Advertorial

Koneksikan Saluran dengan Riol Belanda, Cara Pemkot Surabaya Atasi Genangan Pusat Kota

Kompas.com - 22/07/2022, 21:21 WIB

KOMPAS.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jawa Timur (Jatim) tengah mengatasi masalah genangan air yang menjadi salah satu agenda prioritas kerja pada 2022. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pun meninjau langsung pengerjaan pelebaran dan pembuatan crossing saluran di kawasan pusat Kota Surabaya, Senin (18/7/2022).

Kawasan di pusat kota juga telah dipetakan dan digarap penyelesaiannya. Penggarapan tersebut meliputi pengerukan sedimen, pelebaran dan pendalaman drainase, serta mengkoneksikan saluran.

Dari hasil pemetaan, Pemkot Surabaya telah mengantongi sejumlah wilayah yang kerap mengalami masalah genangan ketika hujan datang. Pemetaan tersebut dilakukan mulai dari luas wilayah yang terdampak hingga elevasi genangan.

Selain itu, penambahan infrastruktur crossing saluran juga mulai dikerjakan. Titik lokasinya ada di Jalan Panglima Sudirman–Jalan Embong Kenongo dan Jalan Simpang Pojok–Jalan Simpang Dukuh.

Sebagai informasi, peninjauan dilakukan oleh sejumlah pejabat terkait di lingkup Pemkot Surabaya. Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Lilik Arijanto, juga terlibat dalam peninjauan ini.

Selain peninjauan, Wali Kota Eri Cahyadi juga berdiskusi langsung dengan jajarannya di lokasi. Diskusi dilakukan untuk memastikan pekerjaan sesuai dengan rencana.

“Hari ini, kami sudah mulai mengerjakan titik-titik yang ada genangan,” kata Eri dalam keterangn yang diterima Kompas.com, Jumat (22/7/2022).

Berdasarkan peninjauan tersebut, Eri menjelaskan, terdapat gorong-gorong atau riol Belanda di Jalan Panglima Sudirman.

Sebagai informasi, riol Belanda berfungsi untuk mengalirkan air hujan di pusat kota, seperti di kawasan Jalan Panglima Sudirman–Jalan Basuki Rachmat.

Masalahnya, setelah pembangunan box culvert di bawah pedestrian di kawasan tersebut, riol Belanda itu justru tidak difungsikan.

Saluran Embung KenongoDok Pemkot Surabaya Saluran Embung Kenongo

Setelah dibangun pedestrian, air di kawasan Jalan Taman Apsari (Arca Joko Dolog) dan Jalan Embong Kenongo jadi mengalir ke arah utara atau Pompa Grahadi.

“Jadi, tidak ada bebannya di riol Jalan Embong Kenongo. Sebelum pedestrian dibangun, airnya rata. Ketika dibuat pedestrian besar, tidak dimasukkan ke riol Jalan Embong Kenongo,” ujarnya.

Ia mengatakan bahwa saluran berukuran dua meter di Jalan Panglima Sudirman ke Jalan Embong Kenongo juga mengecil hingga 60 sentimeter. Oleh karena itu, pelebaran saluran di Jalan Embong Kenongo pun menjadi salah satu prioritas yang sedang digarap Pemkot Surabaya.

“Kami akan buat riol berukuran dua meter dari Jalan Kayoon sampai ke Jalan Panglima Sudirman,” ucap Eri.

Upaya mengatasi genangan di kawasan pusat kota juga akan dilakukan dari Jalan Taman Apsari (Arca Joko Dolog). Rencananya, aliran air akan dibagi menjadi dua sisi.

Pertama, air dialirkan menuju Pompa Grahadi. Kedua, dialirkan melintasi saluran di Jalan Simpang Pojok dan crossing di ruas Jalan Gubernur Suryo menuju Rumah Pompa Kenari.

