Advertorial

Kegigihan dan Determinasi Tinggi, Kunci Sukses Kapal Pinisi Giona Tetap Jadi Pilihan Utama Wisatawan Labuan Bajo

Kompas.com - 13/06/2022, 16:08 WIB

KOMPAS.com – Industri pariwisata menjadi salah satu bidang yang terdampak pandemi Covid-19. Dengan adanya pembatasan perjalanan, destinasi wisata di Indonesia harus “diistirahatkan” sementara dari kunjungan wisatawan.

Salah satu destinasi yang merasakan kondisi tersebut adalah Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Rumah dari dari satwa endemi komodo dan pulau-pulau eksotis ini mendadak sepi. Selama masa pandemi, tidak ada lagi kapal pinisi berlayar mengangkut wisatawan yang ingin menikmati keindahan berbagai pulau di Labuan Bajo dan pemandangan bawah lautnya.

Akibatnya, para pelaku pariwisata harus bersabar karena tidak ada pemasukan. Salah satu operator kapal pinisi di wilayah itu, Dihran, turut merasakannya. Bisnis kapal yang menyediakan layanan living on board miliknya terpaksa tidak beroperasi karena tidak adanya wisatawan yang berkunjung.

Meski demikian, ia dan istrinya, Juani, berhasil bertahan melewati masa sulit tersebut. Dihran menceritakan bahwa saat wisata di Labuan Bajo sepi , ia memutuskan untuk membawa pulang kapal pinisi miliknya ke Desa Nanga Kantor, Labuan Bajo, NTT.

“Tidak ada pesanan sama sekali (saat pandemi Covid-19). Pokoknya istirahat,” ujar Dihran dalam tayangan Petualangan BRIlian di kanal Youtube Kompas TV yang tayang pada Sabtu (11/6/2022).

Dihran tidak diam saat tantangan tersebut menghantam. Ia tetap bergerak. Kapal pinisi miliknya kemudian dimanfaatkan untuk mengangkut hasil alam.

Sebagai informasi, sebelum berkecimpung di bisnis kapal living on board, Dihran menggunakan kapalnya sebagai pengangkut hasil alam, seperti garam dan kayu jati ke Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.

Saat musim sepi, Dihran mencoba untuk keluar dari zona nyaman dan menjalani peruntungan dari mengangkut hasil alam lagi. Bersamaan dengan itu, ia dan istri tetap gigih untuk mengembangkan bisnis kapalnya meskipun dalam kondisi yang tidak pasti.

Karenanya, ia tetap berusaha dan belajar untuk mengembangkan bisnis wisata living on board yang telah dirintis sejak 2017 itu.

“Pokoknya, saya harus belajar promosi sendiri. Saya bertanya ke teman dan mencoba (mempelajari) media sosial,” kata Dihran.

Selain itu, Dihran juga memperbarui fasilitas kapal pinisinya sesuai dengan kebutuhan para wisatawan, serta berinovasi dalam pemasaran dengan membuat paket wisata untuk layanan living on board.

Untuk mendapatkan pelanggan, Dihran juga menjalin relasi dengan berbagai kalangan. Salah satunya, penyedia jasa layanan pariwisata.

Dengan demikian, setelah masa pandemi Covid-19 berlalu dan dunia pariwisata bangkit kembali, ia telah siap dengan strategi baru.

Dukungan dari BRI

Dalam mengembangkan usaha kapal pinisi living on board, Dihran bersama istri melakukan berbagai cara. Salah satunya dengan menambah modal untuk membuat kapal pinisi menjadi lebih nyaman untuk ditempati.

Dihran pun telah mendapatkan dukungan dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk atau BRI sejak lama. Regional CEO BRI Denpasar Rudy Andimono mengatakan bahwa potensi wisata di Labuan Bajo sangat tinggi sehingga pihaknya yakin untuk mendukung usaha kapal milik Dihran.

“Kami, khususnya di dunia perbankan, siap mendukung kegiatan Pak Dihran dengan tambahan modal kerja dan jika ada yang mau investasi, kami sanggup. Pasalnya, ini kegiatan usaha yang bagus dan menguntungkan,” ujar Rudy.

Selain dari sisi pembiayaan, lanjutnya, BRI juga melakukan pemberdayaan kepada para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Pemberdayaan dilakukan dengan cara pendampingan UMKM, mulai dari awal usaha didirikan hingga pelatihan.

“Kami dampingi pelaku UMKM, kami berikan pelatihan agar bisa mengembangkan produk-produknya. Kami juga mendukung pelaku UMKM dalam memenuhi kebutuhan di dalam kapal pinisi,” kata Rudy.

Tak hanya itu, Rudy juga menjelaskan bahwa pihaknya berusaha untuk menghubungkan mitra UMKM di satu bidang dengan mitra UMKM di bidang lain.

Untuk menciptakan UMKM yang tangguh dan memiliki determinasi tinggi, kata Rudi, diperlukan upaya pendampingan dan pemberdayaan secara intensif dari berbagai stakeholder.

Rudy berharap bahwa BRI dapat fokus untuk mendampingi UMKM agar dapat mewujudkan inklusi keuangan yang baik di Labuan Bajo dan sekitarnya.

“Kami menargetkan 60 persen UMKM yang ada dapat bekerja sama dengan BRI dan berani menghadapi perubahan serta tantangan yang ada,” ujar Rudy.

Menurutnya, hal tersebut sudah dibuktikan dengan keberhasilan Dihran bertahan dari sepinya pariwisata akibat pandemi Covid-19.

Ingin tahu lebih lanjut mengenai berbagai usaha yang dijalankan Dihran dan bagaimana BRI membantunya dalam mengembangkan bisnis perkapalan? Simak cerita selengkapnya dalam tayangan Petualangan BRIlian episode 1 “Terus Bergerak di Masa Sepi, Pariwisata Labuan Bajo Bangkit Lagi” hanya di Kompas TV dan kanal Youtube Bank BRI.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com