Advertorial

Cegah Pemanasan Global, Pertamina Dorong Kolaborasi Global Sukseskan Transisi Energi

Kompas.com - 14/07/2022, 20:06 WIB

KOMPAS.com –Pemanasan global dan perubahan iklim menjadi pekerjaan rumah bagi semua negara di dunia, baik negara maju maupun berkembang. Hal ini juga berlaku untuk perusahaan energi dan kalangan industri.

Dalam dialog “Sustainable Finance For Climate Transition” di Bali, Kamis, (14/7/2022) Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan bahwa transisi energi adalah kunci untuk mencegah bencana pemanasan global dan perubahan iklim.

Akan tetapi, kata Nicke, transisi energi tersebut tidak boleh mengganggu agenda pembangunan yang belum selesai di negara-negara berkembang. Apalagi, rata-rata konsumsi energi, pengeluaran emisi, dan pendapatan per kapita negara-negara berkembang pada umumnya berada di bawah negara maju.

“Negara-negara maju harus mendukung negara-negara berkembang dalam transisi ke energi berkelanjutan jika dunia ingin memiliki peluang untuk memenuhi target pemanasan global,” ujar Nicke dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis.

Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor energi, lanjutnya, Pertamina telah mengalokasikan capital expenditure (capex) sebesar 14 persen dari total dana investasi untuk menyukseskan transisi energi di Indonesia.

Angka tersebut jauh lebih tinggi dari rata-rata investasi perusahaan energi dunia untuk energi terbarukan yang hanya sebesar 4,3 persen.

“Mengatasi perubahan iklim merupakan salah satu strategi sustainability Pertamina, dengan target penurunan emisi 30 persen pada 2030 atau di atas target Nationally Determined Contributions (NDC) Indonesia pada 2030. Tercatat selama 2010–2020, kami telah mengurangi 6,8 juta ton CO2 Equivalent (MmtCO2E) atau 27 persen dari 26 persen baseline 2010,” kata Nicke.

Sebagai Ketua Task Force Energy, Sustainability, and Climate The Business 20 (B20), Nicke menjelaskan bahwa transisi energi harus direncanakan dengan baik. Hal ini dilakukan untuk memastikan keamanan energi dan aksesibilitas energi bagi seluruh masyarakat tetap terjaga.

“Pertamina akan mempercepat transisi energi menuju penggunaan energi yang berkelanjutan, memastikan transisi yang adil dan terjangkau, serta meningkatkan ketahanan energi,” ujarnya.

Menurut Nicke, transisi energi membutuhkan teknologi dan biaya yang besar. Maka dari itu, Pertamina terbuka untuk kemitraan dan kolaborasi sehingga mendorong inovasi serta menurunkan biaya teknologi.

“Ambisi Pertamina adalah menjadi perusahaan energi global terkemuka dan bereputasi baik serta diakui sebagai perusahaan yang menerapkan prinsip-prinsip environment, social, and governance (ESG) secara terintegrasi,” imbuh Nicke. 

Untuk diketahui, acara yang diselenggarakan secara hibrida tersebut juga dihadiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, Direktur Utama PLN Darmawan Prasojo, Direktur Utama PGE Ahmad Yunianto, dan Vice President of Jinko Solar Co Ltd Ms Dany Qian.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com