Advertorial

Era Peralihan Teknologi, Xi'an Jiaotong-Liverpool University Siapkan Karier Inovatif untuk Mahasiswa

Kompas.com - 12/07/2022, 08:00 WIB

KOMPAS.com – Selama 10 tahun belakangan, Asia menjelma menjadi kawasan dengan fasilitas dan sarana perkembangan teknologi yang pesat. Di benua ini, kewirausahaan dan inovasi berkembang dengan masif:

Pada 2021, Statista Research Department mencatat bahwa Asia menyumbang lebih dari 40 persen dari jumlah unicorn—perusahaan startup yang memiliki valuasi lebih dari 1 miliar dollar Amerika Serikat (AS)—yang ada di dunia. Perkembangan ini membawa angin segar bagi bisnis-bisnis yang berada di wilayah tersebut di masa depan.

Selain itu, dengan new digital technology, kerumitan bidang-bidang perdagangan internasional menjadi berkurang. Logistik, pembayaran, dan hambatan perdagangan bisnis sudah dipermudah untuk masuk ke pasar global. Perdagangan antarkawasan pun lebih kuat dan diperkirakan akan terus berkembang.

Para ahli mengatakan, China merupakan negara yang menawarkan banyak keuntungan dan perkembangan yang baik sebagai tujuan ekspor negara-negara Asia.

Maka tak heran, para pelajar dari kawasan Asia memilih untuk mengejar gelar inovatif dan kewirausahaannya di universitas internasional di China, seperti Xi'an Jiaotong-Liverpool University (XJTLU). Sebab, universitas ini memiliki banyak program, seperti program-program di XJTLU Entrepreneur College (Taicang) yang mempersiapkan mahasiswanya untuk dapat memanfaatkan peluang bisnis dan karier yang berkembang.

Program sesuai kebutuhan pasar

XJTLU Entrepreneur College (Taicang) memiliki program studi (prodi) yang kuat dalam akademik dan pengalaman praktik.

Berbagai macam prodi ditawarkan oleh XJTLU Entrepeneur College (Taicang) seperti artificial intelligence (AI), big data, intelligent manufacturing engineering, internet of things (IoT), intelligent supply chain management, cultural technology, microelectronic science andengineering, dan intelligent robotics.

Dalam perancangan kurikulum, XJTLU melibatkan banyak perusahaan terkemuka. Pelibatan ini membuat kampus tersebut mampu memberikan pelajaran yang relevan dengan realisasi kebutuhan bisnis.

Kemitraan industri-akademik tersebut membolehkan mahasiswa untuk dapat mengikuti tren teknologi dan mempersiapkan diri untuk kesuksesan karier, bahkan di bidang yang dinamis sekalipun.

Selain itu, XJTLU menyediakan program panel talks, kunjungan perusahaan, proyek pemecahan masalah berkelompok, dan magang.

Dengan program tersebut, mahasiswa dapat belajar dari banyak perusahaan, seperti Eolane Group, Bosch, Bank of China, Sugon, Haier Group, Deep Blue Technology, Siasun, dan Shanghai Institute of Microsystem and Information Technology.

Ada pula iFLYTEK, Ecovacs Robotics, HeJian Technology Corporation, AMT Group China, dan China Cultural Media Group.

Prospek masa depan

Di XJTLU Entrepreneur College (Taicang), mahasiswa memilih prodi utama (mayor) mereka. Sementara itu, ada juga prodi tambahan (minor) yang sudah ditetapkan oleh universitas, yakni Contemporary Entrepreneurialism.

Hal itu juga yang menjadi daya tarik mahasiswa dari seluruh dunia ingin menuntut ilmu hingga ke kampus tersebut.

Mahasiswi XJTLU Entrepreneur College (Taicang) tahun kedua asal Indonesia, Michelle Tsjin, mengungkapkan pengalamannya. Ia mengatakan bahwa sistem tersebut memupuk pola pikir inovatif yang akan berguna untuk kariernya ke depan, baik sebagai karyawan perusahaan maupun sebagai pengusaha.

“Kami seperti mengembangkan sebuah pola pikir bisnis,” ujar mahasiswa yang sedang menempuh BEng Data Science and Big Data Technology with Contemporary Entrepreneurialism itu.

Mahasiswa Data Science and Big Data Technology with Contemporary Entrepreneurialism XJTLU Entrepreneur College (Taicang) Adrian Hwa Heng Onn 

Dok. XJTLU Mahasiswa Data Science and Big Data Technology with Contemporary Entrepreneurialism XJTLU Entrepreneur College (Taicang) Adrian Hwa Heng Onn

Senada dengan Michelle, mahasiswi tahun kedua Prodi Big Data asal Malaysia Adrian Heng Hwa Onn menuturkan, XJTLU Entrepreneur College (Taicang) memberikan bekal pengetahuan seputar teknologi, bisnis, dan keterampilan komunikasi. Ia juga diajarkan bahasa pemrograman, seperti C++ dan Java, yang dapat memperluas prospek akademis serta kariernya.

