Advertorial

BP Batam Terima Investasi Rp 11 Triliun untuk Pengembangan Batam sebagai Hub Logistik

Kompas.com - 25/06/2022, 14:06 WIB

KOMPAS.com – Bandar udara Internasional Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) memulai babak baru. Hal ini ditandai dengan serah terima pengelolaan dan pengoperasian Bandara Hang Nadim yang sebelumnya dikelola langsung oleh Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (BP) Batam melalui Badan Usaha Bandar Udara (BUBU) Hang Nadim.

Serah terima tersebut menandakan bahwa secara resmi bahwa operasional bandara telah diserahkan kepada PT Bandara Internasional Batam (BIB).

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto memberikan apresiasi atas rangkaian kegiatan yang terlaksana. Ia berharap, investasi di Batam akan semakin meningkat dan impian Batam menjadi hub logistik dapat segera terwujud.

“Saya berharap investasi di Batam akan meningkat dan juga impian Batam untuk menjadi hub logistik dapat dilaksanakan sehingga dapat mendorong perusahaan-perusahaan elektronik yang sudah ada dapat tersambung dengan supply chain di Korea dan China,” kata Airlangga dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (25/6/2022).

Lebih lanjut, Airlangga mengatakan, total investasi dan seluruh rangkaian kegiatan itu adalah sebesar Rp 11 triliun dengan menyerap tenaga kerja kurang lebih 3.000 orang.

“Hari ini telah terlaksana tiga kegiatan sekaligus, yaitu Seremonial Serah Terima Operasional dan Peletakkan Batu Pertama Pengembangan Bandara Internasional Hang Nadim, perjanjian awal pengembangan Pelabuhan Batu Ampar, serta penandatanganan prasasti dan peletakkan batu pertama PT Blue Steel Industries,” katanya.

Menurut Airlangga kegiatan hari itu menjadi bagian dari sejarah Kota Batam untuk ke depannya.

“Hari ini menjadi bagian dari perbaikan logistik dan juga perkembangan transportasi laut serta udara melalui pelabuhan dan bandara,” katanya.

Untuk diketahui, penandatangan surat serah terima dilakukan oleh Kepala BP Batam Muhammad Rudi dengan didampingi oleh Direktur Utama Pelaksana Badan Usaha Pelaksana PT BIB, Pikri Ilham Kurniansyah.

Serah terima operasional tersebut merupakan tindak lanjut dari penandatanganan kerja sama pengelolaan antara Bandara Internasional Hang Nadim Batam dengan PT BIB sebagai Badan Usaha Pelaksana yang dibentuk oleh Konsorsium PT Angkasa Pura I bersama dengan Incheon International Airport Corporation (IIAC) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), selaku pemenang lelang pengadaan kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) Bandara Hang Nadim Batam dengan masa pengelolaan selama 25 tahun.

Kegiatan serah terima tersebut disaksikan oleh Menko Airlangga, sekaligus bertepatan dengan rangkaian kunjungan kerjanya ke Batam, di Lapangan Parkir Bandar Udara Hang Nadim, Jumat (24/6/2022).

Pada kesempatan tersebut, Muhammad Rudi mengatakan, total investasi yang diberikan untuk kerja sama itu sebesar Rp 6,89 triliun.

Adapun investasi tersebut meliputi renovasi dan pembangunan kembali terminal satu, terminal dua, serta seluruh pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur sisi darat bandara. Lalu, membuka jalur penerbangan domestik ke seluruh Indonesia, membuka jalur penerbangan internasional ke China, Korea Selatan, India, Thailand, serta perjalanan ibadah umrah dan haji untuk pertama kalinya.

“Kemudian, juga mengembangkan tujuan pariwisata yang kolaboratif dan mengembangkan pasar sebagai paradigma market dan memperkuat Batam sebagai cargo hub,” ungkap Rudi.

Pengembangan transportasi dari sisi udara

Untuk diketahui, penempatan dan pengalihan pegawai BUBU Hang Nadim kepada PT BIB telah dilaksanakan pada Februari 2022. PT BIB pun berkomitmen untuk menerima seluruh pegawai BUBU Hang Nadim tanpa syarat dan bertanggung jawab atas pengembangan sumber daya manusia (SDM) untuk ke depannya.

Rudi mengatakan, perkembangan bandara pada 2021, meliputi pembangunan gedung kargo telah dilelang sebagai proyek multiyear (MYC) dan dijadwalkan akan selesai pada Juli 2022.

“Pada 2022 kami akan membangun gedung VVIP Bandara dua lantai dengan total luas lahan lebih dari 2.500 meter persegi (m2 ) yang dijadwalkan akan selesai pada 2023,” jelas Rudi.

Mengerahkan seluruh upaya, pria yang menjabat juga sebagai Wali kota Batam itu menargetkan Bandara Hang Nadim dapat menjadi hub destinasi penerbangan yang lebih luas serta menjadi hub logistik serta kargo di wilayah Indonesia bagian barat.

“Lokasi Bandara Hang Nadim Batam yang cukup strategis di regional Asia Tenggara dan berdampingan dengan pelabuhan kargo serta kawasan industri membuat bandara ini cocok untuk dijadikan pusat logistik yang mulai beroperasi secara efektif pada Juli 2022,” kata Rudi.

Pengembangan transportasi sisi laut

Sukses dalam mengembangkan transportasi pada sisi udara, BP Batam berinisiatif untuk mengembangkan pula transportasi pada sisi laut.

Adapun bagian yang dikembangkan ada Pelabuhan Batu Ampar yang difokuskan untuk meningkatkan kualitas layanan kepelabuhan dan kuantitas daya tampung peti kemas dengan target sebesar 1,6 juta twenty-foot equivalent unit (TEUs) hingga 2025.

Pengembangan tersebut telah masuk sampai ke tahap perjanjian awal antara BP Batam dengan PT Persero Batam dan Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Kerja sama ini mengatur tentang pembangunan dan pengoperasian terminal peti kemas di Pelabuhan Batu Ampar.

Adapun penandatangan perjanjian tersebut dilakukan oleh Kepala BP Batam bersama dengan Direktur Utama (Dirut) PT Persero Batam Arkham Torik dan Dirut PT PPA Persero.

Head of Area (HoA) tersebut dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dan kapasitas pelabuhan melalui penambahan alat bongkar muat di dermaga dan lapangan penumpukan, serta re-layout lapangan penumpukan,” kata Rudi.

Sebagai informasi, pengembangan tersebut ditargetkan pada produktivitas bongkar muat yang mencapai 24 box per jam dan kapasitas pelabuhan yang meningkat dari 630.000 TEUs per tahun menjadi 1,2 juta TEUs per tahun.

Rencana bisnis strategis dalam kerja sama investasi alat dan pengoperasian Pelabuhan Batu Ampar adalah dengan mengadakan suprakstruktur 4 unit quay container crane (QCC), 20 unit head truk, 10 unit rubber tyred gantry crane (RTGC) dan dua unit reach stacker.

Adapun infrastruktur yang akan dibangun adalah container yard, gedung kantor, gate terminal, dan fasilitas pendukung lainnya. Diperkirakan nilai investasi dalam kerja sama itu sebesar Rp 680 miliar dengan waktu pengadaan 12-16 bulan.

Investasi baru di Batam

Tak hanya itu, Rudi mengaku bersyukur bahwa PT Blue Steel Industries telah menanamkan modalnya di Kota Batam dengan total investasi Rp 3,5 triliun yang dibagi dalam dua tahapan.

Hal itu ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Dirut PT Blue Steel Industries, Benny Lau, yang dilakukan bersama-sama dengan Menko Perekonomian dan Kepala BP Batam.

“PT Blue Steel Industries nantinya berada di kawasan industri Taiwan Kabil seluas 50 hektare (ha). Mereka telah memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun dengan total produksi lebih dari satu juta ton produk baja ringan yang membentuk inovasi bata dan baja ringan yang ramah lingkungan,” katanya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com