Advertorial

Serius Kembangkan Kawasan Wisata Mangrove Pertama di Semarang, Pertamina Ajak Kelompok Binaan Belajar ke Indramayu

Kompas.com - 28/07/2022, 08:14 WIB

KOMPAS.com – Pertamina menunjukkan keseriusannya dalam mengembangkan kawasan wisata edukasi mangrove pertama di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), tepatnya di Dusun Tambakrejo, Kelurahan Tanjung Emas, Kecamatan Semarang Utara.

Keseriusan tersebut diperlihatkan lewat kegiatan studi banding oleh kelompok masyarakat yang tergabung dalam program corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) milik Pertamina.

Adapun studi banding dilakukan ke lokasi Wisata Mangrove Karangsong, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Rabu (20/7/2022) hingga Jumat (22/7/2022).

Area Manager Communication, Relations, and CSR Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga Brasto Galih Nugroho mengatakan, kegiatan tersebut diikuti oleh sekitar 30 orang. Peserta merupakan anggota Kelompok Peduli Lingkungan Camar dan Kelompok Usaha Bersama Merah Delima.

Kedua kelompok usaha tersebut, kata Brasto, merupakan pengelola kawasan wisata edukasi Mangrove Tambakrejo, Semarang. Keduanya juga menjadi binaan unit usaha Pertamina yang ada di sekitar kawasan tersebut, yaitu Integrated Terminal Semarang.

“Kelompok Camar fokus kepada kegiatan pelestarian tanaman mangrove. Sementara, kelompok Merah Delima berfokus pada kegiatan usaha produk olahan mangrove,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (27/7/2022).

Brasto melanjutkan, kunjungan studi banding ke kawasan wisata mangrove di Karangsong merupakan salah satu bentuk peningkatan kapasitas masyarakat dalam mengelola tanaman mangrove. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk pelestarian alam, tetapi juga untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.

Studi banding kelompok binaan Pertamina ke Wisata Mangrove Karangsong, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Rabu (20/7/2022) hingga Jumat (22/7/2022) 

Dok. Pertamina Studi banding kelompok binaan Pertamina ke Wisata Mangrove Karangsong, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Rabu (20/7/2022) hingga Jumat (22/7/2022)

Pemilihan Wisata Mangrove Karangsong sebagai lokasi studi banding pun bukan tanpa alasan. Kata Brasto, kawasan wisata tersebut merupakan salah satu desa wisata mangrove terbaik di Indonesia. Pengelolaannya berbasis pemberdayaan kelompok masyarakat melalui program CSR dari Refinery Unit Balongan PT Kilang Pertamina Internasional.

“Selain itu, lokasi Kawasan Wisata Mangrove Karangsong dan Tambakrejo memiliki kesamaan geografis, yaitu sama-sama berada di sisi utara Pulau Jawa. Dengan demikian, karakteristik alam kedua kawasan mangrove ini kemungkinan tidak jauh berbeda,” ujarnya.

Ketua Kelompok Peduli Lingkungan Camar Juraimi menceritakan pengalamannya pada kegiatan studi banding. Ia mengaku senang dapat mempelajari banyak hal terkait pengelolaan tanaman mangrove yang mampu memberikan keuntungan ekonomi.

“Ternyata, dari tanaman mangrove yang ditanam, ada banyak olahan produk yang memiliki nilai jual, seperti dodol, keripik peyek, kopi, nuget, sirup, dan wedang,” ujar Juraimi.

Melalui kegiatan studi banding, Brasto berharap, kelompok binaan Pertamina dapat menyerap ilmu pengetahuan dan pengalaman tentang teknik penanaman dan pemeliharaan mangrove yang benar. Dengan demikian, inovasi dalam mengembangkan produk olahan turunan mangrove bisa dijadikan tambahan pendapatan.

Komitmen terhadap serapan karbon

Studi banding kelompok binaan Pertamina ke Wisata Mangrove Karangsong, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Rabu (20/7/2022) hingga Jumat (22/7/2022) 

Dok. Pertamina Studi banding kelompok binaan Pertamina ke Wisata Mangrove Karangsong, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Rabu (20/7/2022) hingga Jumat (22/7/2022)

Brasto menjelaskan, program studi banding yang digelar merupakan wujud penerapan komitmen environment, social, and governance (ESG) yang dijalankan Pertamina.

Selain itu, ujarnya, program tersebut juga merupakan wujud kontribusi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs). Utamanya, pada poin 8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, poin 13 tentang Penanganan Perubahan Iklim, dan poin 14 tentang Ekosistem Lautan.

Adapun program CSR Wisata Mangrove Tambakrejo telah dirintis sejak 2018. Sejak didirikan, tempat wisata ini telah melakukan kegiatan penanaman dan pemeliharaan mangrove secara berkala. Hingga saat ini, terdapat sekitar 25.000 batang di lahan mangrove seluas dua hektare tersebut.

Brasto melanjutkan, pendirian wisata tersebut juga memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi alam. Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Sucofindo pada 2021, kawasan tersebut berhasil menyerap karbon sebesar 76,5 ton karbon dioksida (CO2) per tahun.

“Selain itu, penanaman mangrove juga berperan penting dalam mencegah abrasi di kawasan sekitar pantai,” jelas Brasto.

Pada 2021, Kawasan Mangrove Tambakrejo mulai dibuka sebagai satu-satunya wisata mangrove yang ada di Semarang. Kawasan ini juga menyediakan berbagai fasilitas, seperti jalur pejalan kaki (jogging track) sepanjang lebih kurang 200 meter (m).

“Selain dapat menikmati keindahan alam, pengunjung juga dapat mempelajari jenis-jenis tanaman mangrove sebagai bentuk keanekaragaman hayati yang dijalankan oleh Pertamina dan masyarakat sekitar,” ujar Brasto.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com