Advertorial

HKI Gunakan Metode Fotogrametri untuk Survei Lapangan dan Pantau Pengerjaan Proyek

Kompas.com - 31/05/2022, 19:06 WIB

KOMPAS.com – PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) konsisten menggunakan teknologi terbaru dalam aktivitas bisnisnya, termasuk di lapangan. Hal ini sejalan dengan rencana jangka panjang perusahaan (RJPP) HKI.

Adapun salah satu contoh penggunaan teknologi di HKI adalah pengaplikasian metode fotogrametri saat melakukan survei dan memantau progres fisik pekerjaan proyek.

Direktur Operasi III HKI Selo Tjahjono menjelaskan, fotogrametri merupakan metode survei secara digital dengan memanfaatkan foto udara dan aerial surveying yang mengacu pada ground control point. Foto ini diambil menggunakan drone dengan spesifikasi khusus.

Fotogrametri dapat merepresentasikan bentuk, ukuran, serta posisi suatu benda pada koordinat ruang dengan mengukur lintang, garis bujur, serta ketinggian. Hasil dari fotogrametri berupa 3D point cloud.

Selanjutnya, hasil dari fotogrametri diolah menjadi digital elevation model (DEM) dan orthophoto, yakni foto udara yang telah dikoreksi secara geometris.

Selo menjelaskan, DEM digunakan untuk mendapatkan kontur existing dari pengukuran after clearing. Sementara itu, orthophoto digunakan untuk membantu memvisualisasikan kondisi area yang sulit dijangkau dengan survei konvensional.

“Singkatnya, fotogrametri dapat menggambarkan topografi dan kondisi existing suatu wilayah,” ujar Selo dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (31/5/2022).

Penggunaan fotogrametri di HKI, lanjut Selo, dimulai sejak pertengahan 2021. Metode ini mampu memangkas waktu survei awal kontur di lapangan secara manual yang semula 9 jam per 1,5 kilometer (km) menjadi 1 jam per 1,5 km.

Oleh karena itu, metode fotogrametri sangat efektif digunakan untuk membantu survei konvensional.

Untuk penggunaan pemantauan progres pekerjaan di lapangan, kata Selo, HKI mengandalkan fotogrametri di proyek Tol Bengkulu-Taba Penanjung yang telah rampung dibangun.

“Fotogrametri membantu menghadirkan kondisi fisik proyek Tol Bengkulu-Taba Penanjung terbaru secara 3D visual,” tuturnya.

Salah satu hasil pemetaan menggunakan fotogrametri. DOK. HKI Salah satu hasil pemetaan menggunakan fotogrametri.

Selo menambahkan, HKI tengah memusatkan penggunaan fotogrametri di proyek Tol Binjai-Pangkalan Brandan. Rencananya, fotogrametri digunakan untuk menghitung volume timbunan tanah (subgrade) hingga top subgrade.

Hasil fotogrametri itu kemudian akan dikombinasikan dengan pengukuran konvensional untuk mendapatkan elevasi rencana.

“Metode fotogrametri tersebut perlu dikombinasikan dengan cara pengukuran manual karena ada sedikit perbedaan akurasi ketika menggunakan fotogrametri,” terang Selo.

Menurutnya, fotogrametri merupakan metode yang tidak terpisahkan dari building information modelling (BIM). Hasil dari fotogrametri ini akan diolah dengan menggunakan perangkat lunak khusus dan menjadi data untuk pengolahan informasi lapangan di BIM.

Ia menambahkan, penggunaan BIM di HKI mulai dirintis sejak 2020. Selain BIM, HKI juga telah menerapkan penggunaan enterprises resources planning (ERP) dengan platform systems applications and products (SAP).

“Penggunaan teknologi merupakan langkah pasti HKI guna menjadi perusahaan konstruksi terintegrasi terkemuka di Indonesia,” tuturnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com