“Mata kuliah pengantar yang beragam membuka mata saya kepada berbagai macam bidang, seperti AI dan IoT,” kata Adrian.

Ia menambahkan, program kunjungan perusahaan yang dimiliki XJTLU telah memperluas perspektifnya mengenai berbagai jenjang karier. Misalnya, pada 2021, ia mengunjungi perusahaan China terkemuka yang terkenal dengan robot pembersih rumahnya, Ecovacs Robotics. Kunjungan ini memberikannya gambaran umum tentang cara kerja industri robotika.

“Kunjungan itu lumayan membuka mata saya dan kurang lebih memberikan saya gambaran akan bagaimana industri tersebut bekerja. Saya ingat ada seorang analis data mendeskripsikan pekerjaannya dan ia merekomendasikan bidang-bidang penelitian yang dapat kami fokuskan jika ingin bekerja di bidang AI atau robotika,” ujar Adrian.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan alasannya berkuliah di China. Menurutnya, negara ini merupakan salah satu negara progresif yang paling dinamis di dunia di masa depan.

“Ke depannya, China akan menjadi sebuah negara adidaya dalam aspek ekonomi, teknologi, dan industri big data mereka memiliki masa depan yang cerah,” katanya.

Membuka pintu komunikasi

Walaupun semua program sarjana di XJTLU disampaikan dalam bahasa Inggris, universitas ini menyediakan kelas bahasa Mandarin gratis untuk seluruh mahasiswa.

Adrian memanfaatkan kesempatan tersebut untuk meningkatkan keterampilan bahasa Mandarinnya. Pertemuan dan diskusi dengan mahasiswa China membuatnya berlatih dan mengasah kemampuan bahasanya.

"Ke depan, keterampilan ini akan berguna saat bekerja di perusahaan internasional," tambahnya.

Sementara itu, Michelle berkata, studinya di XJTLU Entrepreneur College (Taicang) telah membantunya untuk mengembangkan soft skills-nya dan mengeluarkannya dari zona nyaman. Keterampilan ini membantunya dalam mengembangkan karier di masa depan.

“Sebelumnya, saya bukanlah seorang pemimpin. Namun, sekarang, saya tahu caranya untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan saling memotivasi dengan beragam orang dari latar belakang budaya yang berbeda,” ujarnya.

Menguasai kewiraswastaan

Saat ini, XJTLU Entrepreneur College (Taicang) membuka prodi magister terbaru, yakni MSc Entrepreneurship and Innovation Masters. Prodi ini menyediakan tujuh pilihan jalur pembelajaran, yakni business; the circular economy; creative technology; enterprise governance; innovation and succession; financial technology (fintech); smart cities; dan technology transfer management.

Pada program itu, mahasiswa belajar mengidentifikasi peluang-peluang inovasi dan kewirausahaan, mengasah potensi, serta menyalurkan ide ke pasar.

Mereka juga belajar mengatur ventura inovatif dalam berbagai macam bentuk, seperti startup, proyek-proyek intrawirausaha korporat (corporate intrapreneurship projects), dan inisiatif-inisiatif dalam unit bisnis.

Sama seperti program-program S1, mahasiswa pascasarjana juga mendapatkan dukungan akademik dan praktik yang kuat dari staf akademik XJTLU dan beberapa mentor industri yang berpengalaman.

“Kami memandu Anda (mahasiswa) melalui pengembangan dari ide umum ke startup potensial atau proyek berbasis perusahaan,” tutur Direktur Program XJTLU Entrepreneur College (Taicang) Shu-Hsiang (Ava) Chen.

Program magister tersebut dapat diperoleh melalui dua cara, yakni studi paruh waktu (part-time) ataupun penuh waktu (full-time). Untuk beberapa jalur, pelajar internasional yang mendaftar untuk tahun akademik 2022/2023 akan belajar secara daring sampai peraturan perbatasan China diangkat atau dikurangi.

Sebagai informasi, pada musim panas 2022, XJTLU Entrepreneur College (Taciang) akan pindah ke kampus baru di High-Tech Development Zone of Taicang, salah satu kota tingkat kabupaten yang paling berkembang di China.

Gambar konseptual area residential XJTLU Entrepreneur College (Taicang) Dok. XJTLU Gambar konseptual area residential XJTLU Entrepreneur College (Taicang)

Terletak di pinggir kawasan Shanghai, Taicang telah menerima investasi asing dari Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang. Kota ini juga mendapat dukungan dari China.

Di Taicang, ada banyak perusahaan internasional telah beroperasi, di antaranya ExxonMobil, Bosch, dan P&G.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai XJTLU Entrepreneur College (Taicang), silakan kunjungi situs web www.xjtlu.edu.cn/taicang.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com