Advertorial

Tak Hanya Lezat, Daging Domba Australia Juga Kaya Protein dan Lebih Sehat

Kompas.com - 05/07/2022, 21:00 WIB

KOMPAS.com – Salah satu daging merah yang dapat dijadikan sumber protein adalah daging domba. Meski demikian, daging domba belum banyak dikonsumsi di Indonesia.

Masyarakat Indonesia lebih banyak mengonsumsi daging sapi atau kambing sebagai pilihan daging merah.

Dalam diskusi bersama True Aussie Beef and Lamb di Le Meridien Hotel, Jakarta, Rabu (29/6/2022), Trade Development Manager MLA Siti Nuraini mengatakan bahwa hal tersebut dipengaruhi oleh budaya di Tanah Air.

“Kita sering mendengar kambing guling. Jarang orang mengatakan domba guling. (Hal ini karena) dalam perayaan budaya di Indonesia, (masyarakat) lebih banyak menggunakan (daging) sapi dan kambing,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (1/7/2022).

Menurutnya, tingkat konsumsi daging domba di Indonesia juga lebih rendah ketimbang Malaysia dan Singapura. Di dua negara itu, kata dia, ada banyak masyarakat keturunan India menggunakan daging domba daripada sapi dan kambing.

Karenanya, dalam kesempatan tersebut, Siti berbagi pengetahuan mengenai manfaat daging domba, utamanya yang berasal dari Australia.

Siti menjelaskan bahwa daging domba dari Australia memiliki manfaat yang benar-benar alami dan tersedia dalam berbagai lini produk ataupun potongan.

“Australia adalah salah satu pengekspor terbesar daging domba di dunia. Daging domba Australia adalah produk yang benar-benar alami, dan daging domba kami dikembangbiakkan secara alami di padang rumput hijau yang subur,” katanya.

Sebagai informasi, domba di Australia dibesarkan di padang rumput dan diberi pakan rumput yang bebas dari zat aditif buatan ataupun hormone growth promotant (HGP). Ini membuat daging domba Asutralia menjadi produk alami dari lingkungan yang alami.

“Daging domba True Aussie dibesarkan dengan perpaduan terbaik alam, yaitu udara bersih, air segar, dan rumput hijau,” ujar Siti.

Mengenal bagian dan cara mengolah daging domba

Pada acara yang sama, Chef dari Aprez Resto, Stefu Santoso mengatakan bahwa lamb dan mutton adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan daging domba dengan usia berbeda. Lamb diklasifikasikan sebagai hewan yang belum memiliki gigi seri permanen, biasanya berumur sekitar 12 bulan.

Prime lamb adalah istilah yang digunakan di Australia untuk merujuk pada domba pedaging secara umum. Kemudian, spring lamb adalah istilah yang diberikan untuk pasokan pada puncak musiman, mengikuti siklus perkembangbiakan tradisional.

Mutton diklasifikasikan sebagai domba yang setidaknya memiliki satu gigi seri permanen. Biasanya, mutton berusia lebih dari 12 bulan dan dianggap sebagai domba dewasa. Kalau lamb (adalah) itu domba yang masih muda,” kata Chef Stefu.

Selain itu, ia juga menjelaskan mengenai berbagai macam lini produk dan potongan daging domba Australia yang cocok diolah dengan teknik dan resep yang berbeda-beda. Misalnya, bagian chop dan t-bone cocok untuk dipanggang, sedangkan paha dan sengkel paling cocok dimasak semur.

“(Bagian domba yang) paling enak untuk dijadikan kaldu adalah bagian leher atau lamb neck. Lalu, untuk dijadikan steak itu lebih enak dengan lamb chop karena usia domba masih muda sehingga (tekstur dagingnya) masih tender,” ujar Chef Stefu.

Kandungan gizi daging domba dijamin lebih sehat

Daging merah merupakan pilihan protein yang sehat jika cara mengolah dan memasaknya tepat, serta porsi yang dikonsumsi tidak berlebihan. Hal itu diungkapkan oleh ahli gizi atau nutritionist Emilia Achmadi dalam kesempatan yang sama.

“Daging domba adalah salah satu jenis daging merah yang direkomendasikan untuk healthy lifestyle. Siapa bilang daging domba atau daging merah tak sehat? Bukan (tidak sehat), tetapi bagaimana cara masaknya dan berapa banyak makannya,” ujar Emilia.

Menurutnya, batasan ideal untuk mengonsumsi daging merah adalah 450-550 gram per minggu. Ia merekomendasikan, misalnya, seseorang boleh mengonsumsi daging merah dalam dua hari dalam seminggu.

“Dalam 100 gram daging domba, kalorinya itu kurang dari 300 kilokalori (kkal), malah lebih rendah dari camilan roti. Selain itu, proteinnya 100 gram dan lemaknya hanya 17-20 persen. Lemak itu bukan musuh, bahkan lebih banyak lemak dalam (sajian) nasi uduk lebih banyak,” katanya.

Ia menegaskan, sebagai salah satu pilihan daging merah, daging domba memiliki rasa yang enak dan segar. Daging domba atau lamb juga kaya zinc dan vitamin B12 yang baik untuk tubuh. Terlebih, di era pandemi Covid-19, zinc menjadi nutrisi penting untuk meningkatkan imun tubuh.

“Cara memasak (daging domba yang ideal adalah) dengan roasting atau grill. Maka, ketika bicara healthy eating, yang penting seimbang dan berapa banyak porsinya, serta bagaimana mengolahnya. (Daging domba) jangan digoreng,” ujar Emilia.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai program-program dari True Aussie Beef Indonesia, kunjungi Instagram @trueassieid, Youtube True Aussie Indonesia Official, dan situs web http://www.trueaussiebeefandlamb.id.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com