Advertorial

Punya Keluhan Terkait Tumor Sumsum Tulang Belakang? Segera Atasi di Mayapada Hospital

Kompas.com - 13/07/2022, 15:51 WIB

KOMPAS.com - Sumsum tulang belakang merupakan salah satu organ terpenting manusia karena terdiri dari berbagai kumpulan saraf.

Maka dari itu, kesehatan sumsum tulang belakang mesti dijaga agar terhindar dari berbagai penyakit. Salah satunya, tumor.

Dokter spesialis saraf Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS) dr Agus Yudawijaya SpS Msi Med mengatakan, tumor pada atau dekat sumsum tulang belakang dapat mengganggu komunikasi dan fungsi saraf.

Hal tersebut sangat berbahaya bila tidak diobati karena dapat menyebabkan kecacatan signifikan dan kelumpuhan permanen, bahkan mengancam jiwa.

“Tumor sumsum tulang belakang adalah massa sel abnormal yang tumbuh di antara pelindung dan permukaan selubung yang menutupi sumsum tulang belakang. Tumor tersebut dapat bersifat primer dan berkembang di dalam sumsum tulang belakang atau sekunder yang menyebar dari bagian tubuh lain,” ujar Agus dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (8/7/2022).

Agus menambahkan, umumnya, tumor primer bersifat jinak. Contoh dari tumor ini adalah tumor ekstramedular yang dapat memengaruhi sumsum tulang belakang, termasuk meningioma, neurofibroma, schwannoma, dan tumor selubung saraf.

Selain itu, tumor sumsum tulang belakang primer dapat menyerang orang dari segala usia, tetapi paling sering terjadi pada orang dewasa muda dan setengah baya.

“Sementara, tumor sumsum tulang belakang sekunder adalah penyakit yang paling umum ditemui. Penyakit ini seperti kanker dan bisa menyebar ke lokasi tubuh lain. (Kemungkinan) metastasis atau penyebaran kanker ke otak atau sumsum tulang belakang sekitar 20 persen. Tumor sekunder ini paling seringnya muncul akibat kanker paru-paru, prostat, dan payudara,” imbuhnya.

Untuk mengidentifikasi penyakit tersebut, tumor sumsum tulang belakang dibagi ke dalam tiga kelompok utama berdasarkan lokasi.

Pertama, tumor ekstradural. Tumor ini tumbuh di luar dura mater (membran yang melindungi sumsum tulang belakang). Tumor ini biasanya berada di tulang yang mengelilingi sumsum tulang belakang. Adapun sebagian besar tumor sumsum tulang belakang bersifat ekstradural.

Kedua, tumor intradural-ekstramedular yang tumbuh di luar sumsum tulang belakang dan di dalam dura mater.

Ketiga, tumor intramedular yang tumbuh di dalam sumsum tulang belakang.

Gejala tumor sumsum tulang belakang

Tumor sumsum tulang belakang memiliki gejala, seperti nyeri punggung berat serta perubahan sensorik berupa rasa kebas, kesemutan, dan penurunan sensitivitas terhadap suhu atau sensasi dingin.

Adapun gejala yang ditimbulkan cukup bervariasi tergantung pada lokasi tumbuhnya tumor. Secara umum, gejala terjadi pada bagian tubuh dengan level yang sama atau lebih rendah dari tumor.

Biasanya, gejala muncul saat tumor mulai tumbuh dan menekan sumsum tulang belakang atau saraf. Akibatnya, aliran darah menuju sumsum tulang belakang jadi terhambat.

Selain itu, penderita juga kerap mengalami masalah motorik. Masalah ini terjadi lantaran tumor menghambat komunikasi saraf sehingga memengaruhi kondisi otot, seperti pelemahan otot progresif dan kehilangan kendali terhadap usus atau kandung kemih.

Lakukan diagnosis

Jika merasakan salah satu gejala tumor sumsum tulang belakang, sebaiknya segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan. Di sana, tenaga medis, termasuk dokter spesialis, akan langsung melakukan rangkaian pemeriksaan fisik dan meninjau riwayat medis Anda.

Adapun pemeriksaan yang dilakukan meliputi pengecekan neurologis standar, seperti gerakan mata, refleks mata, dan reaksi pupil. Lalu, pemeriksaan terkait refleks, pendengaran, sensasi, kekuatan, keseimbangan, dan koordinasi.

Setelah itu, Anda akan diarahkan untuk melakukan pemeriksaan penunjang, seperti computed tomography (CT) scan, magnetic resonance imaging (MRI), dan myelogram.

Lalu, ada juga pemeriksaan fungsi lumbal dengan mengambil sampel cairan serebrospinal. Tahapan ini bertujuan mendeteksi keberadaan sel-sel abnormal yang berpotensi menjadi penyebab tumor sumsum tulang belakang.

Bila memiliki tumor, Anda akan mendapatkan penanganan berupa biopsi. Penanganan ini bertujuan untuk mengangkat dan memeriksa tumor sekaligus mendeteksi penyakit lain yang ada.

Pengobatan di Mayapada Hospital

Untuk diketahui, keberadaan tumor sumsum tulang belakang tidak dapat dicegah. Namun, pertumbuhan ataupun penyebarannya penyakit tersebut dapat dihentikan, bahkan disembuhkan dengan pemeriksaan skrining atau deteksi dini.

