Advertorial

Desa Energi Berdikari Cilacap Hadirkan Green Energy Bertenaga Surya dan Angin

Kompas.com - 06/07/2022, 14:19 WIB

KOMPAS.com – Program Desa Energi Berdikari di Desa Ujung Alang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, merupakan bagian dari program pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dalam kerangka environmental, social, dan governance (ESG) yang dijalankan oleh Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap.

Program berbasis community involvement development (CID) tersebut juga merupakan komitmen Pertamina dalam mengakselerasi transisi energi hijau (green energy) di Indonesia.

Pejabat Sementara (Pjs) Vice President Corporate Communication Pertamina Heppy Wulansari mengatakan, Desa Energi Berdikari Cilacap bertujuan meningkatkan akses masyarakat di desa terpencil dan terisolasi terhadap energi yang ramah lingkungan, terjangkau, dan berkelanjutan.

Pelaksanaan program tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sehingga lebih sejahtera.

Heppy menjelaskan bahwa pengembangan Desa Energi Berdikari Cilacap memanfaatkan sumber energi surya dan angin yang tersedia sepanjang tahun di Desa Ujung Alang.

“Dengan teknologi hybrid energy pole (HEOP), kedua sumber energi itu diolah menjadi listrik yang bisa menerangi rumah penduduk, sekolah, serta berbagai aktivitas ekonomi warga,” kata Heppy dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (6/7/2022).

Desa Ujung Alang, lanjut Heppy, merupakan desa terisolasi yang 80 persen penduduknya bekerja sebagai nelayan musiman dan buruh tambak.

Keterbatasan akses listrik, transportasi, dan komunikasi membuat desa tersebut tertinggal ketimbang desa lainnya. Pada malam hari, Desa Ujung Alang gelap gulita karena tidak tersedia listrik.

“Teknologi HEOP yang dikembangkan Pertamina RU IV Cilacap mengubah desa yang gelap gulita menjadi terang benderang. Warga desa bisa menikmati listrik bersih tanpa emisi,” ujarnya.

Heppy menjelaskan bahwa energi listrik di desa itu bersumber dari 15 kincir angin dan 24 solar panel. Selanjutnya, energi yang dihasilkan ditampung dalam storage penyimpanan daya.

Kincir angin dan panel solar tersebut dapat menghasilkan daya sebesar 16.200 watt peak (WP). Energi yang dihasilkan disimpan di storage masing-masing lalu dialirkan menggunakan kabel ke 78 rumah tangga, 1 sekolah, 1 masjid, serta 2 rumah produksi. 

Selain bermanfaat untuk masyarakat, pengembangan EBT dalam program Desa Berdikari Cilacap juga merupakan upaya Pertamina mengurangi jejak emisi dalam kerangka ESG.

Pemanfaatan EBT merupakan komitmen Pertamina pada dunia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 30 persen pada 2030. Pertamina menargetkan peningkatan total kapasitas EBT menjadi 10,2 gigawatt (GW) pada 2026. 

“Selain menghasilkan energi, teknologi HEOP dapat mengurangi emisi karbon hingga 126,4 ton carbon dioxide equivalent (CO2 eq) per tahun. Hal tersebut menjadi salah satu wujud komitmen Pertamina dalam mencegah perubahan iklim dan pemanasan global,” tuturnya.

Heppy melanjutkan, program Desa Energi Berdikari memiliki 19 program turunan pada 2021. Program ini meliputi pemanfaatan energi surya sebanyak 10 program, energi microhydro 2 program, energi biodiesel 2 program, serta energi biogas sebanyak 5 program. 

Pada 2022, Pertamina melanjutkan program Desa Energi Berdikari sebanyak 40 program, yakni pemanfaatan energi surya sebanyak 28 program, energi microhydro 2 program, energi biogas 6 program, serta energi dari pengolahan sampah 4 program.

“Pertamina akan terus meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan sebagai bagian dari transisi energi menuju energi bersih. Hal ini sejalan dengan tren global,” ujar Heppy.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com