Advertorial

Bupati Kediri: Nilai Ekonomi Benih Lele Bisa Capai Rp 4 Triliun

Kompas.com - 14/07/2022, 14:06 WIB

KOMPAS.com – Nilai ekonomi benih lele di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mencapai Rp 1,3 triliun per tahun. Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana memprediksi, angka tersebut bisa meningkat hingga Rp 4 triliun setelah Bandara Internasional Dhoho beroperasi.

Bupati yang akrab disapa Mas Dhito tersebut mengatakan, nilai ekonomi benih lele di Kabupaten Kediri pernah mencapai Rp 4 triliun.

“Saya rasa, Kabupaten Kediri bisa kembali mencapai angka Rp 4 triliun per tahun. Angka itu masuk di catatan saya,” ujar Mas Dhito dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (14/7/2022).

Optimisme tersebut didasari jumlah pembudi daya lele yang juga besar, bahkan tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Kediri. Selain itu, konsumsi masyarakat terhadap lele juga tinggi.

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kediri Nur Hafid menambahkan, nilai ekonomi benih lele yang mencapai Rp 1,3 triliun tersebut didapatkan dari 1,3 miliar ekor benih lele.

“Sebanyak 1,3 miliar ekor benih lele tersebut dibudidayakan oleh 1.500 pembenih yang ada di Kabupaten Kediri,” katanya.

Bupati Kediri Hanindhito Himawan PramanaDok. Pemkab Kediri Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana

Lebih lanjut, Mas Dhito mengatakan, langkah strategis untuk mencapai target nilai ekonomi benih lele adalah mengoptimalkan kolaborasi dengan pemerintah pusat terkait budi daya ikan.

Adapun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri akan bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mendirikan desa sentra lele di wilayah Kabupaten Kediri.

“Pare merupakan daerah perkotaan di Kabupaten Kediri. Salah satu desa di wilayah ini akan ditetapkan sebagai republik lele. Harapannya, akan tumbuh republik-republik lele yang bisa diadopsi dan diimplementasikan di desa lain,” katanya.

Selain itu, imbuh Mas Dhito, Kabupaten Kediri juga mempunyai bibit lele unggulan, yakni Lele Mutiara. Bibit ini turut menyumbang tingginya nilai ekonomi lele.

“Lele Mutiara merupakan bibit asli yang dibuat oleh Dinas Perikanan Kabupaten Kediri. Saya yakin, Lele Mutiara bisa dikembangkan dengan masif,” ujarnya.

Hal tersebut dibenarkan oleh Hafid. Ia mengatakan, Lele Mutiara memang menjadi produk unggulan. Pasalnya, lele tersebut memiliki daya hidup yang lebih lama ketimbang jenis lele lain, seperti Sangkuriang dan Masamo.

“Selain itu, daging Lele Mutiara juga memiliki cita rasa tinggi,” ujar Hafid.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com