Dokter spesialis bedah saraf MHJS dr Gibran Aditiara Wibawa SpBS MBA mengatakan, penangan tumor dapat dilakukan dengan melakukan pembedahan.

“Pembedahan biasanya direkomendasikan untuk tumor sumsum tulang belakang primer nonkanker dan kanker. Mayapada Hospital terus mengembangkan layanan bedah saraf, termasuk dengan menghadirkan mikroskop bedah canggih, seperti neuronavigation intraoperative dan robotic visualization system Kinevo 900 berstandar internasional,” kata Gibran.

Dengan teknologi tersebut, tambah Gibran, dokter spesialis bedah saraf dapat melakukan tindakan operasi minimal invasif untuk daerah medula spinalis dan tulang belakang yang terletak di area yang dalam dan sulit untuk dijangkau.

Dengan begitu, dokter dapat menurunkan risiko dan memaksimalkan pengambilan jaringan tumor.

Dokter spesialis bedah saraf MHJS dr Nia Yuliatri SpBS MKes menjelaskan, mikroskop tersebut juga dapat digunakan untuk penanganan gangguan pembuluh darah otak, seperti arteriovenous malformation (AVM), angioma cavernous, tumor otak, spinal, dan batang otak.

“Bisa juga untuk kasus tulang belakang, seperti microdecompression spine, anterior cervical decompression fusion (ACDF), serta pembedahan fungsional atau microvascular decompression pada kasus trigeminal neuralgia dan hemifacial spasm,” terang Nia.

Tak hanya itu, untuk memaksimal pengobatan, Mayapada Hospital juga menggunakan alat radioterapi linear accelerator (LINAC).

Alat tersebut memiliki keunggulan dalam mendistribusi sinar radiasi maksimal pada target sel kanker dan minimal pada sel jaringan sehat.

Terkait radioterapi, dokter spesialis onkologi radiasi MHJS dr Ratnawati Soediro Sp Onk Rad menjelaskan bahwa radioterapi di MHJS Jaksel didukung oleh alat dengan teknologi mutakhir terkini.

Selain itu, tenaga medis pada bidang tersebut juga terdiri dari tim profesional yang mampu melakukan advanced techniques dengan berbagai keunggulan, termasuk verifikasi 4D. Dengan begitu, pengobatan dengan radioterapi dapat dilakukan secara lebih presisi, akurat, nyaman, dan minim efek samping.

“Pesawat radioterapi LINAC dapat melakukan advanced techniques, seperti stereotactic radiosurgery (SRS) dan stereotactic radiotherapy (SRT). Untuk SRS, alat ini akan menggunakan sinar radiasi yang terfokus secara tepat dan presisi untuk mengobati tumor dan masalah lain pada otak dan tulang belakang, seperti kanker, epilepsi, trigeminal neuralgia, dan AVM,” kata Ratnawati.

Sementara pada SRT, lanjut Ratnawati, LINAC dapat melakukan radioterapi dari berbagai sudut tubuh untuk terapi tumor.

“Jadi, tumor akan menerima radiasi dosis maksimal. Sementara, jaringan di sekitarnya menerima dosis minimal,” tuturnya.

Kemoterapi tumor

Setelah menjalani perawatan bedah untuk jenis tumor tertentu, biasanya pasien akan direkomendasikan untuk melakukan kemoterapi dan diberikan obat, seperti kortikosteroid. Obat ini membantu mengurangi pembengkakan pascaoperasi dan penekanan akibat tumor.

Maka dari itu, terapi rehabilitasi mungkin diperlukan untuk membantu seseorang mendapatkan kembali kontrol dan kekuatan otot setelah radiasi atau operasi.

Hal tersebut disampaikan oleh dokter spesialis penyakit dalam sekaligus konsultan hematologi onkologi medik MHJS dr Wulyo Rajabto SpPD-KHOM.

Wulyo pun meminta agar masyarakat yang sering merasakan nyeri punggung agar mau memeriksakan kondisinya kepada fasilitas medis terdekat.

“Terutama, jika itu membuat Anda terjaga di malam hari. Bila mengalami mati rasa, kesemutan, atau kelemahan anggota tubuh, segera hubungi dokter untuk dievaluasi. Hal tersebut sangat penting bagi orang yang mempunyai riwayat kanker di keluarga,” ujar Wulyo.

Senada dengan Wulyo, dokter spesialis bedah saraf MHJS dan Mayapada Hospital Tangerang dr Roslan Yusni Hasan SpBS ingin masyarakat agar lebih peduli terhadap kesehatan. Apalagi, jika berhubungan dengan tumor sumsum tulang belakang.

“Kesembuhan pasien tumor sumsum tulang belakang tergantung pada lokasi tumornya, jenis dan ukuran saat diagnosis awal. Diagnosis dan perawatan dini sangat penting untuk memulihkan fungsi dan mencegah kerusakan permanen pada sumsum tulang belakang,” Ucap Roslan.

Sebagai informasi, Tahir Neuroscience Center dan Oncology Center Mayapada Hospital menyediakan layanan komprehensif untuk penanganan tumor otak dan kanker.

Fasilitas tersebut sudah dilengkapi dengan peralatan terkini dan tim dokter dengan multispesialisasi, mulai dari deteksi dini, diagnosis, terapi tindakan bedah, kemoterapi, imunoterapi, radioterapi, hingga rehabilitasi.

Untuk informasi lengkap terkait Mayapada Hospital, silakan kunjungi tautan berikut.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com