Advertorial

Eri Cahyadi dan Baznas Tebus Ijazah Pelajar SMA Sederajat di Surabaya Senilai Rp 1,7 Miliar

Kompas.com - 20/06/2022, 15:48 WIB

KOMPAS.com – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Badan Amil Zakat (Baznas) Kota Surabaya menebus ijazah 729 pelajar jenjang sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah (MA) dari 25 sekolah di Kota Surabaya, Jawa Timur, dengan biaya Rp 1,7 miliar.

Penyerahan ijazah yang juga dihadiri oleh orangtua siswa itu digelar di Convention Hall, Jalan Arief Rahman Hakim, Surabaya, Selasa (14/6/2022).

Dalam acara penyerahan ijazah itu, Eri Cahyadi mengaku bersyukur. Pasalnya, ijazah para siswa yang ditebus tersebut sempat ditahan pihak sekolah lantaran masih memiliki berbagai tunggakan biaya administrasi.

"Alhamdulillah, anak-anakku bisa menerima ijazah yang memang merupakan hak kalian,” kata Eri dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (20/6/2022).

Untuk diketahui, ijazah yang ditebus merupakan milik siswa yang lulus pada 2020-2021. Artinya, selama 1-2 tahun setelah lulus, sebagian besar pelajar itu menganggur dan tak bisa melamar kerja karena ijazahnya tertahan.

Dengan penebusan itu, Eri berharap, mereka dapat mulai melamar kerja atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sebab, Eri meyakini, salah satu di antara pelajar tersebut akan menjadi pemimpin di Kota Pahlawan.

Bahkan, untuk mendukung hal tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Surabaya juga menyediakan program Beasiswa Pemuda Tangguh Surabaya.

Dalam momen tersebut, pria yang akrab disapa Cak Eri itu juga mengucapkan terima kasih kepada pengurus Baznas Kota Surabaya yang telah membantu proses verifikasi penebusan ijazah.

Matur suwun sanget (terima kasih banyak) kami sampaikan kepada jajaran pengurus Baznas Kota Surabaya yang telah melakukan koreksi (data) satu per satu sehingga ijazah para pelajar bisa ditebus,” tutur Cak Eri.

Sebagai informasi, dana senilai Rp 1,7 miliar yang digunakan Baznas untuk penebusan ijazah berasal dari zakat yang dibayarkan aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemkot Surabaya.

Oleh sebab itu, Cak Eri bersyukur karena zakat, infak, dan sedekah yang dibayarkan ASN melalui Baznas dapat memberikan kebahagiaan bagi masyarakat Surabaya.

“Zakat yang sampean (Anda) keluarkan bisa memberikan senyum kebahagiaan kepada arek-arek Suroboyo. Insyaallah zakat yang sampean berikan bisa menjadi amal jariah,” kata Eri.

Di lain sisi, Cak Eri juga mengatakan bahwa Pemkot Surabaya akan terus membantu pelajar SMA sederajat yang mengalami kesulitan biaya.

Meski jenjang SMA sederajat bukan kewenangan Pemkot, Eri memastikan akan berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Timur (Jatim) untuk mengatasi kesulitan biaya pendidikan anak-anak Surabaya.

“Dengan semangat gotong-royong, kami pastikan generasi penerus tidak mengalami kesulitan biaya pendidikan. Pemkot Surabaya telah dan akan terus memberikan beasiswa kepada pelajar SMA/SMK yang berada dalam lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim,” jelas Eri.

Pada kesempatan sama, Ketua Baznas Kota Surabaya Mochamad Hamzah mengucapkan terima kasih kepada Cak Eri.

Menurutnya, kebijakan wali kota yang mengimbau ASN agar mengeluarkan zakat 2,5 persen dari pendapatan turut menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat Surabaya.

“Baznas dan Bapak Wali Kota Eri Cahyadi berkomitmen untuk bersama-sama mengelola zakat sebagai media untuk menyejahterahkan umat di Kota Surabaya,” kata Hamzah.

Dana senilai Rp 1,7 miliar yang digunakan Baznas untuk penebusan ijazah berasal dari zakat yang dibayarkan ASN di lingkungan Pemkot Surabaya.Dok. Pemkot Surabaya Dana senilai Rp 1,7 miliar yang digunakan Baznas untuk penebusan ijazah berasal dari zakat yang dibayarkan ASN di lingkungan Pemkot Surabaya.

Tak hanya penebusan ijazah, zakat yang terkumpul juga digunakan untuk sejumlah program pendidikan Surabaya Cerdas yang dicanangkan Baznas Surabaya. Beberapa di antaranya adalah beasiswa untuk 1.521 pelajar jenjang sekolah menengah pertama (SMP) atau madrasah tsanawiyah (MTs) serta beasiswa untuk 121 anak dalam program orangtua asuh di tiga bekas lokalisasi.

Hamzah menegaskan bahwa pihaknya akan terus membantu anak-anak Surabaya yang mengalami kesulitan biaya pendidikan. Terlebih, saat ini, telah terbentuk Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di 31 kecamatan di Surabaya.

Salah satu tugas UPZ adalah memastikan anak Surabaya agar tidak putus sekolah karena masalah biaya.

“Baznas siap memfasilitasi dan membantu masyarakat, khususnya masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), melalui UPZ di tingkat kecamatan. Kami berharap, pelajar Surabaya bisa menjadi anak yang tangguh dan hebat,” imbuh Hamzah.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com