penambahan kasus tetap terjadi lantaran truk pembawa hewan ternak masuk dari luar ke Kabupaten Kediri.

Mas Dhito jelaskan bahwa akan ada kebijakan mengenai penutupan pasar hewan di Kabupaten Kediri. Dok. Pemkab Kediri Mas Dhito jelaskan bahwa akan ada kebijakan mengenai penutupan pasar hewan di Kabupaten Kediri.

"Kami anggap sapi yang ada di Kabupaten Kediri itu sapi dari luar kota dan kabupaten lain. Seperti di Pasar Hewan Pare tadi pagi sudah ada satu sapi suspect (PMK) yang masuk," kata Mas Dhito.

Untuk diketahui, PMK pada hewan ternak bukan termasuk penyakit zoonosis atau penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia. Penyakit PMK disebabkan oleh virus dan memiliki masa inkubasi sekitar 2-14 hari.

Penyakit tersebut hanya menular pada hewan ternak, terutama yang berkuku belah, seperti sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi.

Oleh karena itu, masyarakat diimbau agar tidak takut untuk mengonsumsi daging.

Adapun hewan ternak yang terdeteksi suspect PMK akan langsung dikarantina untuk dilakukan pengobatan.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri Tutik Purwaningsih mengatakan, keseluruhan kasus suspect PMK ada 76 kasus untuk sapi dan 2 ekor kambing.

Penyakit tersebut tersebar di delapan desa yang ada di Kecamatan Kandangan, Puncu, Kepung, Kayen Kidul, Kandat, dan Ngadiluwih.

Untuk mencegah penambahan jumlah kasus PMK, pemerintah akan melakukan penutupan lalu lintas hewan ternak dari luar daerah untuk sementara.

“Harus diakui bahwa yang paling penting dalam penanganan PMK adalah menjaga mobilitas ternak. Jadi, bila menemukan tanda-tanda PMK, segera laporkan supaya ditangani. Jangan dijual karena itu bisa menyebar dan menambah jumlah kasus,” ujar Tutik.

Tutik menambahkan, dalam menangani suspect PMK, desa atau wilayah bersangkutan tidak diperbolehkan untuk membawa masuk ataupun mengirim hewan ternak. Kemudian, seluruh kandang peternak di wilayah tersebut wajib untuk melakukan penyemprotan massal.

"Mekanisme penyemprotan tidak boleh dilakukan oleh petugas keliling karena ini juga rawan penularan. Sesuai kesepakatan kepala desa, peternak wajib menyemprot kandangnya sendiri-sendiri dengan pengawasan," terangnya.

Dalam menanggulangi PMK, tambah Tutik, Pemkab Kediri juga dibantu oleh DKPP.

“DKPP sudah membagikan desinfektan kepada seluruh peternak. Kemudian, untuk sapi yang sakit juga telah diobati oleh dokter hewan dan sudah membaik. Harus kami akui, kasus PMK ini penyebarannya cepat, terutama di daerah yang padat populasi hewan ternak,” jelas Tutik.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com