Advertorial

Edukasi Penyakit Aritmia, Eka Hospital Gelar Seminar di Surabaya

Kompas.com - 17/07/2022, 21:26 WIB

KOMPAS.com - Dalam upaya mengedukasi penyakit aritmia kepada tenaga medis dan masyarakat umum, Eka Hospital mengadakan seminar di Shangri-La Hotel Surabaya pada Jumat (15/7/2022) hingga Sabtu (16/7/2022).

Pada seminar untuk masyarakat umum, Eka Hospital menghadirkan dr Ignatius Yansen, SpJP (K), FIHA, FAsCC dan perwakilan dari National Hospital Surabaya dr Gunawan Yoga, SpJP. Adapun sesi ini mengusung tema “Mengenal Aritmia, Si Penyebab Henti Jantung”.

Kedua narasumber mengungkap sejumlah fakta mengenai aritmia pada kesempatan tersebut. Salah satunya, aritmia merupakan penyakit gangguan irama jantung yang dapat diderita semua golongan umur dan tidak mengacu pada gender tertentu.

Menurut sebuah survei, kata dr Yansen, sebanyak 2,6 juta penduduk Indonesia mengalami aritmia. Sementara, penduduk yang menderita aritmia jenis atrial fibrilasi mencapai 2,2 juta orang. Dari angka tersebut, 40 persen di antaranya berisiko mengalami stroke jika tidak mendapat penanganan medis.

Fakta lainnya, sebanyak 87 persen pasien meninggal mendadak karena aritmia. Tak heran, penyakit ini dinilai sebagai salah satu masalah kesehatan yang serius.

Pada seminar medis, Chairman of MY Cardia Eka Hospital Group Dr dr Muhammad Yamin, SpJP (K), SpPD, FACC, FSCAI memaparkan metode penanganan aritmia kepada para dokter jantung dan umum.

Adapun metode penanganan dipaparkan secara mendalam, mulai dari pengobatan hingga peralatan terapi, seperti keteter ablasi.

Dokter Yamin menjelaskan bahwa Kota Surabaya masih kekurangan tenaga medis yang mendalami penyakit aritmia. Ini menjadi salah satu alasan seminar tersebut digelar di Kota Pahlawan.

“Sekarang ini ada sekitar 42 tenaga ahli aritmia di seluruh Indonesia. Ini menandakan bahwa (tenaga ahli aritmia) masih sangat kurang bila melihat jumlah penduduk di Indonesia,” kata dr Yamin dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Minggu (17/7/2022).

Eka Hospital, lanjut dr Yamin, memiliki 5 dokter ahli aritmia. Gelaran seminar tersebut pun diharapkan dapat mencetak dan menumbuhkan tenaga ahli aritmia baru.

Sebagai salah satu rumah sakit wisata rujukan dalam penanganan aritmia, Eka Hospital juga terus berupaya mengedukasi pasien terkait penyakit tersebut.

“Banyak pasien saya yang tidak mengerti gejala penyakit aritmia yang dialami hingga akhirnya terlambat terdeteksi dan ditangani. Ini memacu saya terus melakukan edukasi dengan berbagai cara. Perlu diingat, masalah jantung begitu banyak salah satunya gangguan irama jantung yang memiliki risiko berbahaya,” imbuh dr Yansen.

Selain tenaga medis dan masyarakat umum, seminar tersebut juga dihadiri perwakilan dari asuransi, perusahaan swasta, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki), National Hospital, serta Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Seminar tersebut diharapkan dapat membuat para peserta memahami dan lebih waspada terhadap aritmia hingga cara penanganannya, mulai dari teknik konvensional, 3D mapping, hingga teknologi ablasi beku atau cryoablasi. Ada pula tindakan pemasangan alat pacu jantung untuk kasus aritmia jantung.

Sebagai informasi, tim dokter jantung Eka Hospital telah menciptakan prestasi atas keberhasilan memasang alat pacu jantung terkecil di dunia bernama Micra. Hal ini merupakan terobosan baru di dunia kedokteran, terutama di Indonesia.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com