Advertorial

Jalin Relasi, Kelompok Tani Maju Jatikerto Ajak Petani Jagung Hibrida Naik Kelas

Kompas.com - 27/06/2022, 15:42 WIB

KOMPAS.com – Sejak 12 tahun lalu, pasangan suami istri, Yulia Pieters dan Yatiwan, memantapkan hati menjadi petani jagung hibrida. Berkat semangat dan tekad kuat, keduanya berhasil memberdayakan 200 petani di Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim), lewat sebuah komunitas bernama Kelompok Tani Maju Jatikerto.

Yulia bercerita, sebelum menjadi petani, ia dan suaminya adalah wirausaha. Berbagai jenis usaha dirintis untuk menambah penghasilan, mulai dari bisnis mebel hingga biro perjalanan.

Sayangnya, bisnis tersebut tidak membuahkan hasil maksimal. Bahkan, mereka malah mengalami kerugian. Karena kehabisan modal, Yulia dan Yatiwan rela menjual cincin kawin untuk memulai usaha lagi.

Meski begitu, Yulia memandang kegagalan tersebut sebagai berkah. Di tengah ketidakpastian, ia menemukan kesempatan tak terduga saat bertemu penyuluh dari perusahaan penyedia teknologi dan jasa pertanian, Syngenta.

“Pada suatu hari, ada seorang pria tak dikenal mampir ke rumah. Ia mengaku dari Syngenta dan menawarkan produk (benih jagung). Sebetulnya, saya enggak ngerti itu produk apa," ujar Yulia dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Jumat (24/6/2022).

Meski sempat ragu, Yulia penasaran dan ingin tahu lebih banyak mengenai produk tersebut. Menurutnya, benih jagung yang ditawarkan penyuluh terbilang unik dan menarik untuk dicoba, kendati tak familier.

Tak ingin asal percaya, Yulia pun meminta pria tersebut untuk membuktikan dengan menjadi pendamping saat menanam benih tersebut di sepetak ladang miliknya.

“Sejak saat itu, orang tersebut mendampingi saya dalam menanam jagung. Saya sempat berpikir tidak akan berhasil. Tak dinyana, ternyata tumbuh, bahkan hasilnya sangat bagus. Melihat hasil tersebut, saya akhirnya menyadari bahwa bertani jagung adalah jalan bagi saya,” kisahnya.

Ketua Kelompok Tani Maju Jagung Hibrida Yulia Pieters bercita-cita agar petani masa kini menjadi lebih modern. Tak hanya dari segi teknologi pertanian, tetapi juga memiliki pemahaman yang baik terkait akses permodalan. Dok. BRI Ketua Kelompok Tani Maju Jagung Hibrida Yulia Pieters bercita-cita agar petani masa kini menjadi lebih modern. Tak hanya dari segi teknologi pertanian, tetapi juga memiliki pemahaman yang baik terkait akses permodalan.

Perkuat relasi lewat kelompok tani

Yulia dan Yatiwan pun tak ingin menikmati sendiri berkah yang diperoleh dari keberhasilan bertanam jagung. Mereka ingin petani di Desa Jatikerto juga merasakan hal sama agar semakin berdaya, baik secara sosial maupun ekonomi.

Keberhasilan pasangan suami istri tersebut kemudian mendorong tetangganya untuk ikut menanam benih jagung yang sama. Meski sempat gagal panen, mereka tak putus asa hingga berhasil menemukan pola tanam yang sesuai.

“Berawal dari sepetak tanah dan satu orang tetangga yang mau bergabung, kini 200 petani bergabung bersama kami dalam Kelompok Tani Maju Jatikerto. Lewat kelompok tani ini, perekonomian mereka meningkat. Pasalnya, jagung yang kami hasilkan sama baiknya dengan jagung lain yang berhasil tembus industri,” kata Yulia.

