Advertorial

Pertamina Berhasil Cetak Laba Bersih Rp 29,3 Triliun dan Ciptakan Capaian Gemilang Sepanjang 2021

Kompas.com - 10/06/2022, 15:54 WIB

KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) mencatat capaian gemilang sepanjang 2021. Capaian tersebut ditorehkan berkat transformasi bisnis, peningkatan efisiensi dan produksi, transisi energi, pembangunan infrastruktur minyak dan gas (migas), serta proyek kilang Refinery Development Master Plan (RDMP).

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, Pertamina sukses melakukan transformasi dengan membentuk holding migas sebanyak enam subholding pada 2021.

Keenamnya adalah Subholding Upstream, Subholding Refining and Petrochemical, Subholding Commercial and Trading, Subholding Gas, Subholding Integrated Marine Logistics, serta Subholding New and Renewable Energy.

“Transformasi ini merupakan langkah strategis untuk beradaptasi dengan perubahan bisnis di masa depan yang semakin lincah, cepat, serta fokus untuk pengembangan bisnis yang lebih luas dan agresif,” ujar Nicke dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (10/6/2022).

Berkat keberhasilan transformasi tersebut, lanjut Nicke, Pertamina berhasil mencatatkan laba bersih konsolidasian (audited) 2021 sebesar 2,046 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 29,3 triliun.

Angka itu meningkat hampir dua kali lipat jika dibandingkan laba bersih 2020 yang besarnya Rp 15,3 triliun. Capaian ini juga mampu melampaui target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2021 hingga 154 persen.

Kinerja keuangan positif Pertamina juga ditunjukkan oleh capaian earning before interest tax, depreciation, and amortization (EBITDA) yang menyentuh angka 9,2 miliar dollar AS.

Capaian tersebut menunjukkan bahwa keuangan Pertamina saat ini berada dalam kondisi sehat (AA) dan aman.

Tak hanya itu, Pertamina juga mampu bertahan di tengah tantangan disrupsi serta geopolitik yang memengaruhi industri migas dan energi secara global.

“Laba bersih Pertamina merupakan laba konsolidasian dari seluruh anak usaha, mulai dari hulu, pengolahan, hingga hilir. Sebagian besar laba dikontribusikan dari pendapatan sektor hulu yang ikut melonjak (windfall) karena lonjakan harga Indonesia Crude Price (ICP),” terang Nicke.

Adapun sektor hilir hingga saat ini masih tertekan akibat peningkatan biaya produksi bahan bakar minyak (BBM) yang komponen terbesarnya adalah minyak mentah.

Adapun capaian kinerja positif Pertamina dipengaruhi oleh empat hal. Pertama, produksi hulu migas Pertamina meningkat dari tahun sebelumnya, yakni dari 863.000 barrel atau setara minyak per hari (MBOEPD) pada 2020 menjadi 897.000 MBOEPD pada 2021. Berkat kinerja ini, Pertamina bisa memberikan kontribusi lebih dari 60 persen pada produksi migas nasional.

Kedua, hasil produksi di Blok Rokan juga turut meningkat berkat aktivitas pengeboran yang dilakukan Pertamina secara masif. 

Ketiga, berbagai program efisiensi membuahkan hasil dan penghematan biaya sebesar 1,4 miliar dollar AS.

Keempat, capaian produksi BBM sesuai target sehingga tidak ada tambahan impor. Khusus untuk solar dan avtur, Pertamina sudah tidak lagi melakukan impor sejak April 2019.

Selain itu, Pertamina juga menyelesaikan pembangunan dua tanker migas raksasa, yaitu VLCC Pertamina Pride dan Pertamina Prime yang digunakan untuk pasar global.

Sementara itu, untuk meningkatkan keandalan suplai BBM khusus di Indonesia Timur, Pertamina telah membangun dan mengoperasikan 13 terminal BBM baru. 

Pertamina juga terus menjalankan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang terdiri dari Kilang RDMP Balikpapan dengan realisasi progres 47 persen, Kilang RDMP Balongan dengan realisasi progres 68,5 persen, Green Refinery Cilacap, dan Kilang GRR Tuban.

Ada juga proyek prioritas lain untuk memperkuat bisnis Petrokimia Pertamina, seperti Polypropylene Balongan, Revamping Aromatic Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), dan Olefin TPPI. 