“Pembagian aliran dilakukan agar air yang ada di sekitaran Arca Joko Dolog tidak terlalu terbebani. Jadi, air bisa masuk ke Rumah Pompa Kenari atau Pompa Grahadi,” jelas Eri.

Ketika peninjauan di Jalan Kenari, Eri juga masuk ke dalam riol Belanda yang ada di bawah pedestrian. Dalam kegiatan itu, Eri menemukan saluran box culvert justru lebih kecil ketimbang riol Belanda.

“Berarti, saat ini, box culvert yang sudah terbangun belum terhubung semua. Padahal kalau dilihat dari atas, seperti sudah terhubung,” imbuh Eri.

Dengan ditemukannya masalah tersebut, Pemkot Surabaya memprioritaskan pengerjaan pelebaran dan penghubungan saluran dengan riol Belanda di bawah pedestrian. Selain itu, pembangunan crossing baru juga akan menjadi prioritas.

Pemkot Surabaya juga akan melakukan pelebaran saluran pedestrian di kawasan Jalan Praban. Sebab, menurut Eri, riol Belanda di kawasan Jalan Tidar–Jalan Kranggan–Jalan Praban seharusnya terkoneksi menuju rumah Pompa Kenari.

“Ini yang akan kami perbaiki, seperti riol Belanda yang ada di Jalan Kenari. Kenapa banjir? Karena box culvert tidak terhubung ke arah riol Belanda,” tuturnya.

Eri menegaskan, di bawah pedestrian terdapat riol. Namun, sayangnya tertutup box culvert.

Melihat permasalahan yang ditemukan di lapangan, Eri telah meminta DSDABM Kota Surabaya melakukan evaluasi ketika membangun box culvert. Eri meminta agar pihak DSDABM dapat memanfaatkan riol Belanda untuk membangun box culvert di atasnya.

“Jadi, seharusnya box culvert ditinggikan, tapi bagian bawah harus dibongkar sampai terkoneksi ke riol. Tinggi box culvert harus ditambah dua meter ditambah dengan tinggi riol tiga meter,” imbuh Eri.

Pengerjaan dua crossing saluran dilakukan Pemkot Surabaya melalui lelang. Pemkot Surabaya telah menyiapkan anggaran mencapai Rp 15,4 miliar khusus untuk pengerjaan di Jalan Embong Kenongo hingga Jalan Panglima Sudirman,

Sementara itu, pengerjaan crossing saluran di ruas Jalan Gubernur dianggarkan Rp 3,7 miliar.

“Ketika sudah ada pedestrian yang sudah ada riol di bawahnya, kami lakukan dengan cara swakelola. Akan tetapi, untuk pembuatan jalan, crossing saluran akan menggunakan anggaran,” tambah Eri.

Pengerjaan crossing saluran ditargetkan selesai pada Desember 2022. Eri meminta pihak kontraktor agar memastikan semua saluran telah terhubung sebelum pembangunannya rampung.

“Curah hujan pada Desember tinggi. Jika bagian atas belum 100 persen selesai, paling tidak salurannya sudah terhubung,” tegas Eri.

Di samping penangan banjir di kawasan pusat kota, Eri juga akan menyelesaikan masalah serupa di lokasi lain, seperti di wilayah Surabaya Selatan, yaitu kawasan Gayungan–Jambangan.

Pemkot Surabaya tengah membangun bozem sebagai tempat penampungan air di dekat aquatic Jambangan. Fokus Pemkot Surabaya dalam penanganan genangan bukan hanya di satu titik, melainkan berdasarkan wilayah.

Oleh sebab itu, penanganan genangan di kawasan Surabaya Selatan akan dilakukan mulai dari Jambangan, Gayungan, Jemursari, Rungkut, hingga Medokan Ayu Surabaya.

“Insyaallah, pengerjaan di kawasan selatan juga akan selesai pada Desember 2022. Pengerjaan akan dimulai dari Ketintang sampai Gayungsari, Injoko, hingga ke Kawasan Industri Sier dan Dharmawangsa,” tutur Eri.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com