Tak sekadar bercocok tanam jagung, Yulia juga mendorong para anggotanya untuk terlibat dalam berbagai pertemuan, baik dalam skala kecil maupun besar.

Selain sebagai wadah silaturahmi, lanjut Yulia, pertemuan tersebut merupakan wadah untuk saling berbagi informasi seputar komoditas jagung dan bertukar solusi atas permasalahan di lapangan.

“Untuk mendukung kemajuan petani, kami juga mendorong mereka untuk menghadiri workshop dan demo produk pertanian yang relevan. Selain dapat meningkatkan kapabilitas petani dan kualitas hasil pertanian, mereka juga dapat memperluas jejaring dengan pihak eksternal. Misalnya, perusahaan agrobisnis dan lembaga keuangan,” terangnya.

Terkait permodalan, imbuh Yulia, pihaknya juga melibatkan Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui Mantri BRI untuk ikut memberi solusi.

Bila ada petani yang bergabung menjadi anggota Kelompok Tani Maju Jatikerto, pihaknya langsung menghubungkan mereka dengan BRI untuk mendapat kemudahan dalam pembiayaan. Dengan begitu, petani bisa lebih berdaya dan sama-sama meraih kesuksesan.

Ia pun bercita-cita agar petani masa kini menjadi lebih modern. Tak hanya dari segi teknologi pertanian, tetapi juga memiliki pemahaman yang baik terkait akses permodalan.

“Dengan alat pertanian modern, petani bisa mendapat hasil yang lebih optimal. Mereka juga dapat menyimpan uang di lembaga keuangan tepercaya, seperti BRI. Modernisasi pertanian dibutuhkan agar kehidupan petani lebih sejahtera,” kata Yulia.

Dukungan bagi petani

Mantri BRI Silvi merasa ikut senang bisa membantu Kelompok Tani Maju Jatikerto yang digagas Yulia dan Yatiwan. Pihaknya siap memberi dukungan secara maksimal agar petani semakin maju dan berdaya.

Silvi mengatakan, BRI tak sekadar sebagai mitra dalam hal permodalan, tetapi juga membantu petani membentuk ekosistem pertanian dari hulu ke hilir.

“Contohnya, dalam hal pertanian, Bu Yulia membutuhkan pupuk. Agar petani binaan kelompok tani tidak kekurangan pupuk, kami hubungkan mereka dengan mitra BRI lain, yaitu Kios Pupuk. Dengan begitu, persoalan kekurangan pupuk tak terjadi di kalangan petani jagung Jatikerto,” terang Silvi.

Tak hanya itu, imbuh Silvi, BRI juga mendorong Kelompok Tani Maju Jatikerto untuk berkolaborasi dengan peternak binaan BRI agar saling menguntungkan. Melalui kolaborasi tersebut, limbah pohon jagung tak terbuang sia-sia karena peternak binaan BRI bisa menyerapnya.

“Pohon jagung yang tidak terpakai dapat digunakan sebagai pakan ternak diolah menjadi silase. Saat musim kemarau tiba, silase dapat digunakan sebagai cadangan pakan ternak,” jelas Silvi.

Dari peternakan tersebut, lanjut Silvi, pupuk kandang dapat diolah dan dilakukan pengomposan agar menjadi kompos pupuk kendang. Pupuk ini bisa dioptimalkan petani jagung untuk menyuburkan lahan pertanian.

Ia pun berharap, melalui kemitraan tersebut, Kelompok Tani Maju Jatikerto tak hanya berkembang dalam hal komoditas jagung, tetapi juga dapat mengolah jagung menjadi produk pangan bernilai ekonomi.

“Sebab, bisnis yang sukses selalu menciptakan ekosistem yang baik,” tuturnya.

Kiprah perjalanan Yulia Pieters dan Yatiwan merajut asa petani jagung hibrida di Desa Jatikerto dapat Anda saksikan pada program Petualangan Brilian Episode 3 di Kompas TV dan channel YouTube Bank BRI

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau