Advertorial

Jangan Dibeda-bedakan, Setiap Bunda Punya Cara Sendiri dalam Mengasuh si Buah Hati

Kompas.com - 19/07/2022, 15:24 WIB

KOMPAS.com - Sosok Bunda berperan penting dalam sebuah keluarga. Meski tanggung jawab umumnya dikaitkan dengan kebutuhan domestik, seperti mengurus rumah dan anak, tak sedikit pula dari mereka yang ikut bekerja untuk menambah pendapatan keluarga.

Tanggung jawab tersebut kerap dilakukan secara bersamaan demi memastikan kebutuhan seluruh anggota keluarga terpenuhi.

Peran ganda tersebut tak mudah dijalankan. Akan tetapi, komentar dan kritik pedas kerap menimpa Bunda yang menjalankan dua peran sekaligus, khususnya terkait pola asuh anak. Fenomena yang disebut mom shaming ini makin meningkat pada beberapa waktu terakhir.

Biasanya, kritik mulai dialami sejak Bunda melahirkan. Beragam komentar mulai dari metode persalinan yang dipilih, pola pengasuhanproses menyusui, pelibatan peran pengasuh atau babysitter, hingga keputusan Bunda untuk kembali ke pekerjaan setelah cuti melahirkan, tak jarang membuat Bunda merasa tersudut.

Selain itu, soal tumbuh kembang si Buah Hati juga tak luput jadi bahan mom shaming. Misalnya, soal kelebihan berat badan pada anak atau sebaliknya. Jenis makanan yang diberikan pada si Buah Hati dan perubahan fisik Bunda usai melahirkan juga jadi bahan perundungan.

Pada umumnya, mom shaming dilakukan oleh orang atau kerabat terdekat, seperti orangtua, tetangga, kerabat, dan rekan kerja. Tak sedikit pula sesama orangtua melakukan mom shaming pada orangtua lain lantaran memiliki perbedaan cara pandang dalam mengasuh anak. Bahkan orang asing di media sosial.

Kritik tersebut awalnya disampaikan sebagai nasihat. Akan tetapi, hal itu justru cenderung menghakimi, bahkan membandingkan. Padahal, ujaran tersebut dapat berpengaruh pada kesehatan mental para Bunda.

Alhasil, Bunda yang menjadi korban mom shaming mengalami kecemasan berlebih. Selain itu, kepercayaannya pada diri sendiri juga berkurang karena merasa tak mampu mengasuh anak dengan baik.

Mengatasi mom shaming

Setiap Bunda memiliki cara dan kondisi yang dihadapi berbeda-beda pula dalam menerapkan pola asuh. Cara mendidik dan ekspresi ungkapan cinta kepada si Buah Hati pun tak sama.

Meski demikian, tetap saja ada tekanan sosial dan komentar dari lingkungan sekitar yang kerap membuat Bunda tidak percaya diri dan menanyakan dalam hati apakah sudah memberikan #CintaBundaSempurna kepada si Buah Hati.

Agar tindakan mom shaming tak membuat Bunda larut dalam perasaan gundah yang bisa menyebabkan stres, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Salah satunya adalah membangun rasa percaya pada diri sendiri.

Pasalnya, diri sendirilah yang tahu hal terbaik untuk si Buah Hati. Orang lain juga tak dapat memaksakan standar pola asuh karena setiap orang punya cara berbeda dalam membesarkan si Buah Hati.

Sebagai contoh, Bunda yang bekerja sekaligus mengurus si Buah Hati. Sebelum bekerja, Bunda harus menyiapkan kebutuhan anak terlebih dahulu, mulai dari menyiapkan menu makan harian, susu, hingga mengantarkan si Buah Hati ke daycare.

Setelah itu, Bunda berangkat ke kantor menjalankan kewajiban sebagai pekerja. Di sela bekerja, Bunda juga harus memastikan kondisi si Buah Hati tetap aman dan kebutuhannya terpenuhi. 

Berstatus sebagai ibu rumah tangga sekaligus pekerja bukan berarti abai terhadap tumbuh kembang anak. Sebagai tanda #CintaBundaSempurna, Bunda akan melakukan apa pun untuk si Buah Hati.

Demikian pula dengan Bunda yang penuh waktu mengasuh anak di rumah juga punya cara berbeda dalam memberikan yang terbaik bagi si Buah Hati.

Hal yang tak kalah penting adalah ceritakan kepada suami tentang mom shaming yang didapat. Hal ini bisa meringankan beban pikiran negatif sehingga rasa bersalah dan tertekan bisa diminimalkan.

Ucapan atau komentar buruk yang dilontarkan oleh orang lain pun tak perlu ditanggapi, khususnya yang bersifat negatif dengan tujuan untuk menjatuhkan.

Cinta bunda sempurna

Seiring peningkatan mom shaming, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun ranah maya, dukungan sosial dan psikologis bagi Bunda juga terus mengalir.

Berbagai platform dan grup bagi para ibu juga semakin berkembang, baik yang diprakarsai oleh individu, komunitas, maupun brand seperti DANCOW FortiGro. Selain sebagai support system, platform tersebut juga menjadi ruang bertukar informasi terkait kehamilan dan tumbuh kembang si Buah Hati.

Pada komunitas tersebut, para Bunda juga dapat saling memberi dukungan manakala menghadapi mom shaming. Selain mendapat ilmu tentang pengasuhan anak, Bunda juga dapat memiliki circle yang sehat.

Dalam mengasuh anak, tiap Bunda tentu memiliki kekurangan dan ketidaksempurnaan. Meski begitu, DANCOW FortiGro senantiasa mendukung #CintaBundaSempurna pada si Buah Hati.

Untuk mendukung Bunda memberikan yang terbaik bagi si Buah Hati, DANCOW FortiGro hadir di samping Bunda. DANCOW FortiGro juga percaya bahwa #CintaBundaSempurna tidak mengenal batas ruang dan waktu dan diterjemahkan dengan cara-cara yang luar biasa.

Salah satunya, dengan melengkapi kebutuhan asupan gizi si Buah Hati dengan memberikan susu DANCOW FortiGro.

Untuk diketahui, DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi anak usia sekolah 6-12 tahun.

Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental serta mendukung imunitas anak.

Segelas susu DANCOW FortiGro mengandung zat gizi untuk mendukung proses belajar, seperti vitamin B1, B2, B3, B6, serta omega 6 dan DHA (khusus varian instan kemasan box). Selain itu, DANCOW FortiGroo juga mengandung zat gizi pendukung daya tahan tubuh, seperti zat besi, zink, vitamin A, C, dan D. Kandungan zat gizi untuk membantu pertumbuhan, seperti protein dan kalsium juga terdapat dalam susu ini.

Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap dapat membantu memenuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi. Kini, tersedia dalam tiga macam varian, yaitu instan, cokelat, dan full cream.

Selain itu, DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa cokelat, stroberi, dan vanilla dengan rasa yang disukai Si Buah Hati. DANCOW FortiGro UHT praktis dikonsumsi anak di sela-sela aktivitasnya di sekolah ataupun di rumah.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com