Adapun kunci keberhasilan Pertamina dalam mengendalikan produksi dan distribusi BBM adalah berkat upaya digitalisasi yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Tak hanya itu, digitalisasi juga berperan besar dalam meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat.

Salah satu teknologi digital yang digunakan untuk meningkatkan produktivitas Pertamina adalah Integrated Commands Centre. Dengan teknologi tersebut, Pertamina dapat memonitor seluruh aktivitas operasional di lingkungan perusahaan secara online dan real-time.

Untuk layanan masyarakat, Pertamina juga memiliki aplikasi MyPertamina. Lewat aplikasi tersebut, masyarakat dapat melakukan pembayaran secara online untuk pembelian produk Pertamina.

Saat ini, aplikasi MyPertamina memiliki lebih dari 22 juta pengguna.

Pengembangan energi terbarukan

Keberhasilan Pertamina dalam mengendalikan produksi dan distribusi BBM juga tak lepas dari upaya perusahaan dalam melakukan pengembangan energi terbarukan pada 2021.

Kilang Cilacap, contohnya, berhasil memproduksi Biosolar B30 dan renewable diesel (Biodiesel 100 persen) dengan kapasitas 3.000 barrel per hari.

Pada aspek environmental, social, and governance (ESG), Pertamina berhasil meningkatkan posisinya dengan menempati urutan ke-15 di antara perusahaan energi global.

Pencapaian tersebut merupakan hasil dari berbagai program dekarbonisasi yang terus digenjot Pertamina, seperti penggunaan gas buang sebagai sumber energi listrik (flaring gas recovery system) yang menggantikan porsi pembangkit diesel serta pemasangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di blok migas, kilang, terminal BBM, dan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU),

Selain itu, ada juga pengembangan hidrogen hijau dari panas bumi dan pelaksanaan program Langit Biru.

“Pertamina juga menjadi motor penggerak industri dalam negeri dengan capaian tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sebesar 60 persen atau dua kali lipat lebih tinggi dibanding target 2021 sebesar 30 persen. Selain itu, sebanyak 881 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) binaan Pertamina bisa naik kelas (go modern, go digital, go global) sepanjang 2021,” ucap Nicke.

Nicke melanjutkan, Pertamina akan meneguhkan komitmennya untuk mencapai target net zero emission dan pengembangan hidrogen hijau dari energi terbarukan pada 2060.

Komitmen tersebut dilakukan melalui kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan global untuk menerapkan carbon capture utilization and storage (CCUS), carbon trading, green energy cluster, natural carbon solution, dan EV battery ecosystem.

Program untuk masyarakat

Untuk meningkatkan aksesibilitas energi bagi masyarakat, Pertamina mengusung program One Village One Outlet (OVOO) yang terdiri dari BBM 1 Harga, Pertashop, dan agen liquid petroleum gas (LPG).

Dalam menjalankan program OVOO, Pertamina melakukan kerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Kemaritiman), Kementerian Badan Usaha Milik negara (BUMN), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

"Tak hanya itu, dukungan kepada pemerintah pada penanganan Covid-19 kami wujudkan dengan membangun dan merevitalisasi tujuh rumah sakit khusus Covid-19 dengan kapasitas 1.200 bed, Kami juga menyalurkan bantuan lain dengan total nilai Rp 2,1 triliun," ucap Nicke.

Pertamina Grup juga mendistribusikan bantuan oksigen sebanyak 4.964 ton untuk memenuhi kebutuhan pasien terpapar Covid-19 di 539 Rumah Sakit di 14 Provinsi di Pulau Jawa, Bali, NTB, Kalsel, Kalteng, Sumbar, Sumsel, Babel.

"Pada 2021, kami menggaungkan Program Langit Biru (PLB) yang berhasil dijalankan secara nasional. Kami juga melakukan pembangunan jaringan gas (jargas) yang secara total telah mencapai 178.000 sambungan rumah," katanya.

Seluruh capaian tersebut, tambah Nicke, tidak menjadikan Pertamina menjadi cepat puas. Justru, Pertamina akan menjadikan hal tersebut sebagai motivasi agar dapat menghadirkan energi yang lebih baik dan meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat.

"Capaian gemilang Pertamina pada 2021 tidak terlepas dari dukungan Pemerintah, masyarakat, dan stakeholder. Selain itu, capaian ini juga berkat kerja keras seluruh Perwira Pertamina (pekerja di Pertamina Grup-red)," terang Nicke.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com