Advertorial

Makin Kuat, Implementasi ESG Pertamina Diakui Sejumlah Lembaga Internasional

Kompas.com - 08/07/2022, 20:32 WIB

KOMPAS.com — Upaya Pertamina untuk terus memperkuat implementasi environment, social, and governance (ESG) sepanjang 2022 menjadi sorotan mancanegara. Hal ini terlihat dari pengakuan sejumlah lembaga dan penghargaan internasional yang didapat Pertamina secara berturut-turut

Terbaru, Pertamina meraih skor 44,2 pada JP Morgan ESG Emerging Market Bond Instrument Index (JESG EMBI). Jumlah ini lebih tinggi dari batas (threshold) yang ditetapkan JESG EMBI, yakni 20.

Capaian tersebut menunjukkan bahwa Pertamina berhasil menjalankan bisnisnya dengan baik, terutama dalam kaidah yang berwawasan lingkungan, berkelanjutan, serta aspek tata kelola yang baik.

Melalui pengakuan tersebut, Pertamina mendapatkan peluang akses pendanaan yang lebih luas, termasuk bunga yang lebih kompetitif, di pasaran.

Selain itu, posisi Pertamina pun menjadi lebih diakui di mata dunia sebagai pendorong keberlanjutan di Indonesia. Terlebih, Indonesia juga berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon sesuai Perjanjian Paris.

Direktur Keuangan sekaligus Komite Keberlanjutan Pertamina Emma Sri Martini mengatakan, pencapaian dalam bidang ESG sejalan dengan visi Pertamina untuk menjadi perusahaan energi global yang berkelanjutan.

“Kami senantiasa meningkatkan aspek ESG perusahaan sesuai dengan praktek sustainability internasional. Karenanya, inisiatif yang kami lakukan sesuai dengan standar-standar ESG," ujar Emma dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (8/7/2022).

Selain pengakuan dari Index JP Morgan, Pertamina juga menerima sejumlah penghargaan terkait dengan aspek sustainability. Pada Juni 2022, Pertamina dan perusahaan afiliasinya, Pertamina Hulu Rokan, berhasil mendapatkan predikat “Highly Commended” dalam ajang Sustainability Business Awards (SBA) Indonesia.

Penghargaan tersebut diberikan kepada perusahaan yang berkomitmen dan menunjukkan usaha yang konsisten dalam keberlanjutan. Perusahaan yang berhasil mendapat penghargaan pun dinilai memiliki roadmap yang baik.

Adapun SBA Indonesia diselenggarakan oleh perusahaan internasional yang berbasis di Singapura Global Initiatives. Perusahaan ini berfokus pada sustainability. Dalam operasionalnya, perusahaan bermitra dengan PricewaterhouseCoopers (PwC) Indonesia, Dewan Bisnis Indonesia untuk Pembangunan Berkelanjutan (IBCSD), Control Union, serta Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin).

Selain di Indonesia, SBA juga diselenggarakan di sejumlah negara, yaitu Singapura, Malaysia, Indonesia, Filipina, dan Thailand.

Kontribusi Pertamina

Pertamina menerima banyak penghargaan bukan tanpa alasan. Perusahaan telah memberikan berbagai kontribusi dalam penurunan emisi karbon, mulai dari menjaga keanekaragaman hayati, hingga penerapan aspek good corporate governance (GCG).

Dalam upaya penurunan emisi karbon, hingga 2021, Pertamina tercatat berhasil menurunkan 7,4 million ton of equivalent (MTOE) karbon atau sekitar 29 ton dari baseline 2010.

Sementara, dalam menjaga keanekaragaman hayati, Pertamina telah melakukan konservasi selama lima tahun terakhir. Adapun konservasi dilakukan pada sekitar 30 spesies hewan endemik dan 24 spesies tanaman yang sebagian besar berstatus hampir punah.

Lalu, pada penerapan GCG, Pertamina mengantongi sertifikasi Sistem Manajemen Anti-Penyuapan pada awal 2022. Pencapaian ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam menerapkan tata kerja yang bersih.

Pertamina pun telah menerima skor ESG 28,1 dari Sustainalytics pada 2021. Angka ini menunjukkan tingkat risiko sedang yang sejajar dengan perusahaan energi lainnya, seperti Repsol dan Ente Nazionale Idrocarburi (ENI).

Tak hanya itu, World Benchmarking Alliance (WBA) juga menempatkan Pertamina pada ranking 49 dari 100 perusahaan minyak dan gas bumi (migas) di seluruh dunia pada topik Climate and Energy WBA.

Atas seluruh pencapaian tersebut, Emma mengatakan bahwa pihaknya mendorong seluruh subholding dan afiliasi Pertamina untuk meningkatkan implementasi aspek ESG.

“Dengan demikian, berbagai program operasional dan bisnis perusahaan dapat menerapkan kaidah yang berlaku sesuai bestpractice ESG," ujar Emma.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com